Udah nggak zamannya lagi berkhayal menjadi penulis terkenal. Saatnya tunjukkan talenta menulismu di KOMPETISI MENULIS “100% ROMAN ASLI INDONESIA” dan berkilauanlah sebagai penulis muda berbakat bersama GagasMedia!
Syarat-syaratnya gampang banget:
•Naskah novel harus asli buatan sendiri, bukan saduran apalagi jiplakan. Naskah ber-sub genre roman apa saja—domestic drama, mainstream, classic, atau teen. (keterangan masing-masing sub genre bisa kamu kulik di link: http://gagasmedia.net/Syarat-pengajuan-naskah.html).
o Buat referensi domestic drama, baca After the Honeymoon (Ollie), Alphawife (Ollie), dan Dongeng Semusim (Sefryana Khairil).
o Buat referensi mainstream romance, baca Baby Proposal (Dahlian & Gielda Lafita), Dia (Nonier), Pillow Talk (Christian Simamora), dan Orang Ketiga (Yuditha Hardini).
o Buat referensi classic romance, baca Morning Glory (LaVyrle Spencer) dan From Batavia with Love (Karla M. Nashar).
o Buat referensi teen romance, baca Ai (Winna Efendi) dan Refrain (Winna Efendi).
• Panjang naskah 75-150 hal A4, spasi 1, Times News Roman 12. Sertakan sinopsis keseluruhan isi cerita, maks. 2 hal.
• Buat video (durasi maks. 3 menit) berisi promo singkat novelmu dan kenapa novel ini layak menang. Video di-upload di Youtube, Facebook, atau media videoshare lainnya.
• Naskah berbentuk print out sebanyak 1 (satu) eksemplar. Sertakan formulir lomba (DOWNLOAD DI SINI! http://gagasmedia.net/media/form-kompetisi-menulis.doc). Kamu wajib mencantumkan link video buatanmu di formulir.
• Kirimkan naskah dan semua elemen pelengkapnya ke: REDAKSI GAGASMEDIA, Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630 (Kode: 100% ROMAN ASLI INDONESIA—tulis di amplop naskahmu)
• Naskah ditunggu paling lambat 25 September 2010 (cap pos).
• Pengumuman seleksi I : 11 Oktober 2010 melalui website lomba. Peserta yang lolos seleksi I wajib mengirimkan 4 kopi naskah ke redaksi GagasMedia (kode: 20 Besar 100% Roman Asli Indonesia).
• Pengumuman pemenang bisa kamu lihat di website resmi lomba pada tanggal 15 November 2010.
• Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.
Hadiahnya? Mmmh, nggak kalah seru!
Juara 1 : uang tunai Rp 5.000.000, kontrak penerbitan* dari GagasMedia, paket buku, dan paket holiday trip untuk kamu dan pasangan
Juara 2 : uang tunai Rp 3.000.000, kontrak penerbitan* dari GagasMedia, dan paket buku.
Juara 3 : uang tunai Rp 1.500.000, kontrak penerbitan* dari GagasMedia, dan paket buku.
*Diatur dengan ketentuan tersendiri
Tunggu apa lagi? Mulailah bekerja dengan laptop—dan jangan lupa siapkan kopi serta camilan. Start writing your romance novel and be a star!
Love,
GagasMedia
Tuhan, menghadiahkan kehidupan begitu menakjubkan. Bermain, memainkan, dimainkan, dan permainan, saling menyinergikan menjadi peristiwa.....
Minggu, 08 Agustus 2010
“ LOVE in PESANTREN ”
oleh: Midun Aliassyah*
Ayam bekisar jantan di sela-sela adzan subuh berkumandang dengan gaungnya, menggema kesepian dengan seruan Takbir terdengar dari Masjid Pesantren Al-Halim. Membuat suara terdengar indah, mendayu alunan gema Takbirnya, masuk kedalam celah-celah kecil pondokan santri.
Terlihat disalah satu kamar pojok, yang berukuran 3x4 meter berpenghuni tujuh manusia pengembala kitab kuning tiap harinya, masih terlelap dalam mimpi-mimpi indah yang menemaninya menuju dunia maya.
“Bangun, bangun!! Subuh kang, subuh ….”
Anas membangunkan satu-persatu teman sekamarnya. Anas bisa dikatakan santri Alim, diantara keenam teman sekamarnya. Sikap kedewasaan dalam bertingkah laku, berpikir cerdas dan beramanah menyebabkan ia disegani santri-santri lainnya, karena kecerdasannya dalam menghafalkan kitab Im’riti dan Alfiyah dengan sempurna dibandingkan santri seumurannya, terlebih lagi melebihi kecerdasan santri seniornya.
Sosok Anas tidak hanya terkenal kecerdasannya dikalangan santri-santri putra, dikalangan santri putripun mengenalnya sebagai santri putra yang alim. Bahkan nama Anas juga sudah dikenal baik orang-orang Ndalem. Abah Yaipun mempercayai kecerdasannya, sehingga ia dipercayai untuk mentafsirkan kitab ilmu Fiqih kepada santri junior tiap seminggu dua kali.
♣ ♣
Air Gemericik terdengar suara dengan alunan nadanya. Molekul-molekul air terlihat akan sinarnya, bak mutiara intan di dasar Samudera Hindia. Penuh dengan kemilau cahya suci di raut wajah para santri, yang telah membasuh muka dengan air wudlunya.
Muadzin telah mengumandangkan ikhomah, pertanda rutinitas Sholat Subuh akan dilaksanakan. Kemudian terdengar suara sang Imam melantunkan surat Al-Fajar di rokaat pertama. Dibacakan Abah Yai dengan penuh khidmat, kefasehan tajwid dan lagunya, membuat hati para santri yang ada pada baris makmum terhenyak dari rasa kantuk yang masih melekat dari tidur malamnya.
Jama’ah subuh telah usai. Dari ufuk timur, sang Surya malu-malu menampakkan wujudnya, dengan sinar ultraviolet kehangatan yang akan siap menelanjangi semesta beserta isinya dari kegelapan malam yang mulai pudar kesunyiannya.
Semua santri putra dilarang meninggalkan masjid Al-Halim, karena Abah Yai akan memberikan Tauziyah subuh di serambi masjid. Tauziyah subuh diberikan tiap harinya, untuk mengawali serangkaian kegiatan mengaji kitab kuning di pesantren Al-Halim, baik yang dilakukan santri putra maupun santri putri dengan para ustad-ustadzahnya.
Tauziyah subuh, wajib diikuti semua santri. Bagi santri yang tidak mengikuti tauziyah subuh tanpa alasan yang jelas, akan dikenai sangsi. Hukuman ditentukan oleh pihak masing-masing pengurus asrama. Macam hukuman yang diberikan kepada santri, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Misalnya saja Hukuman yang diberikan pengurus asrama putra, terhadap santri yang tidak mengikuti tauziyah subuh. Santri diperkerjakan untuk membersihkan kamar mandi dengan menguras airnya dan membersihkan kamar mandi dari lumut, hingga kelihatan bersih dari kotoran. Sebaliknya, dilingkungan asrama santri putri, hukuman bisa berupa mencucikan piring – piring kotor seluruh santri putri yang berjumlah 90 orang dalam satu hari tiga kali makan.
Suasana masjid Al-Halim telah ramai dipadati para santri yang sudah siap untuk mendengarkan tauziyah yang diberikan Abah Yai kali ini. Subuh ini Abah akan menyampaikan tauziyahnya yang bertemakan tentang cinta, yaitu kisah kecintaan Rasulullah kepada istrinya Siti Khadijah, sama dengan kecintaan Rasulullah kepada agama Islam yang dibawanya dan para umat muslimnya.
Para santri dengan antusias mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut sang kiai sepuh yang amat disegani, di kalangan pendiri pesantren salafiyah. Karena kelebihan yang ada pada Beliau sejak umur empat tahun, sudah mampu menghafalkan Ayat Al-Qur’an, mulai juz satu sampai lima, hingga menjelang umur sembilan tahun Beliau dapat menghafalkan 30 juz ayat suci Al-Qur’an dengan jumlah 114 surat yang tergolong Makiyah dan Madaniyah. Di usia tuanya yang menginjak angka 90 tahunan, penglihatan Beliau masih tajam, terbukti pada saat membacakan kitab kuning, Beliau membacanya tanpa menggunakan bantuan kaca mata, dan ada keistimewaan lagi pada diri Abah Yai, Beliau masih kelihatan segar bugar dan energik, walaupun keriputan mulai tampak di wajah Beliau.
Begitu Abah Yai usai menyampaikan tauziyahnya, Abah memberikan waktu para santrinya, untuk menyampaikan tanggapan dan sanggahan atas tauziyah yang Beliau sampaikan.
♥ ♥
Dialog Abah antar santri berjalan dengan baik. Serasa puas Dialog pagi ini, Abah memberikan kesempatan terakhir pertanyaan kepada santri putra.
Anas memberanikan diri untuk mengangkat tangan kanannya, agar ia dipanggil sebagai penanya penutup,pada kesempatan tauziyah pagi ini.
“Iya, nak Anas silahkan menyampaikan Tanggapannya.” Abah mempersilahkan Anas untuk mengutarakan pertanyaan.
“Assalamualaikum….” Anas mengawali dengan salam pembuka.
“Waalaikum Salam….” sahut para santri lainya.
“Abah, Saya mau Tanya” sapa Anas kepada Abah Yai. “Bagaimanakah Rasulullah begitu tega meninggalkan istri tercinta dan keluarganya, demi kepentingan perang yang biasanya memakan waktu berhari-hari, bahkan bisa saja 12 bulan lamanya dan nyawa sebagai taruhannya. Sedangkan kita lihat fenomena Rumah tangga yang terjadi sekarang ini atau bisa juga terjadi dijaman Rasulullah dulu. Misalnya seorang istri ditinggal suaminya pergi keladang rantauan, demi mencari nafkah keluarganya. Tiba-tiba pulang dari rantauan, sang suami mendapati istrinya selingkuh dan hamil diluar sepengetahuannya. Apakah Rasulullah dulunya tidak takut seperti kisah itu?”
Anas memberikan pertanyaan kepada Abah Yai begitu panjang dan mudah dipahami.
“He, Hem…. Sebelum saya memberikan jawaban atas pertanyaan nak Anas tadi, kira-kira adakah dari santri putri yang memberanikan diri untuk menjawab, karena pertanyaan ini berkaitan juga dengan kaum calon Istri.” Abah melemparkan pertanyaan kepada santri putri.
“Silahkan, kalau ada yang pengen mencoba menjawab.”
Belum ada satupun santri putri, yang memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan, yang ditawarkan Abah Yai.
Tiba-tiba terdengar suara lembut dari salah satu santri putri.
“Assalamualaikum…. Abah saya akan mencoba menjawab pertanyaan santri putra tadi.” Seorang santri putri memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Anas.
Dalam dudukannya, Anas berkelana dalam ingatannya. Mencoba menebak siapakah santri putri yang bersuara lembut membuka salam itu? Mengingat dan mengingat. Nama-nama santri putri yang sudah dikenalnya dengan membandingkan suara lembut itu miliknya siapakah? “Apa mungkin itu mbak Rohmah, yang selalu membantu Mbok di dapur menyiapkan masakan untuk orang ndalem? Tapi gak sama dengan suara Mbak Rohmah, yang biasanya berbicara dengan suara keras. Ataukah Mbak I’is, tapi aku kenal suara Mbak I’is serak-serak basah pada saat ia jadi MC Muhadoroh kemarin!” Dalam hati Anas berbicara, tanpa mengeluarkan satu patah katapun dari mulutnya.
“Menurut pendapat saya, kenapa Rasulullah begitu tega meninggalkan Siti Khadijah istri tercintanya, demi perang? Karena ketika Rasulullah sebelum berangkat kemedan perang, Rasulullah berkeyakinan dengan sepenuh hati kepada istri tercintanya. Rassulullah meyakini Siti Khadijah tidak akan melakukan dan melanggar pesan larangan dari suami tercinta pada saat ditinggalkanya, yang disepakatinya sebelum Rasulullah berangkat ke medan perang. Khadijah sendiri mendukung dengan jiwa, harta dan cinta kasihnya disaat Rasulullah mendapat tantangan untuk perang melawan kaum Qurais. Jadi dalam sosok pemimpin pasukan perang sekaligus kepala rumah tangga yang dibinanya dengan Siti Khadijah, Rasulullah bersikap adil dalam menjalankan Hak dan Kewajibannya seorang suami dan juga adil memimpin umat muslim.” Pemaparan cukup cerdas, yang mencerminkan sosok pribadinya.
“Sungguh Cerdas, jawabanmu Ndok.” Puji Abah Yai.
Keheranan Anas makin memuncak, untuk mengetahui siapakah gadis yang berhati lembut dan perpikir cerdas itu?
Kemudian Abah menanyakan balik kepadanya, atas pemaparan yang disampaikan santri putri tadi.
“Gimana Nas…. Apakah sudah sesuai dengan jawaban yang enkau kehendaki?”
“Apa….” Anas tersentak kaget, Abah memanggil namanya, karena sekarang Fikiran Anas sedang bertanya-tanya kepada Gadis berhati lembut dan berpikiran cerdas itu. Huh… sungguh terpikat hatiku!!
“Iya, Abah…. Saya sangat setuju, dengan jawaban yang disampaikan Ukhti tadi.” Rasa kepuasan Anas, terhadap apa permasalahan yang ditanyakan ke Abah Yai.
Tetapi dalam lubuk Hati Anas yang paling dalam, masih ada rasa ketidak puasan untuk mengetahui siapakah Dia? Baru kali ini hati Anas di buat penasaran oleh seorang gadis berhati lembut dan berpikiran cerdas, yang masih belum dikenalnya, ia ingin tau siapakah nama gadis itu? Seperti apakah wajah ayu rupanya?
“Aatagfirullah Haladzim….” Anas berikhtifar, atas apa yang dipikirnya. Dalam hatinya berkata. “Ya Allah maafkanlah Hambamu atas apa yang hamba pikirkan sekarang ini. Tetapi hambamu memohon kepada Engkau, suatu saat pertemukanlah hambamu dengan dia. Yang akan bisa menghapus kegundahan hatiku sekarang ini.”
♥ ♥
Matahari begitu gagah berada ditengah titik pusat bumi perkasa menyinari Negeri Pertiwi tanpa rasa lelah dan malu di kelilingi awan-awan putih kecil yang selalu menemaninya. Panas teriknya menyebabkan manusia untuk enggan melihat dan menyentuh dengan kulit sawo matangnya.
Kompleks pesantren Al-Halim, terlihat sepi terlepas dari para satrinya. Disiang bolong seperti sekarang ini, kegiatan mengaji kitab kuning berhenti, untuk memberikan waktu istirahat bagi para santri melepas kecapekanya.
Anas kelihatan menyendiri di pojok serambi masjid Al-Halim. Ia sedang serius belajar mengkaji ilmu tafsir Hadits beserta terjemahannya. Waktu siang seperti ini, memang cocok bagi Anas untuk menghafalkan Hadits. Karena terhindar dari kebisingan para santri dalam proses mengaji kitab kuning.
Tiba-tiba Anas mendengarkan pembicaraan dua orang santri di depan tangga masjid, yang sedang Asyik membicarakan seorang santri putri, yang terdengar sampai ketelingga Anas, membuat konsentrusinya menghafalkan Ayat-ayat Hadist terganggu.
“Gus…. Siapa santri putri yang memberikan tanggapan atas pertanyaan kang Anas ajukan, Pada saat tauziyah subuh Abah Yai tadi?” Tanya penasaran Aris kepada agus.
“Oh… Ukhti Nur Aini maksud kamu ?” jawab Agus ke Aris.
“Jadi ukhti yang lembut dalam bertutur kata dan kecerdasannya dalam berfikir, namanya Nur Aini.” Sanggah Aris.
Di pojok serambi masjid, Hati Anas tersentak setelah mendengar nama indah “Nur Aini.” Nama seorang gadis tadi subuh yang membuat dirinya penasaran atas lemah lembutnya dalam berbicara dan cerdas dalam berpendapat.
“Ukhti Nur Aini, sangat disegani dan dihormati dikalangan santri putri. Ia sudah dikenal sebagia sosok santri yang cerdas dan berwawasan islam luas. Bahkan semua santri putripun menyayanginya karena atas kebaikan yang ia lakukan.”
“Kalau dikalangan santri putra, seperti kang Anaskah?” Tanya Aris, membandingkan sifat kebaikan Ukhti Nur Aini yang disamakan dengan sifat kang Anas.”
“Ya….. Betul……!!” Jelas Agus.
“Subhanallah, apakah benar gadis yang bernama Nur Aini memiliki hati selembutnya sutra?” Desah hati Anas dalam duduk penasarannya. Memikirkan sosok Nur Aini yang begitu baik dan sholehah yang membuat ia disayangi santri-santri putri lainnya. Walaupun Anas sendiri belum tau, seperti apakah gadis yang bernama Nur Aini?.
“Kang Anas…. Kang Anas disuruh ibu Nyai, untuk menjamu para tamu Abah dari luar kota, sekarang.” Teriak Ulil membangunkan Anas dari lamunannya.
“Oh…. Iya Lil, saya akan segera kesana.” Jawab Anas, dengan nada terpatah-patah.
Anas merapikan kitab-kitab Haditsnya, kemudian ia beranjak menuju pondokan untuk mengambil kopyah putih beserta baju kokonya.
Dengan sikap santunya, Anas masuk ndalem melewati pintu belakang, yang bersebelahan dengan pintu masuk keluarnya para santri putri yang ingin ke ruang Ndalem. Tanpa disengaja Anas melihat sosok seorang santri memakai kerudung Biru yang sedang asyik duduk di sebelah pintu kamar, memegang kitab Alfiyah dan membacanya dengan penuh keseriusan dalam memaknai kalimat demi kalimat.
“Oh… Nak Anas!! Saya tadi nyuruh Ulil memanggilkan Nak Anas untuk ngasihkan Teh ketamu-tamu di depan, kebetulan tamunya laki-laki semua. Gak mungkinkan, santri putri mau saya suruh!!” Jelas ibu Nyai, sesaat setelah kedatangan Anas.
“Tapi Tehnya belum dibuatkan. Saya panggilkan santri putri untuk membuatkannya.” Kemudian ibu Nyai memanggil salah satu nama santri putri.
“Nur…. Nur Aini, kesini bentar Ndhok!!. Teriak Ibu Nyai kesalah satu santrinya.
“Dhek… Dhek…” Hati Anas berdetak-detak, setelah mendengar ibu Nyai memanggil salah satu santri putri, dengan nama Nur Aini, membuat hatinya mendesir dan panas dingin badannya, akan tetapi sebentar lagi rasa penasaranya akan terobati . Dia akan tau wajah gadis yang membuat hatinya penasaran.
Wajah berparas cantik, dengan sorot matanya yang begitu indah dikelilingi bulu-bulu mata hitam. Berkerudung biru muda yang menutupi kecantikannya, membuat orang tak jemu memandanginya. Kesempurnaannya seperti bidadari-bidadari surga, yang diciri-cirikan dalam Al-Kitab.
“Ndok, tolong buatkan teh hangat untuk lima tamu Abah, dari luar kota.” Suruh ibu Nyai kepada Nur Aini.
“Iya, Nyai….” Nur Aini melangkah menuju dapur, untuk membuat lima gelas Teh.
Anas duduk dikursi meja makan, masih terpaku dengan apa yang dilihat dan dirasakannya sekarang ini.
“Nas, itu tehnya sudah dibuatkan, Sana antarkan! Kasihan tamunya menunggu.” Perintah Ibu Nyai kapada Anas.
Anas beranjak dari kursi, untuk menghampiri Nur Aini, yang sedang mengaduk-aduk air teh didalam gelas.
“Ini kang udah siap tehnya.” Suara lembut Nur Aini, terdengar jelas ditelinga Anas.
“Oh, iya Neng….!! Jawab Anas ke gadis ayu yang yang ada disampingnya, dengan jarak keduanya yang begitu dekat, membuat hati Anas berdetak - detak. Ia dapat mencium bau minyak kasturi, begitu harum seperti wajah cantik parasnya.,
Kemudian Anas, membawa nampan yang berisikan lima gelas teh hangat ke ruang tamu.
Selesai Anas, memberikan segelas teh kepara tamu. Anas mengizinkan diri untuk kembali kepondokan.
♥ ♥
Adzan dzuhur berkumandang tepat pukul 14.00. Barisan makmum depan mulai diisi satu persatu santri, yang akan mengikuti jama’ah sholah Dzuhur.
Di pojok kanan depan, terlihat kekhusyukan seorang santri yang sedang Alim dengan ikhtikafnya. Bermunajah kepada Ilahi.
“Ya, Allah…. Hari ini. Hari yang berbahagia dan berarti bagi Hambamu.” Do’a Anas kepada sang Khalid. “Engkau pertemukan HambaMu dengan seorang gadis, yang membuat terpaku hati, sehingga membuat hati ini menemukan suatu cahaya mata hati, yang selama ini hanya ada dalam pencarian semu.” Keluh Anas, dalam itikafnya kepada Sang Khalid, Maha Agung dan Maha Pemberi kebahagiaan bagi umat manusia.
Kemudian Anas duduk bersenandung di emperan pondokan. Bersenandung dalam bait – bait puisi yang tercurahkan dari dalam isi hati yang lagi dilanda kasmaran. Kata demi kata, tersusun membentuk barisan kata cinta indah, tertuang lewat tinta hitam Pilot yang mengapit diantara jari telunjuk dan ibunya.
“ Nur, yang Bercahaya….
Mata, yang Ayu….
Begitu mempesona cahya matamu
Terpancar dari aura wajah ayu, di balik kerudung biru
Tersipu hatiku, sekali memandangmu
Mungkinkah….
Bidadari – bidadari surga, mengelilingimu
Memberikan aroma wangi kasturi
Dibalik senyum dan kesholekahanmu???
Membuat benih – benih cinta
Ikut menyatu dalam aliran darah merahku
Ku bersukur dipertemukan olehNya
Sungguh agung kuasaMu
Kaya akan cinta dan kasih sayang yang Kau berikan.”
MOH. BADRUS SOLICHIN, (Sang Pemula, yang begitu takjub dengan Dunia Pena)
Ayam bekisar jantan di sela-sela adzan subuh berkumandang dengan gaungnya, menggema kesepian dengan seruan Takbir terdengar dari Masjid Pesantren Al-Halim. Membuat suara terdengar indah, mendayu alunan gema Takbirnya, masuk kedalam celah-celah kecil pondokan santri.
Terlihat disalah satu kamar pojok, yang berukuran 3x4 meter berpenghuni tujuh manusia pengembala kitab kuning tiap harinya, masih terlelap dalam mimpi-mimpi indah yang menemaninya menuju dunia maya.
“Bangun, bangun!! Subuh kang, subuh ….”
Anas membangunkan satu-persatu teman sekamarnya. Anas bisa dikatakan santri Alim, diantara keenam teman sekamarnya. Sikap kedewasaan dalam bertingkah laku, berpikir cerdas dan beramanah menyebabkan ia disegani santri-santri lainnya, karena kecerdasannya dalam menghafalkan kitab Im’riti dan Alfiyah dengan sempurna dibandingkan santri seumurannya, terlebih lagi melebihi kecerdasan santri seniornya.
Sosok Anas tidak hanya terkenal kecerdasannya dikalangan santri-santri putra, dikalangan santri putripun mengenalnya sebagai santri putra yang alim. Bahkan nama Anas juga sudah dikenal baik orang-orang Ndalem. Abah Yaipun mempercayai kecerdasannya, sehingga ia dipercayai untuk mentafsirkan kitab ilmu Fiqih kepada santri junior tiap seminggu dua kali.
♣ ♣
Air Gemericik terdengar suara dengan alunan nadanya. Molekul-molekul air terlihat akan sinarnya, bak mutiara intan di dasar Samudera Hindia. Penuh dengan kemilau cahya suci di raut wajah para santri, yang telah membasuh muka dengan air wudlunya.
Muadzin telah mengumandangkan ikhomah, pertanda rutinitas Sholat Subuh akan dilaksanakan. Kemudian terdengar suara sang Imam melantunkan surat Al-Fajar di rokaat pertama. Dibacakan Abah Yai dengan penuh khidmat, kefasehan tajwid dan lagunya, membuat hati para santri yang ada pada baris makmum terhenyak dari rasa kantuk yang masih melekat dari tidur malamnya.
Jama’ah subuh telah usai. Dari ufuk timur, sang Surya malu-malu menampakkan wujudnya, dengan sinar ultraviolet kehangatan yang akan siap menelanjangi semesta beserta isinya dari kegelapan malam yang mulai pudar kesunyiannya.
Semua santri putra dilarang meninggalkan masjid Al-Halim, karena Abah Yai akan memberikan Tauziyah subuh di serambi masjid. Tauziyah subuh diberikan tiap harinya, untuk mengawali serangkaian kegiatan mengaji kitab kuning di pesantren Al-Halim, baik yang dilakukan santri putra maupun santri putri dengan para ustad-ustadzahnya.
Tauziyah subuh, wajib diikuti semua santri. Bagi santri yang tidak mengikuti tauziyah subuh tanpa alasan yang jelas, akan dikenai sangsi. Hukuman ditentukan oleh pihak masing-masing pengurus asrama. Macam hukuman yang diberikan kepada santri, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Misalnya saja Hukuman yang diberikan pengurus asrama putra, terhadap santri yang tidak mengikuti tauziyah subuh. Santri diperkerjakan untuk membersihkan kamar mandi dengan menguras airnya dan membersihkan kamar mandi dari lumut, hingga kelihatan bersih dari kotoran. Sebaliknya, dilingkungan asrama santri putri, hukuman bisa berupa mencucikan piring – piring kotor seluruh santri putri yang berjumlah 90 orang dalam satu hari tiga kali makan.
Suasana masjid Al-Halim telah ramai dipadati para santri yang sudah siap untuk mendengarkan tauziyah yang diberikan Abah Yai kali ini. Subuh ini Abah akan menyampaikan tauziyahnya yang bertemakan tentang cinta, yaitu kisah kecintaan Rasulullah kepada istrinya Siti Khadijah, sama dengan kecintaan Rasulullah kepada agama Islam yang dibawanya dan para umat muslimnya.
Para santri dengan antusias mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut sang kiai sepuh yang amat disegani, di kalangan pendiri pesantren salafiyah. Karena kelebihan yang ada pada Beliau sejak umur empat tahun, sudah mampu menghafalkan Ayat Al-Qur’an, mulai juz satu sampai lima, hingga menjelang umur sembilan tahun Beliau dapat menghafalkan 30 juz ayat suci Al-Qur’an dengan jumlah 114 surat yang tergolong Makiyah dan Madaniyah. Di usia tuanya yang menginjak angka 90 tahunan, penglihatan Beliau masih tajam, terbukti pada saat membacakan kitab kuning, Beliau membacanya tanpa menggunakan bantuan kaca mata, dan ada keistimewaan lagi pada diri Abah Yai, Beliau masih kelihatan segar bugar dan energik, walaupun keriputan mulai tampak di wajah Beliau.
Begitu Abah Yai usai menyampaikan tauziyahnya, Abah memberikan waktu para santrinya, untuk menyampaikan tanggapan dan sanggahan atas tauziyah yang Beliau sampaikan.
♥ ♥
Dialog Abah antar santri berjalan dengan baik. Serasa puas Dialog pagi ini, Abah memberikan kesempatan terakhir pertanyaan kepada santri putra.
Anas memberanikan diri untuk mengangkat tangan kanannya, agar ia dipanggil sebagai penanya penutup,pada kesempatan tauziyah pagi ini.
“Iya, nak Anas silahkan menyampaikan Tanggapannya.” Abah mempersilahkan Anas untuk mengutarakan pertanyaan.
“Assalamualaikum….” Anas mengawali dengan salam pembuka.
“Waalaikum Salam….” sahut para santri lainya.
“Abah, Saya mau Tanya” sapa Anas kepada Abah Yai. “Bagaimanakah Rasulullah begitu tega meninggalkan istri tercinta dan keluarganya, demi kepentingan perang yang biasanya memakan waktu berhari-hari, bahkan bisa saja 12 bulan lamanya dan nyawa sebagai taruhannya. Sedangkan kita lihat fenomena Rumah tangga yang terjadi sekarang ini atau bisa juga terjadi dijaman Rasulullah dulu. Misalnya seorang istri ditinggal suaminya pergi keladang rantauan, demi mencari nafkah keluarganya. Tiba-tiba pulang dari rantauan, sang suami mendapati istrinya selingkuh dan hamil diluar sepengetahuannya. Apakah Rasulullah dulunya tidak takut seperti kisah itu?”
Anas memberikan pertanyaan kepada Abah Yai begitu panjang dan mudah dipahami.
“He, Hem…. Sebelum saya memberikan jawaban atas pertanyaan nak Anas tadi, kira-kira adakah dari santri putri yang memberanikan diri untuk menjawab, karena pertanyaan ini berkaitan juga dengan kaum calon Istri.” Abah melemparkan pertanyaan kepada santri putri.
“Silahkan, kalau ada yang pengen mencoba menjawab.”
Belum ada satupun santri putri, yang memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan, yang ditawarkan Abah Yai.
Tiba-tiba terdengar suara lembut dari salah satu santri putri.
“Assalamualaikum…. Abah saya akan mencoba menjawab pertanyaan santri putra tadi.” Seorang santri putri memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Anas.
Dalam dudukannya, Anas berkelana dalam ingatannya. Mencoba menebak siapakah santri putri yang bersuara lembut membuka salam itu? Mengingat dan mengingat. Nama-nama santri putri yang sudah dikenalnya dengan membandingkan suara lembut itu miliknya siapakah? “Apa mungkin itu mbak Rohmah, yang selalu membantu Mbok di dapur menyiapkan masakan untuk orang ndalem? Tapi gak sama dengan suara Mbak Rohmah, yang biasanya berbicara dengan suara keras. Ataukah Mbak I’is, tapi aku kenal suara Mbak I’is serak-serak basah pada saat ia jadi MC Muhadoroh kemarin!” Dalam hati Anas berbicara, tanpa mengeluarkan satu patah katapun dari mulutnya.
“Menurut pendapat saya, kenapa Rasulullah begitu tega meninggalkan Siti Khadijah istri tercintanya, demi perang? Karena ketika Rasulullah sebelum berangkat kemedan perang, Rasulullah berkeyakinan dengan sepenuh hati kepada istri tercintanya. Rassulullah meyakini Siti Khadijah tidak akan melakukan dan melanggar pesan larangan dari suami tercinta pada saat ditinggalkanya, yang disepakatinya sebelum Rasulullah berangkat ke medan perang. Khadijah sendiri mendukung dengan jiwa, harta dan cinta kasihnya disaat Rasulullah mendapat tantangan untuk perang melawan kaum Qurais. Jadi dalam sosok pemimpin pasukan perang sekaligus kepala rumah tangga yang dibinanya dengan Siti Khadijah, Rasulullah bersikap adil dalam menjalankan Hak dan Kewajibannya seorang suami dan juga adil memimpin umat muslim.” Pemaparan cukup cerdas, yang mencerminkan sosok pribadinya.
“Sungguh Cerdas, jawabanmu Ndok.” Puji Abah Yai.
Keheranan Anas makin memuncak, untuk mengetahui siapakah gadis yang berhati lembut dan perpikir cerdas itu?
Kemudian Abah menanyakan balik kepadanya, atas pemaparan yang disampaikan santri putri tadi.
“Gimana Nas…. Apakah sudah sesuai dengan jawaban yang enkau kehendaki?”
“Apa….” Anas tersentak kaget, Abah memanggil namanya, karena sekarang Fikiran Anas sedang bertanya-tanya kepada Gadis berhati lembut dan berpikiran cerdas itu. Huh… sungguh terpikat hatiku!!
“Iya, Abah…. Saya sangat setuju, dengan jawaban yang disampaikan Ukhti tadi.” Rasa kepuasan Anas, terhadap apa permasalahan yang ditanyakan ke Abah Yai.
Tetapi dalam lubuk Hati Anas yang paling dalam, masih ada rasa ketidak puasan untuk mengetahui siapakah Dia? Baru kali ini hati Anas di buat penasaran oleh seorang gadis berhati lembut dan berpikiran cerdas, yang masih belum dikenalnya, ia ingin tau siapakah nama gadis itu? Seperti apakah wajah ayu rupanya?
“Aatagfirullah Haladzim….” Anas berikhtifar, atas apa yang dipikirnya. Dalam hatinya berkata. “Ya Allah maafkanlah Hambamu atas apa yang hamba pikirkan sekarang ini. Tetapi hambamu memohon kepada Engkau, suatu saat pertemukanlah hambamu dengan dia. Yang akan bisa menghapus kegundahan hatiku sekarang ini.”
♥ ♥
Matahari begitu gagah berada ditengah titik pusat bumi perkasa menyinari Negeri Pertiwi tanpa rasa lelah dan malu di kelilingi awan-awan putih kecil yang selalu menemaninya. Panas teriknya menyebabkan manusia untuk enggan melihat dan menyentuh dengan kulit sawo matangnya.
Kompleks pesantren Al-Halim, terlihat sepi terlepas dari para satrinya. Disiang bolong seperti sekarang ini, kegiatan mengaji kitab kuning berhenti, untuk memberikan waktu istirahat bagi para santri melepas kecapekanya.
Anas kelihatan menyendiri di pojok serambi masjid Al-Halim. Ia sedang serius belajar mengkaji ilmu tafsir Hadits beserta terjemahannya. Waktu siang seperti ini, memang cocok bagi Anas untuk menghafalkan Hadits. Karena terhindar dari kebisingan para santri dalam proses mengaji kitab kuning.
Tiba-tiba Anas mendengarkan pembicaraan dua orang santri di depan tangga masjid, yang sedang Asyik membicarakan seorang santri putri, yang terdengar sampai ketelingga Anas, membuat konsentrusinya menghafalkan Ayat-ayat Hadist terganggu.
“Gus…. Siapa santri putri yang memberikan tanggapan atas pertanyaan kang Anas ajukan, Pada saat tauziyah subuh Abah Yai tadi?” Tanya penasaran Aris kepada agus.
“Oh… Ukhti Nur Aini maksud kamu ?” jawab Agus ke Aris.
“Jadi ukhti yang lembut dalam bertutur kata dan kecerdasannya dalam berfikir, namanya Nur Aini.” Sanggah Aris.
Di pojok serambi masjid, Hati Anas tersentak setelah mendengar nama indah “Nur Aini.” Nama seorang gadis tadi subuh yang membuat dirinya penasaran atas lemah lembutnya dalam berbicara dan cerdas dalam berpendapat.
“Ukhti Nur Aini, sangat disegani dan dihormati dikalangan santri putri. Ia sudah dikenal sebagia sosok santri yang cerdas dan berwawasan islam luas. Bahkan semua santri putripun menyayanginya karena atas kebaikan yang ia lakukan.”
“Kalau dikalangan santri putra, seperti kang Anaskah?” Tanya Aris, membandingkan sifat kebaikan Ukhti Nur Aini yang disamakan dengan sifat kang Anas.”
“Ya….. Betul……!!” Jelas Agus.
“Subhanallah, apakah benar gadis yang bernama Nur Aini memiliki hati selembutnya sutra?” Desah hati Anas dalam duduk penasarannya. Memikirkan sosok Nur Aini yang begitu baik dan sholehah yang membuat ia disayangi santri-santri putri lainnya. Walaupun Anas sendiri belum tau, seperti apakah gadis yang bernama Nur Aini?.
“Kang Anas…. Kang Anas disuruh ibu Nyai, untuk menjamu para tamu Abah dari luar kota, sekarang.” Teriak Ulil membangunkan Anas dari lamunannya.
“Oh…. Iya Lil, saya akan segera kesana.” Jawab Anas, dengan nada terpatah-patah.
Anas merapikan kitab-kitab Haditsnya, kemudian ia beranjak menuju pondokan untuk mengambil kopyah putih beserta baju kokonya.
Dengan sikap santunya, Anas masuk ndalem melewati pintu belakang, yang bersebelahan dengan pintu masuk keluarnya para santri putri yang ingin ke ruang Ndalem. Tanpa disengaja Anas melihat sosok seorang santri memakai kerudung Biru yang sedang asyik duduk di sebelah pintu kamar, memegang kitab Alfiyah dan membacanya dengan penuh keseriusan dalam memaknai kalimat demi kalimat.
“Oh… Nak Anas!! Saya tadi nyuruh Ulil memanggilkan Nak Anas untuk ngasihkan Teh ketamu-tamu di depan, kebetulan tamunya laki-laki semua. Gak mungkinkan, santri putri mau saya suruh!!” Jelas ibu Nyai, sesaat setelah kedatangan Anas.
“Tapi Tehnya belum dibuatkan. Saya panggilkan santri putri untuk membuatkannya.” Kemudian ibu Nyai memanggil salah satu nama santri putri.
“Nur…. Nur Aini, kesini bentar Ndhok!!. Teriak Ibu Nyai kesalah satu santrinya.
“Dhek… Dhek…” Hati Anas berdetak-detak, setelah mendengar ibu Nyai memanggil salah satu santri putri, dengan nama Nur Aini, membuat hatinya mendesir dan panas dingin badannya, akan tetapi sebentar lagi rasa penasaranya akan terobati . Dia akan tau wajah gadis yang membuat hatinya penasaran.
Wajah berparas cantik, dengan sorot matanya yang begitu indah dikelilingi bulu-bulu mata hitam. Berkerudung biru muda yang menutupi kecantikannya, membuat orang tak jemu memandanginya. Kesempurnaannya seperti bidadari-bidadari surga, yang diciri-cirikan dalam Al-Kitab.
“Ndok, tolong buatkan teh hangat untuk lima tamu Abah, dari luar kota.” Suruh ibu Nyai kepada Nur Aini.
“Iya, Nyai….” Nur Aini melangkah menuju dapur, untuk membuat lima gelas Teh.
Anas duduk dikursi meja makan, masih terpaku dengan apa yang dilihat dan dirasakannya sekarang ini.
“Nas, itu tehnya sudah dibuatkan, Sana antarkan! Kasihan tamunya menunggu.” Perintah Ibu Nyai kapada Anas.
Anas beranjak dari kursi, untuk menghampiri Nur Aini, yang sedang mengaduk-aduk air teh didalam gelas.
“Ini kang udah siap tehnya.” Suara lembut Nur Aini, terdengar jelas ditelinga Anas.
“Oh, iya Neng….!! Jawab Anas ke gadis ayu yang yang ada disampingnya, dengan jarak keduanya yang begitu dekat, membuat hati Anas berdetak - detak. Ia dapat mencium bau minyak kasturi, begitu harum seperti wajah cantik parasnya.,
Kemudian Anas, membawa nampan yang berisikan lima gelas teh hangat ke ruang tamu.
Selesai Anas, memberikan segelas teh kepara tamu. Anas mengizinkan diri untuk kembali kepondokan.
♥ ♥
Adzan dzuhur berkumandang tepat pukul 14.00. Barisan makmum depan mulai diisi satu persatu santri, yang akan mengikuti jama’ah sholah Dzuhur.
Di pojok kanan depan, terlihat kekhusyukan seorang santri yang sedang Alim dengan ikhtikafnya. Bermunajah kepada Ilahi.
“Ya, Allah…. Hari ini. Hari yang berbahagia dan berarti bagi Hambamu.” Do’a Anas kepada sang Khalid. “Engkau pertemukan HambaMu dengan seorang gadis, yang membuat terpaku hati, sehingga membuat hati ini menemukan suatu cahaya mata hati, yang selama ini hanya ada dalam pencarian semu.” Keluh Anas, dalam itikafnya kepada Sang Khalid, Maha Agung dan Maha Pemberi kebahagiaan bagi umat manusia.
Kemudian Anas duduk bersenandung di emperan pondokan. Bersenandung dalam bait – bait puisi yang tercurahkan dari dalam isi hati yang lagi dilanda kasmaran. Kata demi kata, tersusun membentuk barisan kata cinta indah, tertuang lewat tinta hitam Pilot yang mengapit diantara jari telunjuk dan ibunya.
“ Nur, yang Bercahaya….
Mata, yang Ayu….
Begitu mempesona cahya matamu
Terpancar dari aura wajah ayu, di balik kerudung biru
Tersipu hatiku, sekali memandangmu
Mungkinkah….
Bidadari – bidadari surga, mengelilingimu
Memberikan aroma wangi kasturi
Dibalik senyum dan kesholekahanmu???
Membuat benih – benih cinta
Ikut menyatu dalam aliran darah merahku
Ku bersukur dipertemukan olehNya
Sungguh agung kuasaMu
Kaya akan cinta dan kasih sayang yang Kau berikan.”
MOH. BADRUS SOLICHIN, (Sang Pemula, yang begitu takjub dengan Dunia Pena)
“Bahasa Iklan: Efek persuasif Iklan, Terhadap Budaya Konsumsi Masyarakat”
Oleh; Moh. Badrus Solichin.
Iklan adalah suatu penawaran sebuah produk barang atau jasa dari sebuah perusahaan (penyaji iklan), yang ditawarkan kepada masyarakat lewat media massa dengan menggunakan bahasa persuasive dan komunikatif, yang dapat mempengaruhi dan mengubah budaya konsumsi masyarakat terhadap pola hidupnya.
Di dalam dunia pemasaran kita kenal iklan sebagai salah satu sarana utama untuk mempromosikan atau memperkenalkan sebuah produk baru kepada masyarakat, baik melalui radio, koran, reklame maupun televisi yang sehari–hari menjadi konsumsi hiburan utama masyarakat, yang dengan setia mereka selalu mengikuti sajian–sajian televisi yang sebenarnya tayangan tersebut mengandung unsur–unsur penipuan, pembodohan secara tidak langsung. Tetapi dengan senangya mereka menikmati penipuan di balik layar itu. Iklan di televisi lebih dominan bermunculan keberadaanya di bandingkan acara inti yang di sajikan televisi, misalnya saja iklan sabun mandi yang bermunculan di sela–sela seriusnya acara sinetron dengan seenaknya sendiri tiba–tiba memotong alur tayangan sinetron tanpa ada izin dulu ke penonton. Kemudian dengan durasi satu menit beralih ke iklan politik, dengan PD-nya para politikus mengungkapkan janji – janji palsunya di depan kalayak umum. Kebanyakan semua jenis iklan dalam mempromosikan produknya mengandalkan kekuatan utama yaitu Bahasa, baik mengandung unsur persuasif maupun komunikatif. Kedua unsur bahasa itu digunakan sebagai alat mengkomunikasikan tujuan – tujuan iklan yang akan ditawarkan kepada masyarakat, yaitu melalui olah bahasa dan permainan bahasa persuasive, provokatif lewat kata – kata dan membentuk kalimat advertising yang dapat berefek terhadap pola pikir dan budaya konsumsi masyarakat.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer (mana suka), yang digunakan oleh sekelompok social untuk berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dan untuk mengidentifikasikan diri. (Anita W)
Samsuri mengatakan, Bila orang asing berbicara dengan kita dengan menggunakan bahasanya yang tidak kita pahami, maka pertama–tama bahasanya akan kita dengar berbagai bunyi yang berselang–seling dan rumit sekali untuk kita pahami maknanya. Dan apabila sedikit demi sedikit kita sering mengenalnya, maka bunyi–bunyi itu akan makin jelas dan dengan secara tidak langsung kita akan tau makna bunyi tersebut. Sebaliknya bahasa iklan juga mengalami proses komunikasi seperti itu, semakin sering kita dengar, lihat bahasa sebuah iklan , maka semakin pula terpengaruh dan penasaran dengan iklan yang ditawarkan. Didalam bahasa iklan tidak akan terasa bermakna apa–apa, apabila bahasa yang digunakan tidak sepersuasif dan sekomunikatif mungkin, meskipun memanfaatkan citraan visual, desain gambar, musik yang indah dan canggih. Dikatakan oleh Daniel Dakhidae (1997), bahwa pemakai bahasa akan memilih jenis kata–kata tertentu di dalam berkomunikasi dengan orang lain. Di dalam pemakaian kata, kadang – kadang bisa menunjukan identitas si pemakai bahasa itu, apa tujuan dan maksud pemakai bahasa itu. Kemudian Arifin menjelaskan, bahasa yang digunakan dalam iklan tidak sama dengan bahasa yang di gunakan orang dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal sehari – hari, dapat diciri –cirikan bahasa iklan: (1) bahasa iklan lebih singkat, padat dan menarik, (2) bersifat komersial, (3) bersifat persuasif. (1983; 1)
Dalam dunia advertising, iklan dikenal sebagai kegiatan promosi barang atau jasa melalui media massa.Dan di kalangan praktisi bisnis, iklan difungsikan sebagai perangsang sekaligus pembentuk perilaku konsumen. Di sini iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk menginterpretasikan kualitas produk barang atau jasa, yang di sesuaikan dengan selera masyarakat. Dengan kata lain sebenarnya tujuan iklan adalah (1) untuk menarik perhatian calon konsumen, (2) untuk menjaga atau memelihara (brand image), agar terpatri dalam benak masyarakat, (3) mampu mengiringi citraan tersebut hingga menjadi perilaku konsumen. (Yuliyati)
Mari kita cermati bahasa iklan berikut:
1. “simPATI, Satu Untuk 1001 Keinginan.”
2. “NGGAK USAH MIKIR????
PAKE XL PASTI TERMURAH.”
3. “Kartu AS, Sekarang Isi Ulangnya Makin Murah!!!”
Kita analisis bahasa iklan yang di gunakan tiga iklan vocher telpon di atas. Iklan (1) memanfaatkan bahasa persuasif yang penuh dengan imajinasi, yaitu memberikan kemudahan bagi penelepon dengan hanya meggunakan satu kartu telpon, pengguna dapat mudah menelepon lebih dari satu keinginan berkomunikasi kesesama penelepon lainya. Iklan (2), memanfaatkan bahasa persuasif dan komunikasi efektif, yaitu iklan tersebut meyakinkan kepada pengguna kartu XL, kalau telpon dengan menggunakan kartu XL pasti biaya telpon lebih murah tanpa harus berpikir panjang biaya yang akan dikeluarkan per-detik dan menitnya saat proses telpon berlangsung. Demikian pula dengan iklan ke (3), bahasa persuasif dimanfaatkan untuk pengguna pelanggan kartu AS, mulai sekarang pengisian pulsa prabayar lebih murah dari harga sebelumnya.
Penyaji iklan pada umumnya memanfaatkan bahasa persuasif dalam mempromosikan sebuah iklan, kebanyakan bahasa yang digunakan bersifat tidak langsung. Karena jika menggunakan persuasif langsung (ungkapan), maka bahasa tersebut tidak akan efektif dalam mempengaruhi konsumen. Dengan kata lain, iklan pada dasarnya mempunyai tujuan tersembunyi di dalam proses mempromosikan sebuah produknya.
Persuasif sendiri berakar dari orientasi dua nilai, yaitu salah-benar dan baik–buruk. Sedangkan orienatasi nilai sendiri tergantung pada kata dan rasa, karena unsur perasaan dan nilai kata sangat mempengaruhi makna sebuah kata. Dari tiga contoh iklan diatas tadi, penyaji iklan disamping menggunakan bahasa persuasif dan komunikatif, secara tidak langsung penyaji juga memanfaatkan citraan didalam menginterpretasikan sebuah iklan. Karena citraan tersebut memberikan dampak keberhasilan tujuan iklan dipromosikan. Citraan memiliki peran sentral dalam membangun makna iklan agar lebih mendalam arti pemaknaanya bagi konsumen. Selain berfungsi mengembangkan pikiran konsumen, citraan juga dapat menjadikan konsumen seolah – olah merasakan, dan timbulah hasrat untuk mencoba dan mengalaminya. Sehingga penyimak iklan akan terhanyut dan terbawa nafsunya untuk mecoba. Pencitraan dalam iklan pada umumnya menggunakan pembuktian-pembuktian terbalik melalui metafora, yaitu symbol akan melekat kuat – kuat di benak penyimak dan dari situlah timbulah brand image. Fungsi iklan sebagai pemelihara citra atau pembentukan brand image, berdampak sangat besar terhadap cara berpikir masyarakat, selanjutnya berproses mengubah perilaku dan membentuk gaya hidup dan akhirnya akan membentuk budaya konsumsi didalam masyarakat.
Iklan mencitrakan produk yang disimulasi, artinya citraan dalam iklan tidak merujuk kearah realita kenyataan social didalam pola hidup masyarakat, tetapi mengarah keaspek memanipulasi konsumen, yaitu dengan dibujuknya konsumen untuk meniru, dari tiruan kepalsuan. Iklan adalah sebuah permainan, permainan isyarat atau kode yang berefek besar terhadap para calon konsumen, baik konsumen yang memiliki status sosial tinggi maupun konsumen yang memiliki status rendah. Abdul Chaer membagi status sosial didalam masyarakat berdasarkan dua segi, yaitu; (1) status sosial ditinjau dari segi kebangsaan: Priyayi, Wong cilik, dan kaum buruh. Yang ke (2), status sosial yang dapat ditinjau dari segi kedudukan sosial: Pendidikan, ekonomi. (2004; 39)
Barang atau jasa yang ada didalm masyarakat memiliki nilai strata kedudukan tersendiri, yaitu merk barang yang memiliki nilai harga tinggi (mahal) dipasaran, maka kedudukanya lebih tinggi, dibandingkan dengan merk barang yang memiliki nilai harga rendah (murah) dipasaran, yakni memiliki kedudukan lebih rendah. Misalnya saja, merk mobil BMW memiliki nilai status harga lebih tinggi, dibandingkan merk mobil Kijang yang memiliki nilai status dibawah merk BMW, walaupun keduanya sama–sama memiliki roda empat. Artinya setiap benda juga memiliki nilai status didalam sosial masyarakat, dan tentu pula memberikan status tersendiri pada pemakainya. Dengan demikin dapat dikatakan bahwa budaya konsumen adalah budaya yang memandang dunia materi dan benda–benda sebagai penentu sosial (alias Matrealisme), dan juga dapat dikatakan kesuksesan, kemuliaan dan identitas seseorang dapat diukur dan dilihat dengan sebidang materi atau kekayaan semata. Kebutuhan hidup individu sendiri dikendalikan oleh logika hasrat dan social. Akibatnya masyarakat berlomba–lomba untuk memenuhi nafsu, yang tak terpuaskan dengan mengkonsumsi ataupun memiliki barang lebih dari satu keinginan, yang dapat menyebabkan manusia kehilangan identitas dirinya dan hidup tanpa memedulikan kehidupan orang yang kurang berkecukupan dalam memmenuhi kebutuhanya sehari – hari.
Gambaran budaya konsumen tersebut nampaknya sudah melekat dengan budaya konsumsi masyarakat. Di Negara Indonesia sendiri budaya konsumen seperti itu sudah membudaya di linkungan social masyaraka, baik di masyarakat bersetatus tinggi maupun bersetatus rendah, dan itu sudah merupakan suatu hal yang dianggap biasa di masyarakat. Dan dari budaya tersebut menimbulkan dua dampak positif dan negative baik dari segi ekonomi, social maupun budaya bangsa. Dampak positif misalnya perkembangan teknologi semakin pesat, maraknya pembangunan perumahan elit, dan munculnya beton–beton bertingkat di perkotaan. Dan dilain sisi positif juga munculnya dampak negatif, yaitu timbulnya gaya hidup yang kebarat-baratan, serba glamour dan budaya konsumtif yang sudah melekat di masyarakat dan timbulnya kejahaatan yang dilakukan orang berekonomi kelas bawah, karena akibat rasa iri dengan kekayaan materi yang dimiliki orang berekonomi lebih.
Kondisi budaya konsumsi masyarakat yang seperti itu, perlu dipikir dan direnungkan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa ini, baik pemerintah maupun masyarakat sendiri. Dan peran utama Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini, Pemerintah perlu menata ulang kebijakan-kebijakan dari awal, terhadap tatanan perekonomian, social, pendidikan dan khususnya politik yang diterapkan Negara Indonesia demi kesejahteraan rakyat dan kemakmuran bangsa. Sedangkan peran masyarakat sebagai penggerak kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah, harus memiliki nilai kesadaran yang tinggi dalam menjaga dan melestarikan budaya asli Indonesia serta menanamkan nilai-nilai pancasila dalam bermasyarakat.
Iklan adalah suatu penawaran sebuah produk barang atau jasa dari sebuah perusahaan (penyaji iklan), yang ditawarkan kepada masyarakat lewat media massa dengan menggunakan bahasa persuasive dan komunikatif, yang dapat mempengaruhi dan mengubah budaya konsumsi masyarakat terhadap pola hidupnya.
Di dalam dunia pemasaran kita kenal iklan sebagai salah satu sarana utama untuk mempromosikan atau memperkenalkan sebuah produk baru kepada masyarakat, baik melalui radio, koran, reklame maupun televisi yang sehari–hari menjadi konsumsi hiburan utama masyarakat, yang dengan setia mereka selalu mengikuti sajian–sajian televisi yang sebenarnya tayangan tersebut mengandung unsur–unsur penipuan, pembodohan secara tidak langsung. Tetapi dengan senangya mereka menikmati penipuan di balik layar itu. Iklan di televisi lebih dominan bermunculan keberadaanya di bandingkan acara inti yang di sajikan televisi, misalnya saja iklan sabun mandi yang bermunculan di sela–sela seriusnya acara sinetron dengan seenaknya sendiri tiba–tiba memotong alur tayangan sinetron tanpa ada izin dulu ke penonton. Kemudian dengan durasi satu menit beralih ke iklan politik, dengan PD-nya para politikus mengungkapkan janji – janji palsunya di depan kalayak umum. Kebanyakan semua jenis iklan dalam mempromosikan produknya mengandalkan kekuatan utama yaitu Bahasa, baik mengandung unsur persuasif maupun komunikatif. Kedua unsur bahasa itu digunakan sebagai alat mengkomunikasikan tujuan – tujuan iklan yang akan ditawarkan kepada masyarakat, yaitu melalui olah bahasa dan permainan bahasa persuasive, provokatif lewat kata – kata dan membentuk kalimat advertising yang dapat berefek terhadap pola pikir dan budaya konsumsi masyarakat.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer (mana suka), yang digunakan oleh sekelompok social untuk berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dan untuk mengidentifikasikan diri. (Anita W)
Samsuri mengatakan, Bila orang asing berbicara dengan kita dengan menggunakan bahasanya yang tidak kita pahami, maka pertama–tama bahasanya akan kita dengar berbagai bunyi yang berselang–seling dan rumit sekali untuk kita pahami maknanya. Dan apabila sedikit demi sedikit kita sering mengenalnya, maka bunyi–bunyi itu akan makin jelas dan dengan secara tidak langsung kita akan tau makna bunyi tersebut. Sebaliknya bahasa iklan juga mengalami proses komunikasi seperti itu, semakin sering kita dengar, lihat bahasa sebuah iklan , maka semakin pula terpengaruh dan penasaran dengan iklan yang ditawarkan. Didalam bahasa iklan tidak akan terasa bermakna apa–apa, apabila bahasa yang digunakan tidak sepersuasif dan sekomunikatif mungkin, meskipun memanfaatkan citraan visual, desain gambar, musik yang indah dan canggih. Dikatakan oleh Daniel Dakhidae (1997), bahwa pemakai bahasa akan memilih jenis kata–kata tertentu di dalam berkomunikasi dengan orang lain. Di dalam pemakaian kata, kadang – kadang bisa menunjukan identitas si pemakai bahasa itu, apa tujuan dan maksud pemakai bahasa itu. Kemudian Arifin menjelaskan, bahasa yang digunakan dalam iklan tidak sama dengan bahasa yang di gunakan orang dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal sehari – hari, dapat diciri –cirikan bahasa iklan: (1) bahasa iklan lebih singkat, padat dan menarik, (2) bersifat komersial, (3) bersifat persuasif. (1983; 1)
Dalam dunia advertising, iklan dikenal sebagai kegiatan promosi barang atau jasa melalui media massa.Dan di kalangan praktisi bisnis, iklan difungsikan sebagai perangsang sekaligus pembentuk perilaku konsumen. Di sini iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk menginterpretasikan kualitas produk barang atau jasa, yang di sesuaikan dengan selera masyarakat. Dengan kata lain sebenarnya tujuan iklan adalah (1) untuk menarik perhatian calon konsumen, (2) untuk menjaga atau memelihara (brand image), agar terpatri dalam benak masyarakat, (3) mampu mengiringi citraan tersebut hingga menjadi perilaku konsumen. (Yuliyati)
Mari kita cermati bahasa iklan berikut:
1. “simPATI, Satu Untuk 1001 Keinginan.”
2. “NGGAK USAH MIKIR????
PAKE XL PASTI TERMURAH.”
3. “Kartu AS, Sekarang Isi Ulangnya Makin Murah!!!”
Kita analisis bahasa iklan yang di gunakan tiga iklan vocher telpon di atas. Iklan (1) memanfaatkan bahasa persuasif yang penuh dengan imajinasi, yaitu memberikan kemudahan bagi penelepon dengan hanya meggunakan satu kartu telpon, pengguna dapat mudah menelepon lebih dari satu keinginan berkomunikasi kesesama penelepon lainya. Iklan (2), memanfaatkan bahasa persuasif dan komunikasi efektif, yaitu iklan tersebut meyakinkan kepada pengguna kartu XL, kalau telpon dengan menggunakan kartu XL pasti biaya telpon lebih murah tanpa harus berpikir panjang biaya yang akan dikeluarkan per-detik dan menitnya saat proses telpon berlangsung. Demikian pula dengan iklan ke (3), bahasa persuasif dimanfaatkan untuk pengguna pelanggan kartu AS, mulai sekarang pengisian pulsa prabayar lebih murah dari harga sebelumnya.
Penyaji iklan pada umumnya memanfaatkan bahasa persuasif dalam mempromosikan sebuah iklan, kebanyakan bahasa yang digunakan bersifat tidak langsung. Karena jika menggunakan persuasif langsung (ungkapan), maka bahasa tersebut tidak akan efektif dalam mempengaruhi konsumen. Dengan kata lain, iklan pada dasarnya mempunyai tujuan tersembunyi di dalam proses mempromosikan sebuah produknya.
Persuasif sendiri berakar dari orientasi dua nilai, yaitu salah-benar dan baik–buruk. Sedangkan orienatasi nilai sendiri tergantung pada kata dan rasa, karena unsur perasaan dan nilai kata sangat mempengaruhi makna sebuah kata. Dari tiga contoh iklan diatas tadi, penyaji iklan disamping menggunakan bahasa persuasif dan komunikatif, secara tidak langsung penyaji juga memanfaatkan citraan didalam menginterpretasikan sebuah iklan. Karena citraan tersebut memberikan dampak keberhasilan tujuan iklan dipromosikan. Citraan memiliki peran sentral dalam membangun makna iklan agar lebih mendalam arti pemaknaanya bagi konsumen. Selain berfungsi mengembangkan pikiran konsumen, citraan juga dapat menjadikan konsumen seolah – olah merasakan, dan timbulah hasrat untuk mencoba dan mengalaminya. Sehingga penyimak iklan akan terhanyut dan terbawa nafsunya untuk mecoba. Pencitraan dalam iklan pada umumnya menggunakan pembuktian-pembuktian terbalik melalui metafora, yaitu symbol akan melekat kuat – kuat di benak penyimak dan dari situlah timbulah brand image. Fungsi iklan sebagai pemelihara citra atau pembentukan brand image, berdampak sangat besar terhadap cara berpikir masyarakat, selanjutnya berproses mengubah perilaku dan membentuk gaya hidup dan akhirnya akan membentuk budaya konsumsi didalam masyarakat.
Iklan mencitrakan produk yang disimulasi, artinya citraan dalam iklan tidak merujuk kearah realita kenyataan social didalam pola hidup masyarakat, tetapi mengarah keaspek memanipulasi konsumen, yaitu dengan dibujuknya konsumen untuk meniru, dari tiruan kepalsuan. Iklan adalah sebuah permainan, permainan isyarat atau kode yang berefek besar terhadap para calon konsumen, baik konsumen yang memiliki status sosial tinggi maupun konsumen yang memiliki status rendah. Abdul Chaer membagi status sosial didalam masyarakat berdasarkan dua segi, yaitu; (1) status sosial ditinjau dari segi kebangsaan: Priyayi, Wong cilik, dan kaum buruh. Yang ke (2), status sosial yang dapat ditinjau dari segi kedudukan sosial: Pendidikan, ekonomi. (2004; 39)
Barang atau jasa yang ada didalm masyarakat memiliki nilai strata kedudukan tersendiri, yaitu merk barang yang memiliki nilai harga tinggi (mahal) dipasaran, maka kedudukanya lebih tinggi, dibandingkan dengan merk barang yang memiliki nilai harga rendah (murah) dipasaran, yakni memiliki kedudukan lebih rendah. Misalnya saja, merk mobil BMW memiliki nilai status harga lebih tinggi, dibandingkan merk mobil Kijang yang memiliki nilai status dibawah merk BMW, walaupun keduanya sama–sama memiliki roda empat. Artinya setiap benda juga memiliki nilai status didalam sosial masyarakat, dan tentu pula memberikan status tersendiri pada pemakainya. Dengan demikin dapat dikatakan bahwa budaya konsumen adalah budaya yang memandang dunia materi dan benda–benda sebagai penentu sosial (alias Matrealisme), dan juga dapat dikatakan kesuksesan, kemuliaan dan identitas seseorang dapat diukur dan dilihat dengan sebidang materi atau kekayaan semata. Kebutuhan hidup individu sendiri dikendalikan oleh logika hasrat dan social. Akibatnya masyarakat berlomba–lomba untuk memenuhi nafsu, yang tak terpuaskan dengan mengkonsumsi ataupun memiliki barang lebih dari satu keinginan, yang dapat menyebabkan manusia kehilangan identitas dirinya dan hidup tanpa memedulikan kehidupan orang yang kurang berkecukupan dalam memmenuhi kebutuhanya sehari – hari.
Gambaran budaya konsumen tersebut nampaknya sudah melekat dengan budaya konsumsi masyarakat. Di Negara Indonesia sendiri budaya konsumen seperti itu sudah membudaya di linkungan social masyaraka, baik di masyarakat bersetatus tinggi maupun bersetatus rendah, dan itu sudah merupakan suatu hal yang dianggap biasa di masyarakat. Dan dari budaya tersebut menimbulkan dua dampak positif dan negative baik dari segi ekonomi, social maupun budaya bangsa. Dampak positif misalnya perkembangan teknologi semakin pesat, maraknya pembangunan perumahan elit, dan munculnya beton–beton bertingkat di perkotaan. Dan dilain sisi positif juga munculnya dampak negatif, yaitu timbulnya gaya hidup yang kebarat-baratan, serba glamour dan budaya konsumtif yang sudah melekat di masyarakat dan timbulnya kejahaatan yang dilakukan orang berekonomi kelas bawah, karena akibat rasa iri dengan kekayaan materi yang dimiliki orang berekonomi lebih.
Kondisi budaya konsumsi masyarakat yang seperti itu, perlu dipikir dan direnungkan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa ini, baik pemerintah maupun masyarakat sendiri. Dan peran utama Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini, Pemerintah perlu menata ulang kebijakan-kebijakan dari awal, terhadap tatanan perekonomian, social, pendidikan dan khususnya politik yang diterapkan Negara Indonesia demi kesejahteraan rakyat dan kemakmuran bangsa. Sedangkan peran masyarakat sebagai penggerak kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah, harus memiliki nilai kesadaran yang tinggi dalam menjaga dan melestarikan budaya asli Indonesia serta menanamkan nilai-nilai pancasila dalam bermasyarakat.
" Kepompong Lugu"
Mani terbuai dari nafsu kan memburu
Melekat dalam ruang buntu kan membisu
Tak berpintu, menggugah kutukan wujud tinjal
Nyawa tersalur, akal berjalar batok angkara
Sembilan terproses dalam terumbu betina
Terma'tuf wujud orok kan memanja
Jelita, mungil, semua mata menggangga
Tangis, montok, tampan wujud cucu Adam
Alhamdulilah.....
AKU, tercipta karena ada A_K dan U !!
Bermetafora dalam jiwa Arjuna
Alangkah indahnya," Rembulan Soleh" adalah sebuah nama
Terobsesi seorang Ustad kaya akan takwa
Ahhh, semua itu adalah Aku
Aku lugu karna malu
11 tahun berselang aku menjadi batu
Merah Putih, adalah identitas pertama ku guru
Aku tersipu melihat wujud bagus ku
Alhamdulilah.....
Aku tau sesuatu?
Aku mengenal puberitas di tahun '02
Pertengahan tahun di usia tiga belas
Andai saja itu penting!!! Aku tak akan lupa
Ahhh, itu tak penting!!!!!!
Kaki melangkah, niat di tumpu
Cita, mengambang dalam asa
Aku mengenal sesuatu...........
Apa itu masa depan?
Apa itu jati diri?
Apa itu Dewasa?
Ahhh, alangkah takjubnya.......
Subhanaallah......
Aku akil baligh!
Kewajiban lima waktu, dosa pabila aku tak laju
Aku terpenjara dalam ruang santri
Aku di izinkan orang tua ku menuntut ilmu
Agama menjadi panutan ku
Aku kuatkan iman di penjara Nusantara
Sehingga aku lugu, tak tau apa itu lovely!!!
dengan lawan jenis seusia ku
Aku buta, apa itu pacar?
Aku tak tahu apa itu, Kasih & Sayang!
Aku terbelenggu karna tak tau rasa Cinta
Iiihhh, GAK PENTING!!!!!!!!
Subhanaallah......
AKU, bersujud dalam Ridlo Mu.
Melekat dalam ruang buntu kan membisu
Tak berpintu, menggugah kutukan wujud tinjal
Nyawa tersalur, akal berjalar batok angkara
Sembilan terproses dalam terumbu betina
Terma'tuf wujud orok kan memanja
Jelita, mungil, semua mata menggangga
Tangis, montok, tampan wujud cucu Adam
Alhamdulilah.....
AKU, tercipta karena ada A_K dan U !!
Bermetafora dalam jiwa Arjuna
Alangkah indahnya," Rembulan Soleh" adalah sebuah nama
Terobsesi seorang Ustad kaya akan takwa
Ahhh, semua itu adalah Aku
Aku lugu karna malu
11 tahun berselang aku menjadi batu
Merah Putih, adalah identitas pertama ku guru
Aku tersipu melihat wujud bagus ku
Alhamdulilah.....
Aku tau sesuatu?
Aku mengenal puberitas di tahun '02
Pertengahan tahun di usia tiga belas
Andai saja itu penting!!! Aku tak akan lupa
Ahhh, itu tak penting!!!!!!
Kaki melangkah, niat di tumpu
Cita, mengambang dalam asa
Aku mengenal sesuatu...........
Apa itu masa depan?
Apa itu jati diri?
Apa itu Dewasa?
Ahhh, alangkah takjubnya.......
Subhanaallah......
Aku akil baligh!
Kewajiban lima waktu, dosa pabila aku tak laju
Aku terpenjara dalam ruang santri
Aku di izinkan orang tua ku menuntut ilmu
Agama menjadi panutan ku
Aku kuatkan iman di penjara Nusantara
Sehingga aku lugu, tak tau apa itu lovely!!!
dengan lawan jenis seusia ku
Aku buta, apa itu pacar?
Aku tak tahu apa itu, Kasih & Sayang!
Aku terbelenggu karna tak tau rasa Cinta
Iiihhh, GAK PENTING!!!!!!!!
Subhanaallah......
AKU, bersujud dalam Ridlo Mu.
ALAMAT_ALAMAT MEDIA MASA DI INDONESIA
ALAMAT MEDIA MASSA
1. Kompas. Email : kompas@kompas.com, opini@kompas.co.id, humaniora@kompas.co.id
2. Koran Tempo. Email : koran@tempo.co.id, interaktif@tempo.co.id
3. Media Indonesia. Email : redaksi@mediaindonesia.co.
id, redaksimedia@yahoo.com
4. Rakyat Merdeka. Email : redaksi@rakyatmerdeka.co.i d
5. Republika. Email : sekretariat@republika.co.i d
6. Seputar Indonesia. Email : redaksi@seputar-indonesia. com
7. Detik. Email : redaksi@staff.detik.com
8. Harian Terbit. Email : terbit@harianterbit.com
9. Indo Pos. Email : editor@indopos.co.id, indopos@jawapos.co.id
10. Tempo. Email : tempo@tempo.co.id
11. Lampung Post. Email : redaksilampost@yahoo.com, redaksi@lampungpost.co.id, opini 5000 karakter.
12. Radar Lampung. Email : radar@lampung.wasantara.ne t.id
13. Pikiran Rakyat. Email: redaksi@pikiran-rakyat.com
14. Kaltim Post. Email : redaksi@kaltimpost.net
15. Tribun Timur. Email: tribuntimur@yahoo.com
16. Majalah Nikah. Email: redaksi@majalah-nikah.com
17. Majalah Sabili. Email: redaksi@sabili.co.id. elkasabili@yahoo.co.id
18. Antara. Email : redaksi@antara.co.id, letter@antara.co.id, newsroom@antara.co.id
19. Berita Kota. Email : berikot@biz.net.id
20. Sinar Harapan. Email : redaksi@sinarharapan.co.id , info@sinarharapan.co.id, opinish@sinarharapan.co.id
21. Suara Karya. Email : redaksi@suarakarya-online. com
22. Suara Pembaruan. Email : koransp@suarapembaruan.com
23. The Jakarta Post. Email : editorial@thejakartapost.c om
24. Warta Kota. Email : warkot@indomedia.com
25. Kompas Cyber Media. Email: kcm@kompas.com
26. Forum Keadilan. Email : redaksi@forum.co.id
27. Gatra. Email : redaksi@gatra.com
28. Suara Merdeka (Semarang). Email : humainia@yahoo.com
29. Bernas (Jogja). Email : bernasjogja@yahoo.com
30. Kedaulatan Rakyat (Jogja). Email : redaksi@kr.co.id
31. Pontianak Post. Email: redaksi@pontianakpost.com
32. Bali Post. Email : balipost@indo.net.id
33. Solo Pos. Email : redaksi@solopos.net
34. Surya (Surabaya). Email : surya1@padinet.com
35. Sriwijaya Post. Email : sripo@mdp.net.id
36. Riau Pos. Email : redaksi@riaupos.co.id
37. Banjarmasin Post. Email : bpost@indomedia.com
38. Manado Post. Email : mdopost@mdo.mega.net.id
39. Majalah Tarbawi. Email: tarbawi@yahoo.com
40. Majalah Percikan Iman. Email: redaksi@percikan-iman.com, redaksi_mapi@yahoo.co.id
41. Majalah Al-Wa’ie. Email:al-waie@al-islam.or. id
42. Majalah Cahaya Sufi. Email: suficenter@sufinews.com
43. Majalah Alkisah. Email: redaksi_alkisah@yahoo.com
44. Majalah As-Sunnah. Email: assunnah@ponpesimambukhari .or.id
45. Majalah Ummi. Email: ummi@ummigroup.co.id
46. Tabloid Suara Islam. Email: redaksi@suara-islam.com
47. Fajar. Email: budaya@fajar.co.id, fajar@fajar.co.id, fajarupg@indosat.net.id, redaksi@fajar.co.id
48. Majalah Qiblati. Email: qiblati@gmail.com
49. Majalah El-Fata. Email: redaksielfata@gmail.com
50. Majalah Ar-Risalah. Email: arrisalah@gmail.com
51. Majalah Al-Bashirah. Email: albashirah@gmail.com
52. Majalah Hidayatullah. Email: editor@hidayatullah.com, majalah@hidayatullah.com
1. Kompas. Email : kompas@kompas.com, opini@kompas.co.id, humaniora@kompas.co.id
2. Koran Tempo. Email : koran@tempo.co.id, interaktif@tempo.co.id
3. Media Indonesia. Email : redaksi@mediaindonesia.co.
4. Rakyat Merdeka. Email : redaksi@rakyatmerdeka.co.i
5. Republika. Email : sekretariat@republika.co.i
6. Seputar Indonesia. Email : redaksi@seputar-indonesia.
7. Detik. Email : redaksi@staff.detik.com
8. Harian Terbit. Email : terbit@harianterbit.com
9. Indo Pos. Email : editor@indopos.co.id, indopos@jawapos.co.id
10. Tempo. Email : tempo@tempo.co.id
11. Lampung Post. Email : redaksilampost@yahoo.com, redaksi@lampungpost.co.id,
12. Radar Lampung. Email : radar@lampung.wasantara.ne
13. Pikiran Rakyat. Email: redaksi@pikiran-rakyat.com
14. Kaltim Post. Email : redaksi@kaltimpost.net
15. Tribun Timur. Email: tribuntimur@yahoo.com
16. Majalah Nikah. Email: redaksi@majalah-nikah.com
17. Majalah Sabili. Email: redaksi@sabili.co.id. elkasabili@yahoo.co.id
18. Antara. Email : redaksi@antara.co.id, letter@antara.co.id, newsroom@antara.co.id
19. Berita Kota. Email : berikot@biz.net.id
20. Sinar Harapan. Email : redaksi@sinarharapan.co.id
21. Suara Karya. Email : redaksi@suarakarya-online.
22. Suara Pembaruan. Email : koransp@suarapembaruan.com
23. The Jakarta Post. Email : editorial@thejakartapost.c
24. Warta Kota. Email : warkot@indomedia.com
25. Kompas Cyber Media. Email: kcm@kompas.com
26. Forum Keadilan. Email : redaksi@forum.co.id
27. Gatra. Email : redaksi@gatra.com
28. Suara Merdeka (Semarang). Email : humainia@yahoo.com
29. Bernas (Jogja). Email : bernasjogja@yahoo.com
30. Kedaulatan Rakyat (Jogja). Email : redaksi@kr.co.id
31. Pontianak Post. Email: redaksi@pontianakpost.com
32. Bali Post. Email : balipost@indo.net.id
33. Solo Pos. Email : redaksi@solopos.net
34. Surya (Surabaya). Email : surya1@padinet.com
35. Sriwijaya Post. Email : sripo@mdp.net.id
36. Riau Pos. Email : redaksi@riaupos.co.id
37. Banjarmasin Post. Email : bpost@indomedia.com
38. Manado Post. Email : mdopost@mdo.mega.net.id
39. Majalah Tarbawi. Email: tarbawi@yahoo.com
40. Majalah Percikan Iman. Email: redaksi@percikan-iman.com,
41. Majalah Al-Wa’ie. Email:al-waie@al-islam.or.
42. Majalah Cahaya Sufi. Email: suficenter@sufinews.com
43. Majalah Alkisah. Email: redaksi_alkisah@yahoo.com
44. Majalah As-Sunnah. Email: assunnah@ponpesimambukhari
45. Majalah Ummi. Email: ummi@ummigroup.co.id
46. Tabloid Suara Islam. Email: redaksi@suara-islam.com
47. Fajar. Email: budaya@fajar.co.id, fajar@fajar.co.id, fajarupg@indosat.net.id, redaksi@fajar.co.id
48. Majalah Qiblati. Email: qiblati@gmail.com
49. Majalah El-Fata. Email: redaksielfata@gmail.com
50. Majalah Ar-Risalah. Email: arrisalah@gmail.com
51. Majalah Al-Bashirah. Email: albashirah@gmail.com
52. Majalah Hidayatullah. Email: editor@hidayatullah.com, majalah@hidayatullah.com
"SEDEKAH"
alangkah indah
orang bersedekah
dekat dengan Allah
dekat dengan surga
takkan berkurang
harta yang bersedekah
akan bertambah
akan bertambah
Allah Maha Kaya
yang Maha Pemurah
yang akan mengganti
dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
yang Maha Perkasa
semoga kan membalas surga
oh indahnya
saling berbagi
saling memberi
karna Allah
oh indahnya
saling menjaga
saling mengasihi
karna Allah
Allah.. Allah.. Allah.. Allah,
BY: Syair Lagu SEDEKAH "Opik"
orang bersedekah
dekat dengan Allah
dekat dengan surga
takkan berkurang
harta yang bersedekah
akan bertambah
akan bertambah
Allah Maha Kaya
yang Maha Pemurah
yang akan mengganti
dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
yang Maha Perkasa
semoga kan membalas surga
oh indahnya
saling berbagi
saling memberi
karna Allah
oh indahnya
saling menjaga
saling mengasihi
karna Allah
Allah.. Allah.. Allah.. Allah,
BY: Syair Lagu SEDEKAH "Opik"
Senandung Untuk E-mak...........
Kubuka Album Biru
Penuh Debu dan Usang
ku Pandangi Semua Gambar Diri
Kecil Bersih Belum Ternoda
Pikir ku pun Melayang
Dahulu Penuh Kasih
Teringat Semua Cerita Orang
Tentang Riwayatku
Kata Mereka Diriku Slalu Dimanja
Kata Mereka Diriku Slalu Dtimang
Nada Nada Yang Indah
Slalu Terurai Darinya
Tangisan Nakal Dari Bibirku
Takkan Jadi Deritanya
Tangan Halus dan Suci
Tlah Mengangkat Diri Ini
Jiwa Raga dan Seluruh Hidup
Rela Dia Berikan
Oh Bunda..........
Ada dan Tiada Dirimu
Kan Slalu Ada Di Dalam Hatiku
Penuh Debu dan Usang
ku Pandangi Semua Gambar Diri
Kecil Bersih Belum Ternoda
Pikir ku pun Melayang
Dahulu Penuh Kasih
Teringat Semua Cerita Orang
Tentang Riwayatku
Kata Mereka Diriku Slalu Dimanja
Kata Mereka Diriku Slalu Dtimang
Nada Nada Yang Indah
Slalu Terurai Darinya
Tangisan Nakal Dari Bibirku
Takkan Jadi Deritanya
Tangan Halus dan Suci
Tlah Mengangkat Diri Ini
Jiwa Raga dan Seluruh Hidup
Rela Dia Berikan
Oh Bunda..........
Ada dan Tiada Dirimu
Kan Slalu Ada Di Dalam Hatiku
Langganan:
Postingan (Atom)