Senin, 09 Agustus 2010

CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA)

CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA)
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran ajakan peserta didik agar aktif dalam kegiatan belajar-mengajar bukanlah merupakan masalah baru, namun merupakan masalah yang telah diupayakan sejak lama. Menurut teori pengajaran, keikut sertaan secara aktif dari peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar merupakan konsekuensi logis dari pengajaran yang sesungguhnya bahkan merupakan factor penting dalam hakikat kegiatan belajar-mengajar. Sebab, suatu pengajaran tidak akan berlangsung dengan berhasil tanpa keaktifan peserta didik. Permasalahannya terletak pada kadar keaktifan belajar peserta didik. Kadar keaktifan belajar peserta didik beragam dari yang tinggi, sedang atau rendah.
Setelah adanya berbagai upaya pendidikan, misalnya: upaya peningkatan mutu, optimasi pencapaian hasil belajar, peningkatan/mempertinggi aktivitas belajar peserta didik dan sebagainya, maka selanjutnya didalam proses belajar-mengajar dituntut untuk menerapkan cara, teknik atau sebut saja “teknologi”, (tanpa mengabaikan pengertian strategi) yang dapat memancing optimalisasi keaktifan peserta didik dalam belajar. Lahirlah apa yang dinamakan Cara Belajar Siswa Aktf (CBSA),sebagai salah satu pendekatan strategi pengajaran di dalam dunia pendidikan dan pengajaran Indonesia.
A. PENGERTIAN CBSA
Menurut Nana Sujana (1988), dikatakan bahwa CBSA adalah suatu proses belajar-mengajar yang menggunakan berbagai metode yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga subjek didik betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar.
Menrut Misbah Partika (1987), dikatakan CBSA adalahproses belajar –mengajar yang menggunakan berbagai metode yang menitik beratkan kepada keaktifan yang bersifat fisik, mental, emosional maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan wawasan kognitif, afektif dan psikomotor secara optimal.
Menurut A.Kosasih Djahiri (1980) dikatakan bahwa “CBSA” adalah suatu proses interaksi aktif seluruh p[otensi manusiawi siswa (emosi, feeling, pikiran, nilai, moral) secara fungsional dalam menginternalisasi dan mempersanalisasikan suatu tujuan pelajaran yang diinginkan.
Bertitik tolak dari beberapa definisi tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) merupakan suatu pendekatan yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar dengan menekankan pada keterlibatan kemampuan peserta didik, baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosionalnya sehingga diperoleh hasil belajar yang berupa keteerpaduan antar aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam kesatuan pribadi peserta didik yang utuh seperti yang diinginkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada hakikatnya, kajian tentang CBSA ini dapat ditelusuri dari tiga segi, yaitu segi konsep, segi subjek didik dan segi guru atau pengajar. Sebagai konsep, CBSA adalah suatu proses kegiatan belajar-mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional serta fisiknya, sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian peserta didik, merupakan inti dalam kegiatan belajar-mengajar. Sekaligus peserta didik sebagai subyek dan obyek kegiatan belajar-mengajar.
Dilihat dari subyek didik, CBSA merupakan suatu proses. Dari segi guru dan pengajar, CBSA merupakan pendekatan mengajar yang diterapkan guru untuk memancing keaktifan dan peran peserta didik secara optimal sebagai subyek pendidikan.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan CBSA merupakan salah satu cara pendekatan belajar-mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi aktif baik fisik, intelektual dan emosional peserta didik seoptimal mungkin dapat mengubah prilakunya secara lebih efektif dan efisien.
B. ASUMSI DASAR DAN URGENSINYA PENERAPAN CBSA
Muncul asumsi (anggapan) dasar mengapa suatu obyek atau cara itu diterapkan. Sehingga permasalahan yang muncul adalah mengapa CBSA diperlukan dalam proses belajar-mengajar disekolah? Mengapa proses pengajaran harus mengoptimalkan kadar keaktifan peserta didik dalam belajar atau dalam CBSA?
Menurut Raka Joni (1979) dikatakan bahwa asumsi dasar yang melandasi alasan sehingga diterapkannya CBSA dalam proses belajar-mengajar adalah:
1. asumsi Mengenai Pendidikan
pendidikan adalah usah sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasimenuju kedewasaan intelektual, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabatnya sebagai manusia. Atas dasar ini maka hakikat pendidikan adalah:
a.interaksi manusiawi
b.pembinaan dan pengembangan potensi manusia
c.proses yang berlangsung sepanjang hayat
d.kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan individu
e.keseimbangan antara kebebasan subyek didik dan kewibawaan guru
f.peningkatan kualitas hidup manusia
2. Asumsi Peserta Didik
Asumsi mengenai peserta didik adalah bahwa;
a.anak bukan manusia kecil, tetapi manusia utuh yang mempunyai potensi untuk berkembang
b.setiap individu atau anak didik berbeda dalam kemampuannya
c.individu atau peserta didik pada dasarnya adalah insane yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi linkungannya.
d.Peserta didik mempunyai motivasi untuk memenuhi kebutuhannya
3. Asumsi Mengenai Guru
Asumsi mengenai guru bertitik tolak dari anggapan bahwa guru :
a.bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik
b.memiliki kemampuan professional sebagai pengajar
c.mempunyai kode eti keguruan
d.berperan sebagai sumber belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar sehingga memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi peserta didik dalam belajar.
4. Asumsi Mengenai Proses Pengajaran
a.proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sisitem
b.peristiwa belajar terjadi apabila peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru
c.proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat guna dan berdaya guna
d.pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang
e.inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar peserta didik secara optimal.
C. KELEBIHAN KURIKULUM CBSA DAN KEKURANGANNYA
Kelebihan dari kurikulum CBSA antara lain :
1.Guru tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta didik. Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Dengan kata lain guru guru tidak melakukan cara pendekatan memberikan ikan kepada peserta didik, tetapi guru melakukan cara pendekatan memberikan “kail” kepada peserta didik. Dengan cara begitu peserta didik akan cepat berkembang dan maju di dalam belajarnya.
2.Peserta didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun praktek langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung dilingkungannya, melalui perlakuan terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan membaca dan menyimak atau melalui penugasan dan melakukan kegiatan tertentu.
3.melalui CBSA, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
4.Melalui CBSA perbedaan pengembangan berebagai aspek dapat ditangani lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar.
5.Melalui pendekatan CBSA fisik, mental dan perasaan peserta didik terlibat dalam proses belajar- mengajar dan sangat membantu perkembangan kehidupan peserta didik seutuhnya.
Kekurangan dari kurikulum CBSA
Kekurangan dari kurikulum CBSA adalah ternyata di dalam penerapannya sering terjadi guru membiarkan peserta didik belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah diberikannya sementara guru bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan gurunya’. Sehingga muncul plesetan “CBSA , catat buku sampai abis.

Keterampilan Mempersepsi Keterampilan Menganalisis Keterampilan Menyintesis

Membedakan bunyi bahasa Mengidentifikasi satuan Menghubungkan penanda
Mengenali kata gramatikal bahasa dengan penanda
Mengidentifikasi satuan lainnya
pragmatis Memanfaatkan latar
belakang pengetahuan



KETERAMPILAN MENYIMAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar