Kamis, 19 Januari 2012

PEMBINAAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Oleh,

MOH. BADRUS SOLICHIN
NIM. 080210402002










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
DESEMBER 2011

SOAL DAN JAWABAN
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembinaan bahasa Indonesia secara tersurat, tersirat, dan tersorot? Mengapa demikian?
Jawab:
Ø  Pembinaan bahasa Indonesia secara tersurat merupakan suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.
Ø  Pembinaan bahasa Indonesia secara tersirat merupakan suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Ø  Pembinaan bahasa Indonesia secara tersorot merupakan suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu.
Ø  Mengapa demikian?
Karena pembinaan bahasa adalah suatu proses atau tindakan yang secara efisien, efektif dan bertahap dengan tujuan untuk mewujudkan perubahan dan menyempurnakan bahasa Indonesia agar lebih baik. Selain itu, proses pembinaan bahasa Indonesia merupakan usaha sadar, terencana, dan  sistematis terhadap pemakai bahasa Indonesia agar dapat memiliki penguasaan yang memadai terhadap penggunaan bahasa Indonesia.

2.      Baca karya ilmiah/skripsi tentang bahasa Indonesia!
Judul Skripsi:
KEMAMPUAN  MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA
OLEH SISWA KELAS I SMPN 1 KECAMATAN SEUNAGAN
KABUPATEN NAGAN RAYA

Penyusun: Muliadi (0361210021) Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Syiah Kuala


 
 












a)      Resumlah khusus BAB I!
Jawab:
Kemampuan berbahasa berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya.
Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Tujuan pembelajaran menulis belum dicapai secara maksimal oleh siswa. Salah satu penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan pembelajaran menulis yaitu rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca.
Tes kemampuan menulis dapat divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bagan. Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan narasi akan membantu siswa untuk  menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi  siswa dalam  menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat. Dalam penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis, terutama mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara.

b)      Ikhtisarkan pokok pikiran yang terdapat dalam BAB tersebut!
Jawab:
Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif yang dapat divariasikan ke dalam berbagai bentuk. Tekniknya disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bangan. Dari data-data tersebut, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Dengan melakukan kegiatan seperti ini, siswa terlatih untuk mengembangkan logika, daya imajinasi, dan kemampuan menggunakan bahasa yang benar. Di dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara menyangkut aspek substansi dan aspek kebahasaan ketika siswa menghasilkan tulisan.

c)      Analisislah dari sudut pandang pembinaan bahasa Indonesia!
Jawab:
Skripsi yang berjudul “Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi Berdasarkan Teks Wawancara Oleh Siswa Kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya”, dari hasil analisis berdasarkan pembinaan Bahasa Indonesia diperoleh bahwa penelitian tersebut sudah mewakili usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik kepada siswa di dalam penguasaan materi pembelajaran bahasa Indonesia. Ketercapaian ini juga sesuai tujuan yang dicapai dalam penelitian yaitu, mendeskripsikan kemampuan menulis serta kemampuan mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut selaras dengan upaya utama dalam pembinaan bahasa Indonesia yang mewajibkan penuturnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.

3.      Baca buku sejarah perkembangan bahasa Indonesia!
Judul: Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Penulis: Ibnu Hasan Hasibuan
Diterbitkan:Gunadarma Press (2011)

 
 








a)      Ikhtisarkan pokok pikiran yang terdapat dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia tersebut!
Jawab:
Bahasa Indonesia adalah salah satu kebanggaan bangsa, sebab-sebabnya sangat jelas, tanpa bahasa nasional itu, kemerdekaan tidak akan tercapai dan persatuan bangsa tidak akan tergalang. Namun, tampaknya kebanggaan itu tidak di sertai sikap kritik untuk menelaah bagaimana hal itu dapat terjadi dan apa yang dapat kita petik sebagai pengalaman kemajuan bangsa pada masa-masa yang akan datang. Dengan kata lain, kajian tentang sejarah bangsa Indonesia masi kurang atau tidak sungguh-sungguh diminati orang,maka dengan makalah ini akan mengarang tentang sejarah bahasa Indonesia tersebut, yang mulai di gunakan pertamakali pada sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928.
Alasan bahasa melayu Indonesia dipilih menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang menggembirakan dibandingkan dengan bahasa lain yang dapat dicalonkan menjadi bahasa nasional, yaitu bahasa jawa (yang menjadi bahasa ibu bagisekitar setengah penduduk Indonesia). Faktor yang paling utama adalah bahwa bahasa melayu mempunyai sejara yang panjang sebagai ligua France. Dari sumber-sumber China kuno dan kemudian juga dari sumber Persia dan Arab, kita ketahui bahwa kerajaan Sriwijaya di sumatera Timur paling tidak sejak abad ke -7 merupakan pusat internasional pembelajaran agama Budha serta sebuah negara yang maju yang perdagangannya didasarkan pada perdagangan antara Cina, India dan pulau-pulau di Asia Tenggara.
Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno. Bahasa melayu kuno itu hanya dipakai pada zaman sriwijaya saja karena di jawa tengah (Banda Suli) juga ditemuka prasasti berangka tahun 832 M dan dibogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa melayu kuno.

b)      Analisislah dari sudut pandang psikologi perkembangan bahasa. Jelaskan!
Jawab:
Psikologi bahasa merupakan ilmu yang menguraikan proses‑proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak, 1987: 1). Pengertian di atas menjadi dasar dalam hal mengkaji studi psikologi perkembangan bahasa yang telah berhasil mencerahkan hubungan bahasa dengan proses mental pada saat proses resepsi dan produksi bahasa terjadi. Proses resepsi meliputi aktivitas menyimak dan membaca; sedangkan proses produksi meliputi aktivitas berbicara dan menulis. Keempat aktivitas tersebut sering disebut empat keterampilan berbahasa. Manfaat berbagai temuan studi Psikolinguistik terhadap pembelajaran keempat aktivitas tersebut dikemukakan pada kegiatan pemerolehan bahasa. Sangat jelas bahwa perkembangan bahasa secara dinamis akan mengalami ketercapaian tujuan dan fungsi, terjadi ketika pengguna bahasa menggunakan struktur bahasa secara baik dan benar. Dan proses ini dilandasi oleh kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa.

c)      Atas dasar uraian tersebut, rumuskan konsep tentang “komunitas pengguna bahasa Indonesia”. Apakah di masyarakat Indonesia komunitas tersebut sudah terbentuk? Mengapa demikian?
Jawab:
Adanya komunitas bahasa di Indonesia sudahlah tidak menjadi hal baru bagi kalangan pengguna bahasa Indonesia. Komunitas-komunitas bahasa Indonesia ini terbentuk atas kepedulian mereka terhadap perkembangan dan pelestarian bahasa Indonesia.
Komunitas ini biasanya dibentuk untuk menampung segala pendapat, ulasan, kritikan, masukan, saran, dan catatan tentang penggunaan bahasa Indonesia sebagai perwujudan rasa cinta pengguna bahasa Indonesia.
Selain itu adanya sebuah komunitas pengguna bahasa yang satu dengan yang lain akan mudah berkomunikasi dan menjalin persaudaraan dan hal ini sudah tidak dapat dipungkiri, karena lambat laun penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat memprihatinkan. Permasalahanpun bisa terjadi kapanpun, pemakai bahasa Indonesia yang penggunaan bahasa Indonesianya tidak sesuai dengan kaidah BI. Inikah indikasi bahwa BI mulai luntur di mata penuturnya? Sehingga sebagai bangsa yang mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sudah selayaknya pengguna mulai mulai berubah dan memperbaiki kesalahan yang sudah ada.

4.      Jelaskan peranan bahasa Indonesia dan guru bahasa Indonesia di sekolah pada pendidikan IPTEK, Kesenian, dan Agama!
Jawab:
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Karena kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sehingga harus dikenalkan kepada penggunanya sedini mungkin. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Ketercapaian keterampilan berbahasa ini diharapkan sebagai alat penopang siswa di dalam mempelajari pendidikan IPTEK, Kesenian, dan Agama.
Peran dari guru Bahasa Indonesia juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yang langsung berhubungan dengan aspek pembelajaran menulis, kosakata, berbicara, membaca, dan kebahasaan. Guru juga harus selalu melakukan refleksi agar tujuan pembelajaran berbahasa Indonesia dapat tercapai.
Selain itu, siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang mendukung pengembangan minat baca, menulis dan apreasi sastra. Untuk itu, diperlukan buku-buku bacaan dan majalah sastra (Horison) yang berjalin dengan pengayaan bahan pengajaran Bahasa Indonesia. Kurangnya buku-buku pegangan bagi guru, terutama karya-karya sastra mutakhir (terbaru) dan buku acuan yang representatif merupakan kendala tersendiri bagi para guru. Koleksi buku di perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan salah satu hambatan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah perpustakaan sekolah hanya berisi buku paket yang membuat siswa malas mengembangkan minat baca dan wawasan mereka lebih jauh.


DAFTAR BACAAN


Abdul Hamid, Fuad. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Depdikbud.

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Husain, Abdul Razak. 1995. Inilah Bahasa Indonesia Baku : Solo. Aneka

Moeliono, Anton: 1985. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Simanjuntak, Mangantar. 1990. Psikolinguistik Perkembangan: Teori teori Pemerolehan Fonologi. Jakarta: Gaya Media Pratama.


PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM IPTEK DAN IPTAK


NAMA: MOH. BADRUS SOLICHIN
NIM: 080210402002
TUGAS RESUM

PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM IPTEK DAN IPTAK

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kegiatan keagamaan.
A.      BAHASA INDONESIA DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bahasa indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk kepentingan nasional kita. Dalam karya sastra terdapat pengetahuan dan nilai-nilai spiritual kultural, maka di dalam buku-buku ilmu pengetahuan terdapat ilmu penegtahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu. Hanya dnegan bahasanya kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Ilmu pengetahuan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan Inggris. Perkembangan bahasa Inggris seimbang dengan perkembangan ilmu penegtahuannya. Hal tersebut disebabkan buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi menggunakan bahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik pada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia selalu ketinggalan, perkembangannya tak selaju perkembangan budaya bangsanya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu penegtahuan.
Bagi bangsa Indonesia, sebagai besar ilmu pengetahuan masih asing. Untuk itu, bangsa Indonesia perlu membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat. Menurut Amran Halim (dalam Bakry, 1981: 179) kesalahan tersebut bukan disebabkan kemiskinan bahasa. Artinya, hal tersebut bukan disebabkan oleh ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahsa Indoenasia dalam hal peristilahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Usaha lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara kita harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indoenasi itu, pasti akan ada kemajuan pesat di bidang ilmu penegtahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah. Berarti pula bahasa Indonesia mampu duduk sejajar dengan bahasa-bahasa modern lain, sejajar dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman.
B.       BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN
Dewasa ini bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas keagamaan sebagai alat/sarana komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat. Dengan  bahasa, apa lagi agama Budha dipelajari dan disebarkan dari ibu kota Sriwijaya kalau tidak dengan bahasa wilayah itu juga, bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa Sriwijaya. Setelah agama Islam masuk wilayah Asia Tenggara, tak dapat diragukan lagi bahwa bahasa Melayu juga ikut memegang pearanan penting untuk penyebarannya agama ke daerah-daerah yang jauh.
Demikian pula dengan bahasa portugis, bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia, dalam usaha perdaagangan dan misinya menyebarkan agama di Kepulauan Maluku, juga menggunakan bahasa Melayu bukan bahasa Portugis dan pula bahasa setempat sebagai bahasa pengantar. Atas dasar itu, kiranya tidak sa;lah bila disimpulkan bahwa sudah sejak dulu bahasa Indonesia atau bahasa Melayu menjadi bahas pengantar bagi penyebaran agama di wilayah Indonesia dan bahkan di wilayah Asia Tenggara.

C. BAHASA INDONESIA DALAM KOMUNIKASI KEAGAMAAN
Kegiatan keagamaan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi juga sudah ada sejak lama sekali. Adanya mantra-mantra yang sampai  sekarang masih dikenal orang, menunjukkan bukti kegiatan itu. Para ahli berpendapat bahwa mantra-mantra itu sudah ada sejak sebelum agama Islam dating ke aiandonesia, bahkan sebelum agama Hindu dan Budha. Mantra-mantra itu diajarakan oleh guru kepada murid, oleh generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Tentu saja semuanya masih serba lisan sebab lisan sebab tulisan pada saat itu belum dikenal.
Hal itu menjadi salah satu bukti bahwa pada saat itu bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana komunikasi keagamaan. Jika komunikasi keagamaan tersebut dapat juga ditafsirkan bukan hanya komunikasi dari manusia kepada Tuhan, dan sebaiknya, tetapi juga dari manusia kepada manusia kepada manusia sepanjang masih dalam rangka kegiatan keagamaan, maka saat tersebut juga dapat menjadi buktinya. Kira-kira pada permulaan tarikh Masehi datanglah agama Hindu dan Budha dari India. Di tanah aslinya bahasa yang digunakan dalam komunikasi untuk kedua agama itu ialah bahasa Sansakerta untuk agama Hindu dan bahasa Pali untuk agama Budha. Untuk penyebarannya ke daerah lain, bantuan bahasa setempat sangatlah diperlukan.
I Tsing seorang musafir Cina, yang juga penulis, berkunjung ke Sriwijaya pada abad ketujuh mengatakan bahwa bahasa Kwunlun (K’un-lun) adalah bahasa agama Budha yang penting di kawasan Asia Tenggara. Apa yang dimaksud dengan bahasa Kwunlun oleh I Tsing tidak lain adalah bahasa Indonesia atau bahasa Melayu. Bahasa negara Sriwijaya adalah bahasa Indonesia atau bahasa Melayu, dengan sendirinya bahasa itu memberikan sumbangan yang besar dalam penyiaran agama itu ke daerah – daerah lain. Selanjutnya, ketika agama Islam dating ke kawasan Asia Tenggara, bahasa setempat pertama – tama berkenalan dengan agama itu adalah bahasa Indonesia juga. Dari Kerajaan Samudra, agama Islam kemudian berkembang ke Malaka dan dari Malaka itulah kemudian Islam berkembang ke wiayah Indonesia lainnya. Memang dalam perkembangannya kemudian, bahasa Indonesia bukan merupakan bahasa yang tunggal untuk penyiaran agama Islam di Indonesia sebab ada pula bahasa Jawa yang dipakai di Pulau Jawa untuk orang – orang yang berbahasa Jawa, Sunda, Madura, serta bahasa Bugis dan Makasar untuk penduduk di wilayah timur. Walaupun demikian bahasa Indonesia tetap memegang peranan yang terpenting.
Betapa pun pentingnya peranan bahasa Indonesia untuk sarana komunikasi keagamaan dapat dibuktikan dari perbandingan jumlah kata pinjaman dari kedua bahasa agama itu, bahasa Sansekerta dan bahasa Arab.
Ketika dating agama Kristen, baik Katolik maupun Protestan yang dibawa oleh orang Eropa, bahasa Indonesia juga menjadi bahasa pembuka jalan untuk penyiarannya ke wilayah Indonesia lainnya. Kitab Injil dalam bahasa setempat yang pertama terbit juga dalam bahasa Indonesia.
Demikian juga halnya, banyak tempat ibadah yang dalam waktu – waktu yang lalu hanya menyelenggarakan khotbah – khotbahnya dalam bahasa daerah atau bahasa lainnya, sekarang sudah menggunakan bahasa Indonesia. Juga lembaga pendidikan keagamaan tradisional, yaitu pondok pesantren yang dulu hanya menggunakan ahasa daerah sebagai bahasa pengantar dan bahasa pergaulan, sekarang sudah banyak yang menggunakan bahasa Indonesia. Buku – buku keagamaan dalam bahasa Indonesia juga makin banyak yang diterbitkan, termasuk penerjemah kitab – kitab suci. Pengarangnya menginginkan agar buku – bukunya dibaca oleh sebanyak – banyaknya orang. Itu hanya dapat dicapai kalau buku – buku yang diterbitkan dituls dalam bahasa Indonesia, bukan bahasa daerah atau bahasa asing.
Menurut catatan, dari sekian jumlah penerbitan akhir – akhir ini sebagian besar merupakan buku – buku agama (terutama Islam). Ini mempunyai arti bahwa penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi keagamaan akan meningkat sesuai dengan perkembangan dan kemajuan bangsa.


ANALISIS WACANA DALAM JUAL BELI DI TOKO BAGUS ONLINE DITINJAU DARI ASPEK DIKSI DAN KESANTUNAN


BAB 1. PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam penelitian suatu masalah sosial, dan analisis wacana adalah salah satu metode yang dapat dilakukan. Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh analisis isi konvensional dengan paradigma positif atau konstruktivisnya. Analisis Wacana akan memungkinkan untuk memperlihatkan motivasi yang tersembunyi di belakang sebuah teks atau di belakang pilihan metode penelitian tertentu untuk menafsirkan teks.
Fokus dari analisis wacana adalah setiap bentuk tertulis atau bahasa lisan, seperti percakapan atau artikel koran. Topik utama yang menjadi pokok dalam analisis wacana adalah struktur sosial yang mendasarinya, yang dapat diasumsikan atau dimainkan dalam percakapan atau teks. Ini menyangkut alat dan strategi yang dipakai orang ketika terlibat dalam komunikasi, seperti memperlambat suatu pidato untuk penekanan, penggunaan metafora, pilihan kata-kata tertentu untuk menampilkan mempengaruhi, dan sebagainya. Suatu wacana dituntut memiiki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam sutau organisasi kewacanaan (Mulyana, 2005: 25). Keutuhan tulisan ini dapat mencakup kohesi, koherensi dan unsur-unsur gramatikal yang ada di dalam tulisan yang ada di dalam “pos pembaca”.
Analisis wacana mengarah pada konteks kewacanaan sosial, lingkungan, ekonomi dan politik. Hal ini berhubungan dengan suatu komunitas yang dinamai masyarakat pengguna wacana di dalam interaksinya. Diharapkan pengguna wacan memperhatikan struktur kewacanaan yang efektif dan komunikatif. Dengan kata lain, melalui pilihan kata yang tepat diharapkan tujuan wacana disampaikan dapat memberi pembelajaran yang positif pada berbagai kalangan masyarakat untuk malu melakukan sesuatu perbuatan, pekerjaan, kebiasaan, dan tingkah laku yang kurang baik. Melalui sindiran, ejekan yang bersifat sarkasme dan sinisme mampu mengungkapkan kondisi sosial, budaya, politik, dan lain-lain. Melalui makalah ini penyusun akan melakukan sebuah analisis wacana yang diberi judul “Analisis Wacana Jual Beli Pada Toko Bagus On Line Ditinjau dari Aspek Diksi dan Kesantunan”.

1.2     Rumusan Masalah
1)   Bagaimana penggunaan diksi penjual dan pembeli pada Toko Bagus On Line?
2)   Bagaimana tindak kesantunan antara penjual dan pembeli pada Toko Bagus On Line?

1.3     Pendekatan Kajian
a)   Definisi Teori
Dardjowidjojo dalam Mulyana (2005:1) menerangkan bahwa kajian wacana berkaitan dengan pemahaman tentang tindakan manusia yang dilakukan dengan bahasa (verbal) dan bukan bahasa (nonverbal). Hal ini menunjukkan, bahwa untuk memahami wacana dengan baik dan tepat, diperlukan bekal pengetahuan kebahasaan, dan bukan kebahasaan (umum).
Sebagai objek kajian dan penelitian kebahasaan, wacana dapat diteliti dari berbagai segi. Analisis wacana mengkaji wacana baik dari segi internal maupun eksternalnya. Dari segi internal, wacana dikaji dari jenis, struktur, dan hubungan bagian-bagian wacana; sedangkan dari segi eksternal, wacana dikaji dari segi keterkaitan wacana itu dengan pembicara, hal yang dibicarakan dan mitra bicara.
Wacana merupakan satuan bahasa berdasarkan kata yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu merupakan deretan kata atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antara penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana dapat dlihat sebagai hasil dari pengungkapan idea/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.

b)   Sasaran Penelitian
Tokobagus.com merupakan salah satu situs jual-beli online gratisan yang  terbesar di Indonesia yang lahir pada tahun 2005 di Bali. Hingga saat ini, situs jual beli itu tercatat memiliki 600 ribu member aktif serta memiliki ratusan subkategori iklan, mulai dari otomotif, properti sampai yang paling banyak di kunjungi, yaitu produk fashion.
Tokobagus.com merupakan situs pemasangan iklan terbesar, karena setiap hari  diakses oleh lebih dari 150 ribu pengunjung perorangan maupun perusahaan. Mereka bertujuan membeli aneka produk dan jasa dengan cara yang mudah, cepat serta aman.
Alasan peneliti memilih tokobagus untuk dijadikan objek penelitian karena tokobagus merupakan salah satu situs jual-beli online yang diminati masyarakat untuk melakukan transaksi jual-beli secara online. Mengapa tokobagus digemari oleh masyarakat karena mereka memilih situs jual beli berdasarkan minat dan kepercayaan serta kelengkapan layanan yang ditawarkan. Kami selaku pengelola Tokobagus merasa bangga atas kepercayaan masyarakat yang telah  memilih Tokobagus. Hal ini menjadi motivasi terbesar kami untuk terus mengembangkan situs Tokobagus menjadi situs yang lebih baik lagi dalam berbagai hal


BAB 2. KONTEKS KEWACANAAN


Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti: novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah (KBBI: 2007:1265). Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna (KBBI: 2007:591). Oleh karena itu, wacana merupakan wujud atau bentuk bahasa yang bersifat komunikatif, interpretatif, dan kontekstual. Artinya, pemakaian bahasa selalu mengandaikan terjadi secara dialogis, perlu adanya kemampuan menginterpretasikan dan memahami konteks terjadinya wacana.
Konteks mengacu pada interaksi antara pengetahuan kebahasaan dan dasar pengetahuan tentang dunia yang dimiliki oleh pendengar atau pembaca. Dalam kehidupan sehari-hari, sering terjadi perbedaan pemahaman antara penutur dan pendengar maupun penulis dan pembaca. Hal itu terjadi karena apa yang disampaikan oleh penutur sering memiliki maksud yang lebih dari sekedar makna kata-kata itu sendiri. Hal itu terlihat dalam percakapan berikut ini.
(Latar               : Di dalam ruang tertutup tak ber-AC)
Tamu                : Di sini panas juga ya?
Tuan Rumah     : Oh iya, pak, memang biasanya seperti ini kalau siang hari.

Jawaban tuan rumah menunjukan bahwa tuan rumah tidak memahami maksud pertanyaan tamu. Dalam hal ini, Pendekatan konteks terhadap wacana diperlukan dalam proses menganalisis wacana secara utuh.
Terikat pada konteks mendapat penekanan untuk membedakan wacana sebagai pemakaian bahasa dalam komunikasi dengan pemakaian bahasa bukan untuk tujuan komunikasi. Contohnya kalimat Hematlah air! akan membangun sebuah wacana apabila digunakan dengan konteks yang tepat. Konteks tertentu itu berkenaan dengan pengguna (Penulis), pembaca, tempat, dan waktu. Wacana yang padu terbangun apabila kalimat tersebut dituliskan oleh seorang pemilik rumah di selembar kertas, misalnya yang kemudian digantungkan atau direkatkan di dekat keran air di kamar mandi atau tempat cuci tangan. Tidak hanya itu, lembaran kertas bertuliskan kalimat tersebut harus diperlihatkan setiap hari di tempat tersebut agar terbaca oleh pengguna air. Dalam analisis ini menggunakan konteks sosial, yang berarti yaitu relasi sosial yang melengkapi hubungan antarpelaku atau partisipan dalam suatu percakapan.


BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Diksi
Pengertian diksi merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”.
Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan melakukan transaksi jual beli. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai baik pengguna selaku penjual ataupun penawar di dalam proses jual beli.
Berikut penggunaan diksi yang digunakan oleh pejual dan pembeli pada proses transaksi jual beli di Toko Bagus Online.
Produk:
Burung Cucak Ijo Bahan, Burung Sehat Tidak Ada Cacat
call/sms 081330300843.
Ø Penawar 1: Tezam77  - 18/11/2011
Jenis kelaminnya apa gan? Bisikin harganya dong (super nett)....!!!
Ø Penawar 2: Kupink321  - 18/11/2011
Piro mas hrg satuan/partai c'ijo bhn e? Ktp ijo nya dr mna? Klo sy liat pict nya kya lampung yo. Perjelas yo mas!!

Hasil analisis dari produk jual beli Burung terhadap penggunaan pilihan kata yang digunakan oleh penjual ketika menwarkan produknya terlihat begitu singkat dan komunikatif (mudah dipahami). Penjual hanya memaparkan nama produk yang dijual yakni Burung Cucak Ijo, kemudian diikuti sedikit uraian kondisi produk yang dijual. Disitu penjual tidak melakukan spekulasi yang baik ketika menawarkan sebuah produk, hal ini menyebabkan ketidakefisensi proses penjualan. Hal ini bisa berdampak pada pembeli atau penawar, yang merasa kebingungan melihat kondisi produk yang diperdagangkan. Dan kebingungan ini menimbulkan wacana yang tidak efektif berdasarkan sifat dari sifat wacana yang berupa rangkaian kata atau ujaran dan juga harus mempertimbangkan prinsip-prinsip tertentu, prinsip keutuhan (unity) dan kepaduan (coherent). Jika mengamati objek di bawah ini:
Burung Cucak Ijo Bahan, Burung Sehat Tidak Ada Cacat call/sms 081330300843.
Wacana dikatakan utuh apabila kata-kata dalam wacana itu mendukung satu topik yang sedang dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan padu apabila kata-katanya disusun secara teratur dan sistematik sehingga menunjukkan kebernasa idea yang diungkapkan.
Sedangkan penawar yang menyampaiakan komentarnya terhadap produk yang diperdagangkan menggunkan diksi ragam santai atau tidak formal. Seperti terlihat pada komentar berikut: Jenis kelaminnya apa gan? Bisikin harganya dong (super nett)....!!! Penawar memanggil penjual dengan sebutan “Gan”. Hal ini menunjukkan kebiasaan seseorang ketika berada di suatu lingkungan komunitas sosial memanggil rekannya dengan sebutan itu untuk menunjukkan bahwa rekan yang dipanggilnya lebih dihargai.

3.2 Kesantuan           
Kesantunan adalah tata cara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu, sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial.
Perilaku kesantunan dapat memperlihatkan sikap yang mengandung nilai sopan santun atau etika dalam pergaulan sehari. Ketika orang dikatakan santun, maka dalam diri seseorang itu tergambar nilai sopan santun atau nilai etika yang berlaku secara baik di masyarakat tempat seseorang itu mengambil bagian sebagai anggotanya. Seperti halnya terjadi pada komunitas transaksi jual beli di Toko Bagus Online. Dimana antara penjual dengan pembeli/penawar adanya perilaku kesantunan di antara kedua belah pihak. Berikut data yang mendukung.
Produk 1:
Trims sblmnya ud mmpir d lapak ane..
Jual blue diamond iggy, uk -+50-55cm, stock ad 4ekor, makan rakus, mulus.
harga 400rb blm termasuk ongkir, ambil 4ek hrga ok...
minat  ???
hub: 085235928118
pin: 26EABF4B
buruan sebelum kehabisan gan...
siapa cepat dia dapat...!!!!
thnk's
" Catur ChoppaRept  "

Berdasarkan penyampaian penjualan produk Blue Diamond Iggy di atas, dilihat dari sisi kesantunan penjual terlihat begitu santun walaupun peyampaian kalimatnya terlalu kompleks dan tidak menggunakan tata cara penulisan yang baik. Sedangkan sisi kesantunan terlihat dari awal, Trims sblmnya ud mmpir d lapak ane.. pada kalimat pembuka disitu penjual sebelumnya menyampaikan terimakasih kepada pembeli yang sudah mampir ke ruang dagang penjual atau kepada pembeli yang akan mencoba menawar dagangan.
Hal ini sudah menjadi hal biasa terjadi di dunia perdagangan. Antara penjual dan pembeli harus memiliki hubungan yang signifikan. Karena sikap dan toleransi merupakan hal utama yang harus dikendalikan oleh penjual ataupun pembeli, sehinggan nantinya menghasilkan kesepakatan sesuai keuntungan yang dicari. 
Begitu pula dengan penjualan produk yang kedua ini, antara penjual dan pembeli melakukan transaksi dengan komunikatif. Berikut datanya.
Produk 2:
SEPASANG LOVE BIR
- warna ijo kepala item
- sehat tidak ada cacat
- sudah 1 kali produksi 3 telor netas 2
- skrng lagi persiapan gendong telor ke 2
call/sms 081330300843
Ø Penawar 1: Pay  - 19/11/2011
saya antri di posisi 1.550.000
Ø Penawar 2: Tezam77  - 18/11/2011
Antri d posisi 1,5 gan

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan terjadinya kesantunan pada penjualan produk yang kedua ini tidak sefleksibel pada penjualan produk pertama. Pada intinya penjual tidak melakukan basa-basi terlebih dahulu layaknya orang yang menawarkan produk, akan tetapi penjual langsung menawarkan produk yang akan dijual. Tidak ada salam pembuka, ucapan terimakasih ataupun sapaan kepada calon pembeli/penawar.
 Dari kedua objek di atas dalam paradigma wacana menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna yang disampaikan anatara penjual dan pembeli. Bahasa tidak difahami sebagai medium neutral yang terletak di luar diri pembicara, sehingga ragam kesantunan tidaklah begitu dipahami di antara kedua belah pihak. Seharusnya kalimat yang disampaikan dipahami sebagai representasi yang berperanan dalam membentuk objek yang akan diutarakan.


BAB 5. KESIMPULAN


Berdasarkan analsis di atas, dapat disimpulkan bahwa pembahasan makalah ini pada intinya;
a)    Bentuk pilihan kata (diksi) pada transaksi jual beli di Toko Bagus On Line dari produk jual beli Burung, penggunaan pilihan kata yang digunakan oleh penjual ketika menwarkan produknya terlihat begitu singkat dan komunikatif (mudah dipahami). Penjual menggunakan ragam santai, begitu pula pembeli. Dan adanya penggunaan kalimat yang tidak efisien serta penggunaan tata cara penulisan yang disingkat-singkat.
b)   Pada pokok bahasan kesantunan untuk penjualan produk Blue Diamond Iggy pada Toko Bagus On Line, dilihat dari sisi kesantunan penjual terlihat begitu santun di dalam memaparkan produk yang akan dijualnya walaupun peyampaian kalimatnya terlalu kompleks dan tidak menggunakan tata cara penulisan yang baik. Hal ini menghasilkan paradigma wacana kompleks yang menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna yang disampaikan anatara penjual dan pembeli.


DAFTAR BACAAN


Abdul Rani, Bustanul Arifin, Martutik. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS.

Hasan Alwi. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4. Jakarta: Balai Pustaka.

Sumarlam. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Karya.

http://andriew.blogspot.com/ Penelitian Pendidikan Bahasa Sastra , Kajian Telaah Sastra Puisi Drama Novel Cerpen Budaya, Strukturalisme, Sosiolinguistik, Wacana, Kemampuan Keterampilan Berbicara Menulis Membaca. (diakses pada tanggal 28 Desember 2011).

http://analisis-wacana.livejournal.com/ Definisi analisis wacana. (diakses pada tanggal 28 Desember 2011).


CONTOH TEKS PIDATO


SEMANGAT MENYONGSONG MASA DEPAN CERAH

Assalamu’alaikum Wr/Wb....
Yang terhormat kepala sekolah SMAN 2 Nganjuk.
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha SMAN 2 Nganjuk.
Dan teman-teman yang saya cintai.

Marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya, sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Semangat Menyongsong Masa Depan Cerah.
Teman-teman yang berbahagia,
Sering terucap, terdengar, dan dibicarakan tentang masa depan oleh banyak orang. Apalagi seorang siswa seperti kita, pastinya memiliki suatu harapan masa depan yang cerah. Untuk mencapai masa depan itu, usaha-usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh agar apa yang di cita-citakan dapat tercapai sesuai harapan. Seperti halnya kita sebagai siswa, usaha yang dilakukan yakni belajar dengan tekun dan semangat agar memperoleh prestasi di bidang akademis maupun non-akademis. Hal ini kita lakukan agar menjadi manusia yang berpendidikan, berperilaku baik, terampil, dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan juga agama. Apalagi sekarang di setiap sekolah sudah diterapkan model pendidikan karakter, tindakan ini akan sangat mendukung masa depan siswa. Karena pendidikan karakter merupakan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan.
Selain perihal di atas, siswa sebagai agent of change yang berkualitas juga harus dapat melakukan tindakan intens dengan cara menggali nilai hidup beserta komponen yang mendukung di masa globalisasi seperti sekarang ini. Seperti halnya menguasai IPTEKS, berjiwa nasionalisme, disiplin waktu, dan bersikap jujur. Selain itu bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup merupakan hal urgen yang harus melekat pada siswa.
Jangan sampai kita menjadi individu yang tak memiliki impian masa depan cerah. Kita harus berhati-hati memanfaatkan masa yang kita miliki sekarang ini dengan cara melakukan perbuatan yang bermanfaat. Karena di masa globalisasi ini banyak gangguan yang menyebabkan kita tidak fokus dengan tujuan utama kita yakni belajar dengan serius. Gangguan yang dimaksud mulai dari tontonan TV yang tidak mendidik, mengambil contoh sinetron yang sehari-hari tayang di layar televisi kita, yang berkisah cinta-cintaan, kekerasan pergaulan dalam dunia remaja, bahkan kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi topik utama. Selain itu mudahnya akses internet juga dapat membuat siswa (remaja) demam facebook, twitter atau game online, sehingga akibatnya bisa menjadikan kita malas belajar dan menomer duakan buku pelajaran.
Teman-teman yang berbahagia,
Walaupun masa depan bagi kita sekarang ini merupakan sebuah kehidupan yang masih di awang-awang dan gaib. Bahkan acapkali dapat menguras energi pikiran kita, sehingga menimbulkan keresahan, kebimbangan, dan ketakutan mengiringi langkah kita. Atau terbayang-bayang antara keberhasilan dan kegagalan mempersiapkan diri di hari esok. Perlu diketahui ini merupakan gejala yang wajar. Pasti hampir semua manusia mengalami dan bergejolak dalam jiwa dan raganya. Maka jangan merasa takut ketika kita berpikir dan bertindak mewujudkan masa depan yang sudah kita impikan. Dan jangan sampai kita sebagai makhluk berpendidikan menghalalkan segala macam cara demi tercapainya masa depan tanpa memikirkan akibatnya.
Mari kita songsong masa depan dengan penuh pengharapan dan menjadikan hidup kita penuh arti. Kita adalah pemuda bangsa yang cerdas, harus memiliki rasa juang tinggi. Jadikan masa depan kita indah dengan berusaha sebaik mungkin mulai saat ini, berjuang dengan keras dan disertai dengan iman. Dan jangan pernah menyerah dengan keadaan. Karena keadaan bukanlah penentu, namun usaha dan kerja keras kitalah adalah penentu. Semangat dan terus belajar untuk prestasi, marilah kita jadikan pijar seiring menyongsong masa depan.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan. Apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatian saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr/Wb....

*Teks Pidato ini saya tulis utk membantu tugas kakak ipar yg sekolah di SMAN 2 Nganjuk




Jumat, 13 Januari 2012

Pengumuman Pemenang Kompetisi 30 Hari 30 Buku dari Penerbit Bentang Pustaka

Berikut daftar pemenang:
Naskah Jawara:
Juara I A Massage From Borneo (Riawani dan Shabrina)
Juara II Frienenemy (Ayuwidya)
Juara III Soba Ni Iru Yo (Yoana Dianika)


10 Naskah Terbaik:
1. No Other (Charina S)
2. Runaway Day (Naloa)
3. Love Storm (Clara Canceriana)
4. My Daddy ODHA (Siti Fairuz)
5. Un Populer (Niken Anggrek Wulan)
6. Looking for Mr.Kim (Aida Mas)
7. Kira (Dhian)
8. Summer (Lovita Marita)
9. A Wonderfull Stupid (Elsa Puspita)
10. Mr. Said Phobia (Netty Virgiantini)

Selamat kepada para pemenang, naskah akan dibukukan.
 Bagi yg belum menang, masih ada beribu peluang untuk memermak karya kita dan melempar ke penerbit-penerbit lain di Indonesia. Konon jumlah penerbit di Indonesia ratusan bahkan mungkin ribuan. Ayo benahi naskah kita! Jangan Putus ASA!

Semangat Menulis..... :)