Sabtu, 25 Mei 2013

KUMPULAN STATUS FACEBOOK

Risalah 'Status' Facebook


Wall Facebook, akun milik Midun Aliassyah

         Kliping merupakan kegiatan mengumpulkan suatu objek dengan objek-objek lain ke dalam satu kumpulan/ wadah. Ya seperti itulah yang ingin saya lakukan di postingan kali ini. Saya ingin mencoba mengkliping status-status Facebook yang asli saya tulis atau status dari hasil pemikiran saya sendiri. Dalam artian ide, kata-perkata, jadilah kalimat dan paragraf merupakan hasil kreativitas saya sendiri. 
           Status-status Facebook yang akan saya kliping di laman blog ini, yakni status yang berkaitan tentang kegelisahan, ungkapan kegembiraan, ucapan selamat, atau bahkan gambaran di mana saya mengalami keadaan terpuruk! Pada intinya kolom status Facebook lah menjadi tempata pelampisan saya untuk mengunkapkan segala sesuatu apa yang saya rasa atau alami. Berikut status-status akun Facebook saya yang mulai saya kliping dari tahun 2011, 2012, dan 2013. 
          Semoga dengan adanya klipingan ini, status-status Facebook saya bisa abadi, sarana intropeksi diri, referensi masa depan. hehe............


"Bila 'Cantik itu Luka', aku tidak ingin tergesa-gesa bersuara dengan segala pujian paling indah ketika kau melayangkan perpisahan.
Sebab itu hanya akan membuatmu gundah saat di pembaringan tidur panjang. Tunggulah, dan bersabar hati hingga kedatangan senja berulang seratus kali.
Dan aku, sesegera mengeja suatu kata puitik pada epitafmu yang telah kusam, 'Cantik itu Suatu Berkah Buatmu!'
"
                                                                                                                                        25 Mei 2013


"Kepingan Wajah Ibu; Sungguhpun kepingan itu berceceran di dasar samudera, pasti aku akan menyelami dan menemukan kepingan-kepingan itu. Akan aku rekatkan berwujud wajah Ibu...."
                                              15 Mei 2013


"Ketika tahu akan Freeport, langsung terkonsep dibenak bagaimana kaya rayanya alam Papua, dan teringat pula betapa pedihnya perjuangan hidup rakyat disana yang terkisah dalam novel 'Tanah Tabu' karya Anindita S Thayf.
Papua lagi berduka, semoga dukamu tak berkepanjangan, dan kesejahteraanmu menuai kenikmatan seperti saudara-saudaramu di pulau lain......"
14 Mei 2013


"Ketika kawan sejawat saya asyik menyeduh karir dan gaji dari kerja keras mereka,
saya masih saja berkutat menjamahi teori yang semakin menyadarkan kebodohan saya, ohh, semoga (mampu) bernasib baik seperti kawan sejawat,
#Saya bangga dengan nasib baik kalian, kawan......
"
 13 Mei 2013


"Menilik kembali pada sejarah,
betapa faktualnya, Agama selalu dimusuhi oleh para pemikir falak.
Dan karena itu, bila fobia terhadap agama-agama bermunculan, tidak perlu adanya kerisauan....
"
 13 Mei 2013


"Yai Tiada Umat, mendesah perihal kiamat, entah apa yang mau diperbuat,
sampai si sarung membalut tujuh-belasan jimat, gondal-gandul; perangainya bak monyet kalap kecebur empang, mlengos sini-sana-situ, eehh, tak tahunya ternyata ia mencari imannya yang katanya dipinjam sama calo maksiat!
"
 13 Mei 2013


"Tahukah kau, aku purna mengeja atma, sekali mengintai letak pembaringanmu terjamah setangkai mawar putih pada longgokmu, aku kedua, sebegitukah? Masamnya kelu melibas kegagahan yang aku punya sekali-tigakali kau kata setiap kita bersua pelbagai muslihat cinta, kau dan aku samahalnya anti dengan itu, betapa picik dan sakit berkeyakinan akan hal itu, candu abadi.
Tak urung aku mengurai derma pada epitafmu, sesaat ekstase, bersimbah kenang yang beberapa pekan merajai keabnormalanku, sekali lagi aku kilu aku mengingat kita pada pusara waktu sama-sama mentelanjangi masa, dan kau tahu, aku yang tak berwarna kau coba skemakan nirwana yang begitu bungah kesumba pada dadaku, lalu kau mendurma pemanggil Tuhan, aku skeptis dan menahu begitukah caramu.
Tahukah kau, pada pusaramu ini aku merindu yang tak sanggup tertahan lagi.....
"
8 Mei 2013


"Tanya Malam,
:: Sahabat semasa kuliah sudah pada menikah, pastinya diimbangi pekerjaan menjamin, dan saya sangat bangga dengan jalan mereka,
sedangkan saya masih disini, disini, (sekali lagi) disini berpangku dagu mengurai; 'seperti apa takdir jalan saya?', meniti harap tiada menepi, entah pertemuan apa yang Kau janjikan dan menjanjikan itu, aku terpatri.
Kesabaran menjadi lagu termanis, mengikis kepahitan upaya yang semakin menipis,
semoga, dunia imajiner yang berkesudahan, dan yakin....
"
8 Mei 2013

""Buntu, ngandat, mau dikemanakan lagi, ada sesuatu yang belum aku tahu dari kamu, dan aku menjamin sesuatu yang belum aku tahu itu sesuatu boombastis...."
6 Mei 2013

 "Baru tahu kalau e-KTP dilarang untuk di fotokopi, sesuai surat edaran Mendagri (Gamawan Fauzi) Nomor 471.13/1826/SJ. Padahal tadi sore baru saja mengembangbiakkan itu kartu sampai beranak-pinak. Terus kalau begitu, kalau ada urusan administrasi yang mensyaratkan fotokopi KTP untuk dilampirkan gimane jadinya....."
6 Mei 2013

"Selangkah lebih tertinggal dari posisi teman, selamat jalan....."
5 Mei 2013
 
"Menyinggung persoalan agama sungguh sensitif sekali, sedikit mencoelpun bisa jadi dianggap pembangkang, bagaimana jadinya...."
4 Mei 2013

"Aku ingin tertawa di atas penderitaanmu sebagai pengarang.”
“Kenapa?”
“Kau tak ubahnya presiden dari negeri bualan.”
“Atas dasar apa kau menyamakanku?”
“Iya sama. Tak beda jauh. Sama-sama pandai berbual atas dasar eksistensi semata.”
“Lantas?”
"Haha, Tidak apa-apa sih, cuma aku semakin kasihan!"
4 Mei 2013


"Aku ingin kembali menuliskan tentang kamu, tapi tidak sebinal dulu.
Kamu memang penuh inspirasi, aku mengagumimu.....
"
29 April 2013

"Jika benar, dunia dipenuhi kaum perempuan dibandingkan jumlah laki-laki, seharusnya tidak ada lagi polemik patriarki, 10:1 begitu, otoritas dan sentral.... hehe 
#Merdeka, kartini-kartini masa kini......"
27 April 2013

"Mungkin sebaiknya, melakukan penebusan terhadap tuntutan itu dengan sesuatu yang tidak mengecewakan selayaknya lebih dari sekedar intimidasi....."
 27 April 2013

"Bagi saya, menulis realitas kehidupan yang dituangkan kedalam fiksi merupakan profesi yang mahal. Karena tidak semua orang bisa berimajinasi sempurna selain pengarang cerita. Bagaimana pengarang mampu membungkus luasnya isi dunia hanya dalam satu, dua paragraf. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Marilah kita membiasakan menulis dari hal sekecil apapun yang terjadi di lingkungan sekitar kita."
 22 April 2013


"Bagaimana saya selalu merindukan keajaiban datang, sebagaimana saya selalu meyakini bahwa Tuhan selalu ada buat saya....."
  19 April 2013


"Sudahkah saya sejahtera di atas tanah kelahiran sendiri?
#SadarkahSaya......
"
17 April 2013


 “Aku ingin menyentuh surga diiringi rasa kesetiaan yang amat dalam aku pendam, walaupun itu terasa tak mungkin bagimu!”
 13 April 2013


"Sudah waktunya untuk memulai, bukan?
Dari sisi mana, terserah, mainkan imajinasi masing-masing.....
"
 5 April 2013


"Pengalaman, ya memaknainya sebagai pengalaman lebih arif, daripada dimaknai sebagai suatu kegagalan."
16 Maret 2013


"Klise: Kuliah selesai, langsung harus dapat kerjaan, bergaji besar, nenteng BB limited edition, beli mobil, & mobil itu sebagai indikator kesuksesan!
Sayang, nasib seperti itu tidak berpihak pada saya.
"
23 Februari 2013 

"Mukena bermotif surga, aku kenakan untuk Emak tercinta....."
23 Februari 2013

"Bunga tanah bencana, merekah di antara nyala dupa, menyerbak sedap kedurjaan pada sangkala pamor ukiran maha karya.
Entah karena apa, indra tak menyapa.....
"

13 Februari 2013

"POTRET: Kalau perempuan dilarang duduk mekangkang saat dibonceng sepeda motor, apa mungkin alangkah baiknya duduk 'jongkok' di atas jok!
 Kan jadi gak kelihatan itu....."
 3 Februari 2013

"Sesampai aku singgah di ujung labirin itu, aku tak ingin berpaling untuk mengintai jejak bayang yang mengundus berlawanan. Sebab aku tak ingin purna sebelum sampai di titik kenyataan.... "
1 November 2012

"Aku mengargai kematian sebagaimana aku memindai masa...."
1 November 2012

"Pada masa,
Kaki berpijak tanah, tangan bergelantungan lembut menggiringi sayupan angin, mata menggantung langit pada pusara yang tak terjangkau, akal bermuslihat abstrak tentang apa, siapa aku, dan mengapa aku disini?
Selayaknya, aku berbuat memanusiawikan keadaan yang didogmakan.
"
19 Mei 2012

"BULAN BIRU-
menunggui dengan segenap harap, ditemani sepiring jenang gendol dan segelas air kelapa muda yang dari tadi aku biarkan tergeletak tanpa sesegera aku lahap. Sebuah ritual klasik, tentang pelayaran kisah. Aku berbuat menunggui, melakoninya entah karena kepastian logika atau skeptisisme terhadap keberuntungan.
Sayangnya, hal ini tidak membuat jemu dan jera sebab keterasingan pudarnya malam. Bulan Biru, bagiku sebuah sajian nostalgia berbalut sukma Wulan dan Kenanga.
"
6 Maret 2012


SEPENGGAL BULAN KABUNG
Wajah Bulan:

Sejak dulu.

Entah kenapa, aku begitu suka dengan bulan. Kagum akan hasrat rupa.

Bingkai Jendela:
Menerawang sambil membayang keterpautan antar logika, samar, andai...andai..., dan andai aku serupa arjuna; pengantar cahaya pada sekeliling mata. Ahh, sendu di balik terbukanya dunia.

Tilas Hujan:
Teringat, yaa, masa lalu, dalam suram genang anugerah. Mengoyak nuraga, akan kezaliman harga diri berbuah aib.

Mati atas ingin, dan berharap takdir suratan.

Rupa Sembab:
Tepatnya, benar-benar teringat, keelokan aksara yang terukir pada penanda hayat. Setangkas hati, aku berseru, "Selamat menuai masamu!"
20 Februari 2012

"Tidak ingin selalu berlayar bersama kekalutan Samawi, cukup berlabuh di satu sisi dan karam di lautan darat."
13 Februari 2012

"Lembah itu semakin kerontang, jika aku tak menyetara dengan zat mineral!"
7 November 2011

"Bersama bibir merah itu, aku memberanikan diri untuk merekah dalam daya!"
 6 November 2011

"...dan kini kata tak meneguhkan, sebab Si Malaikat raja perakit diksi, ampuh semahajana. Beralih merenggut kunci, frase, ditolak, lantas ke klausa, hambar, dan...sampai di kalimat pasi. Ya, ini mampu menepis nyala, namun sedikit, sejengkal saja. Mencoba membumbui dengan tanda kuasa, sebelumnya bertanya, hingga melengkung tanda, mencoba seru, dan sekali lagi menegak tanda. Lantas, haruskah koma untuk memisahkan suatu rincian, tetap nihil, beralih ke titik, sebuah noktah. Bintik kecil peneguh kunci kuasa. Atas dasar, lafal kembali terucap di balik 2 sisi penting yang bertolak belakang. Dan kini, saya menyatakan sanggup, merengkuh dan memapah asa. Terbuka saja, reinkarnasi."
2 November 2011


The Journey; Situs Majapahit, Mojoagung, Mojokerto



MENJELAJAHI SITUS-SITUS PENINGGALAN 
KERAJAAN MAJAPAHIT, MOJOAGUNG, MOJOKERTO




       Awal tahun 2013. Sekian lama tidak ketemu sahabat perempuan saya sewaktu kuliah, Yuaida Dwi Fatmawati. Sahabat yang begitu baik hati, suka menolong, penyabar. Bagaimana dia salah satu teman di mana selalu ada dan membantu saya ketika mengalami paceklik, atau populer dengan kangker (kantong kering), akibat saya belum mendapatkan jatah transferan dari orang tua. Krisis finansial. Yahh, betapa melasnya saya ketika masa-masa seperti itu hadir membelit kehidupan saya di tanah rantau. Akhirnya jalan penolongnya ya nyari pinjaman uang ke teman alias ngutang, maklumlah fenomena seperti itu sudah menjadi hal biasa bagi mahasiswa rantau. Dan ke Aida lah, saya sering ngutang. Aida pun selalu baik hati. Atas sifat kebaik hatiannya tersebut sosok dia tidak akan terlupakan dalam hidup saya.
       Sampai selulus dari Universitas Jember pun dia tetap menjadi salah satu sahabat terbaik saya. Sampai suatu saat saya berkeinginan bersilaturahmi ke rumahnya, di Mojoagung (kurang tahu alamat lengkapnya, hehe). Sesampai disana saya disambut baik oleh Aida dan keluarganya. Satu jam kemudian Aida mengajak saya jalan-jalan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang kesemuannya tidak jauh dari rumahnya. Ternyata oh ternyata, saya diajak mengunjungi situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit. Mulai dari bekas kerajaan, candi-candi, tempat pemandian, dan juga patung Budha yang katanya menjadi salah satu patung Buddha terbesar di Asia. Ohya, berikut foto situs-situs yang saya kunjungi dengan Aida. Sedikit atau bahkan banyak narsisnya, tapi tidak apalah, yang penting bisa eksis. hehe....................


  1. CANDI TIKUS

Situs 1 yang saya kunjungi. Candi Tikus



Midun Aliassyah, ikut mampang. hehe.....

Leha-leha ala Midun Aliassyah.....


2. CANDI BAJANG RATU



Candi Bajang Ratu nampak depan

Midun Aliassyah


 3. WIHARA PATUNG EMAS BUDDHA TIDUR


Patung Emas Buddha Mojokerto
Replika Kehidupan Umat Budha


 
Shasono Bhakti, Mojokerto



4. PENDOPO AGUNG, MOJOAGUNG


Pelataran Pendopo Agung, Mojoagung, Mojokerto
Replika Kepala Mahapatih Gajah Mada & Midun Aliassyah





Begitulah, perjalanan wisata saya ke situs-situs bersejarah peninggalan kerajaan Majapahit, yang terletak di kecamatan Mojoagung, Mojokerto. Dengan berkunjung ke situs-situs tersebut, selain refreshing kita bisa sekalian belajar ilmu sejarah, arkeologi secara langsung. Ohya, saya coba tunjukkan foto sahabat saya dan sekaligus menjadi penujuk wisata saya. hehe........



Yuaida Dwi Fatmawati, sahabat karib saya..... :)