Jumat, 08 April 2011

Analisis Kontrastif

PARADIGMA PERGESERAN KAIDAH BAHASA INDONESIA KE DALAM KARAKTER BAHASA ALAY: TINJAUAN ANALISIS
KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK


Oleh:


MOH. BADRUS SOLICHIN (080210402002)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011




A.DESKRIPSI ANALISIS KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK

1.Analisis Kontrastif
Tarigan (1990:59) mengatakan bahwa analisis kontrastif adalah kegiatan membandingkan struktur B1 dengan B2 serta langkah-langkah struktur B1 dengan B2, memprediksi kesulitan belajar, dan menyusun bahan pengajaran. Sedangkan menurut Pateda (1989:18) analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik membandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa sasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapat segera menguasai bahasa yang sedang dipelajari.
Dari kedua pengertian analisis kontrastif (anakon) di atas, yang berdasarkan pendapat dua ahli dapatlah ditarik sebuah kesimpulan secara pengertian umum. Bahwa analisis kontrastif menekankan pada pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik perbandingan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa kedua (B2) atau bahasa yang sedang dipelajari. Namun proses perbandingan ini hanya sebatas pada membandingankan unsur kebahasaan yang ada dalam struktur kedua bahasa, baik dari faktor perbedaan gramatikal ataupun leksikalnya ataupun faktor kebahasaan lainnya.
Adapun teori yang mendasari lahirnya anakon yaitu adanya kebiasaan berbahasa (language habit) dan kesalahan berbahasa (language error). Kebiasaan yang terjadi dalam berbahasa ini terjadi adanya kebiasaan peniruan dan penguatan. Kebiasaan peniruan itu terjadi secara spontan tanpa disadari dan sukar dihilangkan, terkecuali kalau lingkungan itu berubah sehingga dari sinilah terjadi adanya penguatan yang tanpa disadari pembelajar bahasa. Perubahan itu mengarah kepada penghilangan stimulus yang membangkitkannya. Walaupun teori pembentukan kebiasaan itu bersifat umum, aplikasinya digunakan juga dalam pengajaran bahasa.

2.Ilmu Semantik
Menurut Abdul Chaer (1995:2-6) semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaiamana perkembangananya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa. Atau semantik juga diartikan sebagai ilmu menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia.
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Aristoteles juga telah mengungkapkan bahwa makna suku kata sampai kalimat itu dapat dibedakan antara makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom, serta makna kata yang hadir akibat terjadinya hubungan gramatikal. Hal ini jika dikaitkan dengan pemakai bahasa (masyarakat bahasa), semantik dapat juga diketahui dari perubahan sikap pemakai bahasa yang tercermin dari ujarannya yang mencakup makna yang diutarakan.
Semantik terdapat pula beberapa aspek yang meliputi konsep, tanda, dan lambang yang ada dalam bahasa. Selain aspek tersebut juga ada acuan yang merupakan referensi dari konsep, tanda dan lambang. Sehingga terjadi adanya hubungan antara ketiga aspek tersebut. Pengertian konsep sendiri merupakan gambaran mental dari objek, proses apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konsep telah muncul dalam otak atau pikiran manusia berdasarkan pengalaman. Sedangkan tanda memiliki arti yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu, baik itu gejala, bukti, pengenal, ataupun petunjuk. Lambang merupakan unsur bahasa yang bersifat arbitrer dan konvensional yang mewakili hubungan objek dan signifikasinya.

B.KARAKTERISTIK BAHASA ALAY

1.Latar Belakang Bahasa Alay
Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi yang paling populernya adalah anak layangan. Dominannya istilah Alay ini untuk menggambarkan anak yang sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan "anak kampung", karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. Berikut ini pengertian bahasa Alay menurut beberapa ahli (http://lupherblueniz.blogspot.com).
Koentjara Ningrat:
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati,kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar.
Selo Soemaridjan:
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."

2.Ciri-ciri Pemakai Bahasa Alay
Pemakai bahasa Alay sering diidentifikasikan menjadi narsis, fotogenic, sok gaul, emo, dan lain-lain. Secara garis besar, mungkin karena salah pergaulan, maka yang merupakan ciri-ciri pemakai bahasa Alay dapat diketahui sebagai berikut (http://andriew.blogspot.com).
a)Selalu merasa paling tahu tentang sepedah dan kegiatan bersepedah. Padahal jarang banget, palingan pas ada Event atau ada liputan aja untuk memburu Goodie Bag atau sekedar Narsis.com.
b)Tongkrongannya di pinggir pinggir jalan.
c)Ketika sedang berkumpul, membawa handshet untuk mendengerkan lagu dari handphone sehingga terkesan pamer. Mereka bergaya bertelfon dan ber-SMS. Kondisi terparah adalah suka menunjukkan SMS dari cewek atau cowok kepada temannya agar dibilang pacarnya perhatian.
d)Terkesan ingin 'gaul' mengikuti tren yang sekarang tapi terlalu lebay (contoh: padu-padan pakaian tetapi tidak serasi; baju hijau,celana kotak kotak, sepatu merah, kacamata biru!)
e)Dimana-mana selalu berfoto-foto narsis (entah itu di track sepeda, WC, mobil, kamar, stasiun , angkot, dan lain-lain).
f)Kalau yang berkelamin cewek, setiap hari kerjaannya membahas pacar. (contoh: eh tau ga si A tadi gini loh sama gue hahaha lucu bgt ya?)
g) Buat cowok, tiap hari kerjaannya mencari musuh (ribut) agar dianggap keren.
h) Pada akun Facebook, Friendster ataupun Twitter, bagi yang cewek di album fotonya memajang foto cowok-cowok ganteng. Meskipun tidak kenal, supaya dianggap cantik dan gaul. Untuk yang cowok, majang foto cewek semua walau tidak kenal agar disangka cowok ganteng.
i)Nama profil di jejaring social, menggunakan nama dengan mengagung-agungkan dirinya sendiri. (Contoh: pRinceSs cuTez,sHa luccU, cAntieqq, dan lain-lain).







3.Contoh Kosa Kata Bahasa Alay
Bentuk kosa kata bahasa Alay sekarang sudah menjadi bahasa sehari-hari anak muda. Banyaknya kosakata bahasa Alay hingga terkumpulkan dalam kamus bahasa Alay. Kosa kata bahasa Alay ini memang menjadi fenomena, sering kita temui dari SMS, status jejaring sosial seperti Facebook ataupun Twitter.
Berikut ini contoh beberapa kosa kata bahasa Alay:


Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q.
Anak : Nax, Anx, Naq
Apa : Pa, PPa (PPa ???)
Baru : Ru
Belum : Lom, Lum
Boleh : Leh
Buat : Wat, Wad
Cakep : Ckepp
Cewek : Cwekz
Cowok : Cwokz
Cuekin : Cuxin
Curhat : Cvrht
Halo : Alow
Ini : Iniyh, Nc
Kakak : Kakagg
Kalau : Kaluw, Klw, Low
Kalian : Klianz
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh
Karena/Soalnya : Coz, Cz
Kenal : Nal
Keren : Krenz, Krent
Kurang : Krang, Krank (Crank?)
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw
Lupa : Lupz
Maaf : Mu’uv, Muupz, Muuv
Main : Men
Makan : Mumz, Mamz
Manis : Maniezt, Manies
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
Mengeluh : Hufft
Paling : Plink, P’ling
Pasti : Pzt
Punya : Pya, P’y
Rumah : Humz, Hozz
Salam : Lam
Sayang : Saiank, Saiang
Sempat : S4
Setiap : Styp
Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa
Telepon : Tilp
Tempat : T4
Terus : Rus, Tyuz, Tyz
Tiap : Tyap
Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz






C.PARADIGMA PERGESERAN KAIDAH BAHASA INDONESIA KE DALAM KARAKTER BAHASA ALAY : TINJAUAN ANALISIS KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK


1.Paradigma Pergeseran Kaidah Bahasa Indonesia ke dalam Karakter Bahasa Alay : Tinjauan Analisis Kontrastif
Paradigma pergeseran bahasa menunjukkan adanya suatu bahasa yang benar-benar ditinggalkan oleh komunitas penuturnya. Hal ini berarti bahwa ketika pergeseran bahasa terjadi, anggota suatu komunitas bahasa secara kolektif lebih memilih menggunakan bahasa baru, daripada bahasa lama yang secara fungsional biasa dipakai sebagai sebagai bahasa nasional. Sebaliknya, dalam pemertahan bahasa para penutur suatu komunitas bahasa secara kolektif memutuskan untuk terus menggunakan bahasa yang mereka miliki atau yang secara tradisional biasanya digunakan.
Gejala-gejala yang menunjukkan terjadinya pergeseran dan pemertahan bahasa pun dapat diamati. Misalnya, ketika ada gejala yang menunjukkan bahwa penutur suatu komunitas bahasa mulai memilih menggunakan bahasa baru dalam domain-domain tertentu yang menggantikan bahasa lama, hal ini memberikan sinyal bahwa proses pergeseran bahasa sedang berlangsung. Akan tetapi, apabila komunitas penutur bahasanya monolingual dan secara kolektif tidak menggunakan bahasa lain, maka dengan jelas ini berarti bahwa komunitas bahasa tersebut mempertahankan pola penggunaan bahasanya.
Seperti halnya bahasa Indonesia, yang dikenal masyarakat Indonesia sebagai bahasa nasional. Dimana bahasa Indonesia memiliki kaidah tersendiri yang berbeda dengan bahasa daerah ataupun bahasa slank (gaul). Kaidah bahasa Indonesia sendiri menjadi pegangan keutuhan dinamikan bahasa Indonesia. Sehingga jika ada perkembangan bahasa slank yang terjadi seperti di jaman sekarang ini merupakan suatu gejala bahasa yang sudah harap dimaklumi. Karena pastinya bahasa slank yang muncul memiliki tempat atau komunitas tersendiri yang nantinya tidak akan merusak kaidah bahasa nasional yang seharusnya dijunjung tinggi. Seperti halnya keberadaan bahasa Alay yang digemari generasi muda Indonesia sekarang ini.
Di kalangan pendidikan di negara ini, hendaknya tidak perlu gelisah berlebihan menganggap perkembangan bahasa Alay dapat merusak Bahasa Indonesia. Bahasa alay yang banyak digunakan oleh generasi muda Indonesia hanya mempunyai syarat mengancam dan merusak bahasa Indonesia apabila digunakan pada media yang tidak pada tempatnya. Bahasa kawula muda itu akan mengancam Bahasa Indonesia jika digunakan pada forum resmi seperti seminar, perguruan tinggi, sekolah atau dalam tata cara surat menyurat resmi di perkantoran.
Tapi, jika hanya diigunakan sebagai bahasa pergaulan di media baru yang memilih cara interaksi baru seperti SMS, jejaring sosial facebook atau twitter, tak ada alasan untuk mengkhawatirkan bahasa Alay. Bahasa gaul itu hanya berinteraksi pada tempatnya. Oleh karena itu, tidak perlu mengambil langkah berlebihan dalam melindungi kaidah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia justru akan teruji dan berkembang sesuai jamannya, dengan adanya berbagai variasi bahasa di sekitarnya.

2.Mengkaji Karakteristik Bahasa Alay dari Segi Ilmu Semantik
Bahasa yang telah digunakan orang telah membuka cara baru tentang bagaimana menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dan hal inilah harus mampu disadari secara bersama oleh kalangan pengguna bahasa. Misalkan saja cara baru menggunakan bahasa di kalangan anak muda yang menggunakan bahasa Alay, pastinya mereka memiliki tujuan tersendiri untuk menggunakan bahasa tersebut sebagai sarana komunikasi di kalangan mereka yang mampu menunjukkan karakteristik menarik. Sehingga kalangan pemakai bahasa Alay ini mampu menunjukkan identitas diri untuk eksis atau bersaing dengan bahasa induk, seperti bahasa Indonesia ataupun daerah. Mereka pemakai bahasa Alay menggunakan bahasanya bukan dalam laporan ilmiah atau pidato resmi. Mereka berbahasa Alay hanya dalam ruang-ruang bahasa yang sifatnya lebih santai seperti di situs jejaring sosial, obrolan pribadi, dan pesan singkat.
Di dalam ilmu semantik pemakai bahasa dapat menunjukkan identitas bahasanya dapat diketahui dari perubahan sikap pemakai bahasa yang tercermin dari ujaran yang mencakup makna yang telah diutarakan. Sehingga kajian ilmu semantik membagi ke dalam beberapa aspek yang meliputi konsep, tanda, dan lambang yang ada dalam bahasa. Jika meninjau pemakaian bahasa Alay oleh kalangan muda bangsa Indonesia ini, konsep dari bahasa Alay sendiri merupakan gambaran mental dari objek, proses apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan konsep dari yang diciptakan pemakai bahasa Alay, dapat dipahami keberadaannya telah muncul dalam otak atau pikiran pemakai kalangan anak muda yang berdasarkan pengalaman atau pola hidup yang mereka ciptakan. Sedangkan tanda yang terdapat dalam bahasa Alay, memiliki arti yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu, baik itu gejala, bukti, pengenal, ataupun petunjuk dimana mereka mampu eksis di lingkungan bahasa induk yang sudah ada.
Para pemakai bahasa Alay yang menulis atau menggunakan cara ejaan Alay, pastinya mereka juga berpikir apa yang dihasilkannya merupakan hasil dari proses kreatif dari pengembangan bahasa yang sudah ada. Dan gaya ejaan itu menunjukkan kompetensi penuh atas ortografi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Gaya ejaan alay bekerja pada tataran linguistik bahasa. Jika menelaah lebih lanjut dari bentuk kosa kata bahasa Alay yang ada pada contoh di atas: bukankah gaya ejaan itu menggunakan anasir-anasir serupa homofon, atau bahkan semiotika yang berdasarkan kesatuan semantik? Gaya ejaan Alay memperlakukan abjad (lambang), tanda baca (tanda), dan bilangan sebagai simbol yang memanifestasikan bunyi atau huruf tertentu sehingga dapat menikmati kekreatifan linguistik semacam itu.




DAFTAR RUJUKAN



Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Pateda, Mansur.1989. Analisis Kesalahan. Ende: Nusa Indah.

Tarigan, H.G., dan Djago Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa Bandung.

Sumber On Line:
http://andriew.blogspot.com/2011/02/tinjauan-sosiolinguistik-bahasa-alay.html.

http://lupherblueniz.blogspot.com/2010/03/definisi-alay-menurut-para-ahli-kamus.html.

http://pribadiuntuksemua.blogspot.com/2010/11/anakon.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar