Pengertian Psikoanalisis
Rene Wellek dan Austin Warren (1995:78) mengartikan bahwa istilah
“psikologi sastra” mempunyai empat kemungkinan pengertian.
Pertama, studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi.
Kedua, studi proses kreatif. Ketiga, studi tipe dan
hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Keempat,
studi tentang dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca).
Endraswara (2008:46), psikoanalisis merupakan istilah khusus dalam
penelitian psikologi sastra. Artinya, psikoanalisis ini banyak
diterapkan dalam setiap penelitian sastra, yang diambil dari teori
psikoanalisis hanyalah bagian-bagian yang berguna dan sesuai saja,
terutama yang berkaitan dengan pembahasan sifat dan perwatakan
manusia.
Hjelle dan Ziegler (1992) mengartikan psikoanalisis menjadi dua
bagian: pertama, sebagai teori mengenai kepribadian dan
psikopatologi. Kedua, sebagai metode terapi untuk gangguan
kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran dan perasaan individu
yang tidak disadari.
Hubungan Psikoanalisis dengan Karya Sastra Populer
Teori psikoanalisis yang dikemukakan Freud dimanfaatkan untuk
mengungkapkan gejala psikologi yang ada di dalam karya sastra.
Analisis terhadap gejala psikologi yang ada pada bahasa yang
diungkapkan pengarang dan juga digunakan untuk menilai karya sastra
sebagai proses kreatif. Selain itu, psikoanalisis dalam karya sastra
berguna untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama
dan novel. Karena terkadang pengarang secara tidak sadar maupun
secara sadar memasukan teori psikologi yang dianutnya ke dalam
intrinsik cerita. Dari situlah peran pembaca sebagai penganalisis,
korektor sekaligus pengkritik terlihat sebagai pelaku utama dalam
mengkaji karya sastra berdasarkan teori psikoanalisis. Akan tetapi,
dalam melakukan hal itu pembaca memerlukan pendekatan teori resepsi
dalam menjawabnya. Resepsi digunakan karena pembaca berperan dalam
memandang karya sastra dari unsur makna dan bentuk sesuai penjelasan
historis pemahaman.
Jadi, hubungan antara psikoanalisis dengan sastra populer terlihat
dari pembaca. Psikoanalisis dipakai pembaca menganalisis karya satra
dalam melihat keretakan (fissure), ketidakteraturan, perubahan, dan
distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra. Hasil dari
analisis pembaca juga dapat mengklasifikasi pengarang berdasar tipe
psikologi dan tipe fisiologisnya. Dalam pengungkapannya pembaca dapat
mengambil bukti-bukti autentik itu dari dokumen di luar karya sastra
atau dari karya sastra itu sendiri. Namun dalam menginteprestasikan
karya sastra sebagai bukti psikologis, pembaca perlu mencocokannya
dengan dokumen-dokumen di luar karya sastra.
Daftar
Referensi
Endraswara,
Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media
Presindo.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan.
Diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.