Berita adalah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya peristiwaatau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi (aktual) yang disampaikan oleh wartawan dalam media massa (Junaeddhie, 1991:26).
Syarat-syarat berita
1.Faktual (benar terjadi)
2.Aktual (termassa, baru, hangat, mutakhir)
3.Menarik
4.Sumber berita seimbang
5.Lengkap, 5 W + 1 H (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, di mana)
Jenis berita berdasarkan waktu penyajian :
1.Berita kilat dan actual (news bulletin)
Yaitu berita yang bersifat hangat, relatif singkat, tidak terinci, actual, dan penyajiannya terikat pada waktu semakin cepat disiarkan lebih baik (wahyudi, 1991:123). Contoh : baru saja telah terjadi ledakan di Ambon sekitar 30 menit yang lalu.
1.Berita khas dan diperdalam (news magazine)
Yaitu berita yang bersifat khas dan diperdalm, relative tidak terikat pada waktu-kecepatan sampai kepada pembaca, tetapi mempunyai efek perkembangan yang aktualitasnya dapat bertahan sejalan dengan kecenderungan dari kehangatan berita khas tersebut.
1.Penerangan berita (information news)
Yaitu penjelasan lebih lanjut tentang suatu berita yang telah disiarkan.
1.Berita Eksklusif
Yaitu berita tentang sesuatu peristiwa dan pendapat yang memiliki nilai berita tertinggi, dan jarang terjadi, serta hanya diperoleh atau diketahui hanya satu orang wartawan saja.
Persiapan wawancara dilakukkan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1.Menentukan topik yang akan ditanyakan .
2.Menentukan tujuan wawancara
3.Menyusun daftar pertanyaan. Atau 5 W + 1 H (what, who,where,when,why,how)
4.Menentukan narasumber yang akan diwawancarai.
5.Membuat kesepakatan dengan narasumber tentang waktu dan tempat wawancara.
6.Melaksanakan wawancara.
7.Mencatat pokok-pokok informasi yang diperoleh dari wawancara.
8.menyusun hasil wawancara (kalau akan digunakan untuk diri sendiri) atau melaporkan hasil wawancara (kalau digunakan untuk kepentingan bersama, sekolah atau perusahaan).
B. Membaca Cepat
Membaca cepat yaitu membaca secara sepintas kilas untuk menangkap hal-hal yang pokok atau penting.
Hal-hal yang menghambat membaca cepat:
1.Bersuara
2.Menggerakkan bibir
3.Menunjuk kata demi kata dengan jari
4.Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
Ada dua cara membaca cepat yaitu :
1.Cara skimming, yaitu membaca dengan cara melompati fakta dan detail dengan memusatkan perhatian untuk cepat menguasai ide-ide pokok
2.Cara skanning, yaitu membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa yang lain-lain sehingga langsung kepada masalah yang dicari.
Rumus membaca cepat :
Membaca Ekstensif Teks
Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat jangkauannya luas. Membaca ekstensif berarti ketika membaca suatu informasi hendaknya pandangan mata kita menyeluruh ke bidang bacaan. Dalam suatu teks terdapat dua informasi yaitu fakta dan pendapat (opini). Fakta adalah keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyatan. Opini atau pendapat adalah pikiran atau tanggapan terhadap sesuatu hal.
Langkah-langkah membaca ekstensif :
1. Menentukan topik bacaan.
2. Mencari sumber lain dengan tema yang sama.
3. Tentukan pokok pikiran tiap paragraf
4. Berupa fakta dan opini
5. Rangkumlah dalam beberapa kalimat.
C. Memahami dan Menggunakan Imbuhan/Afiks
1.Imbuhanke-an
Fungsi imbuhan ke-an adalah sebagai berikut:
1.
a.membentuk kata benda
b.membentuk kata kerja
makna imbuhan ke-an adalah sebagai berikut:
a.Menyatakan sesuatu hal atau peristiwa hal yang telah terjadi.
Contoh : Ia mengahadapi kenyataan ini dengan kepala dingin
b.Menyatakan tempat atau daerah
Contoh: Andri bekerja di Kedutaan RI
c.Menyatakan kena atau menderita suatu hal.
Contoh: Ia Kehujanan semalam
d.Menyatakan perbuatan yang tidak sengaja.
Contoh: Santi ketiduran ketika menunggu ayahnya pulang
e.Menyatakan terlalu.
Contoh: Baju Santo kebesaran
f.Menyatakan menyerupai
Contoh: gaya hidupnya kebarat-barata.
1.Imbuhan me-kan
Berfungsi membentuk kata kerja.
Makna imbuhan me-kan :
a.Menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses.
Misalnya: Ayah sedang meninggikan tiang jemuran.
b.Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai.
Misalnya: orang itu memperhambakan benda-benda antik.
c.Menyatakan intensitas
Misalnya: Mereka memperebutkan piala Gubernur DKI Jakarta.
1.Imbuhan per-an
Berfungsi sebagai pembentuk kata benda.
Makna konfiks per-an :
9.Menyatakan hal
Misalnya : Izin pergedungan di Jakarta sangat ketat.
10.Menyatakan hasil
Misalnya: Kita harus menjunjung persatuan bangsa.
11.Menyatakan tempat atau daerah
Misalnya: Vila itu sebagai tempat peristirahatan Presiden.
12.Menyatakan berbagai-bagai
Misalnya: Surat lamaran pekerjaan disertai persyaratan yang diterima.
1.Imbuhan serapan: -I, -iah, -is, -isme, -if, -al, -asi
Imbuhan ini merupakan serapan dari bahasa asing. Imbuhan serapan tersebut pada umunya berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat.
Makna yang umum untuk menandai kata sifat adalah mempunyai sifat atau cirri; Misalnya: legal, universal, sportif, aktif, egois.
Sebaliknya –isme mengandung makna paham. Misalnya: Nasionalisme, komunisme.
Sufiks –tas menyatakan makna hal. Misalnya: kriminalitas, aktivitas,
Sedangkan -asi menyatakan proses, misalnya: proklamasi, nasalisasi,
Dan sufiks –I, - iah, -wi menyatakan makna yang bersangkutan dengan, misalnya: gerejani, surgawi, alamiah.
1.Partikel asing: anti-, pro-, eks, pra, swa, intra-, trans-, non-
Partikel asing maksudnya imbuhan asing yang melekat pada kata dasar.
Contoh: SMU kami sering mendapat juara dalam perlombaan intrakurikuler.
D. Membedakan Ragam Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan dari Segi Penggunaan
Ragam bahasa baku adalah bahasa yang penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), biasanya dipkai dikalangan terdidik, dalam karya ilmiah, suasana resmi, dan di surat resmi.
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terikat oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelangkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.
Ragam bahasa resmi atau formal adalah ragam bahasa yang dpakai dalam situasi resmi misalnya surat dinas dan situasi pengadilan.
Ragam bahasa tidak resmi atau tidak formal adalah ragam bahasa yang sebagian ditandai oleh penggunaan slang (ragam bagahasa yang digunakan kaum remaja atau kelompok social tertentu untuk berkomunikasi intern sebagai usaha supaya orang-orang atau kelompok lain tidak mengerti) dan ellipsis (peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dan konteks bahasa atau konteks luar bahasa) dan digunakan lingkungan yang akrab.
Contoh ragam bahasa lisan yang tidak formal dan contoh ragam bahasa tulis.:
Contoh 1 : ragam bahasa lisan yang tidak formal.
Contoh 2 : ragam bahasa tulis.
Contoh 1.
A : “Nama?”
B : “Punarto”
A : “umur?”
B : “27 tahun.”
A : “tinggal di mana?”
B : “di Rawamangun.”
A : “pernah kursus?”
B : “pernah.”
A : “di mana?”
B : “LIA.”
A : “pernah kerja?”
B : “pernah.”
Contoh 2
A : “siapa nama saudara?”
B : “nama saya Punarto.”
A : “berapa umur saudara?”
B : “umur saya 27 tahun.”
A : “dimana saudara tinggal?”
B : “saya tinggal di rawamangun.”
A : “apakah saudara pernah kursus?”
B : “ya, saya pernah kursus bahasa Inggris di LIA.”
A : “apakah saudara pernah bekerja?”
B : “ya, saya pernah bekerja.”
E. Menggunakan Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi (kata penghubung) menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain. Berikut uraian dan contoh konjungsi antar kalimat beserta fungsinya:
1.Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, seperti : biarpun demimikian/beitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.
Contoh : kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu, kami tetap menghargainya.
2.Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, seperti : sesudah itu, setelah itu dan selanjutnya.
Contoh : kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan kaki. Sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk.
3.Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti : tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
Contoh : kami menyambut pagi ini dengan suka cita. Tambahan pula, burung-burung juga ramai berkicau.
4.Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Seperti : sebaliknya.
Contoh : kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita harus menanam bibit-bibit baru.
5.Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya. Seperti : sesungguhnya dan bahwasanya.
Contoh : Kita di landa banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana itu telah kita ramalkan tahun kemaren.
6.Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, seperti : malahan, dan bahkan.
Contoh : Rumah-rumh di Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan, ada kampung ditengah laut yang dangkal.
7.Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan yang sebelumnya. Seperti: namun, akan tetapi.
Contoh : Keadaan memang sudah aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.
8.Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, seperti : dengan demikian.
Contoh : kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu harus menanggung semua resikonya.
9.Konjungsi yang menyatakan akibat, seperti oleh karena itu dan oleh sebab itu.
Contoh : Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya.
10.Konjungsi yang menyatakan mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, seperti sebelum itu.
Contoh : Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pemburu liar.
F. Hubungan Makna
Hubungan makna antar kata dapat berwujud:
1.Sinonim.
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama.
Contoh : a. yang sama maknanya :
sudah – telah,
sebab – karena.
b. Yang hampir sama maknanya :
untuk-bagi-buat-guna,
cinta-kasih-sayang.
1.Antonim
Yaitu kata-kata yang berlawanan makna.
Contoh : basar – kecil, siang – malam, panjang-pendek.
1.Homonim
Yaitu dua kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi”
Buku 2 : buku tulis.
1.Homograf
Yaitu kata-kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda.
Contoh : Mental 1 : terpelanting.
Mental2 : batin, jiwa.
1.Homofon
Yaitu kata-kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh : sangsi 1 : ragu-ragu, bimbang.
Sangsi 2 : tindakan, hukuman.
1.Polisemi
Yaitu satu kata yang memiliki makna banyak.
Contoh : JATUH
1.Didit jatuh dari sepeda
2.Harga gabah jatuh
3.Setiba di runah dia jatuh sakit
4.nilainya jatuh dalam ujian
1.Hiponim dan Hipernim
Hiponim yaitu kata-kata tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat (umum), hipernim (kelas atas) adalah sebaliknya (khusus).
Contoh : kata BUNGA merupakan hiponim
Sedangkan mawar, melati anggrek, dst adalah hipernim.
G. Ragam atau bentuk Paragraf
1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi yaitu karangan yang berisi cerita, ada pelaku peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya. Paragraf narasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a.Nrasi Espositoris
Yaitu paragraf yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara imformaif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.
b.Narasi Sugestif
Yaitu paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal pembaca tentang peristiwa tersebut.
Contoh paragraf narasi :
Hafiz terkejut menengar suara keponakannya itu, dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung. Ketika itu tampakla oleh hafiz mata air berbusa-busa naik ke atas dengan cepat, besar dan jernih….
2. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Ada dua macam paragraf eksposisi yaitu :
a.Paragraf eksposisi dengan pola pengembangan proses
b.Paragraf eksposisi dengan pola pengembangan ilustrasi
Contoh paragraf eksposisi:
Pelanggaran lalu lintas sering dilakukan, pelanggaran itu contohnya menyeberang tidak di tempat yang sudah di sediakan, bus menghentikan mobil sekehendak hati supir, pengendara kendaraan bermotor sering ngebut, pengedara juga banyak tidak memiliki SIM.
3. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi yaitu karangan yang berisi suatu yang dilihat, dirasa, dialami, dan sebagainya. Sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, merasa, mendengar mengalami, dan sebagainya. Apa yang digambarkan tersebut (mengfungsikan pancaindera pembaca).
Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :
1.Paragraf Deskripsi Spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsunya suatu peristiwa.
2.Paragraf Deskripsi Objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa danya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaaanya.
Contoh paragraf deskripsi :
Malam itu indah sekali, bintang-bintang di langit berkerlap-kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit, sesekali terdengar jangkrik mengusik sepinyanya malam.
4. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau gagasan sehingga pembaca meyakini kebenaran tersebut.
Contoh paragraf argumentatif :
Akibat perkembangan perekonomian dan pertambahan jumlah penduduk, komsumsi energi di dalam negeri juga meningkat. Kebutuhan gas di pulau jawa pada tahun 2002 sebanyak 943 juta kaki kubik per hari (MMCFD). Tahun 2005, meningkat menjadi 1,136 MMCFD. Pada tahun 2010, kebutuhan gas di pulau jawa diperkirakan 2.252 MMCFD dan tahun 2015, sebanyak 3,441 MMCFD.
5.Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah karangan yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang-orang tertentu atau kelompok atau masyarakat tentang sesuatu, agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan dan fakta.
Contoh paragraf persuasi :
Belakangan ini, negeri kita mengalami bencana secara beruntun. Jumlah korban sangat banyak. Biasanya kita membantu korban dengan menyumbang baju, mie instant, nasi bungkus, atau koran bekas. Namun, kita tidak tahu apakah bantuan kita sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan korban. Jangan-jangan bantuan kita malah merepotkan mereka atau sama sekali tak dapat di gunakan.
H. Memperkenalkan Diri dan Orang lain Dalam Forum Resmi
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembawa acara:
11.Menguasai situasi
12.Menguasai kaidah bahasa, seperti kata baku, penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, serta pemilahan kata yang tepat.
13.Mempunyai kepercayaan diri
14.Mengunakan gerak-gerik yang wajar.
15.Memiliki penampilan yang luwes serta terampil berimprovisasi (kata-kata dadakan).
Kalimat sapaan yang dapat digunakan bervariasi, tergantung pada konteks acara, konteks yang dimaksud antara lain:
1.siapa massa atau hadirin yang di hadapi, kelompok dewasa atau anak-anak.
2.apa acaranya
3.apa tujuan acara
4.bagaimana tingkat pengetahuan masa
5.waktu pelaksanaan acara
Contoh Rancangan Acara:
Rancangan acara Peringatan Bulan Bahasa:
a.Pembukaan
1.Sambutan ketua panitia
2.Sambutan kepala sekolah
b.Acara Inti
1.Pembacaan pemenang lomba membaca puisi
2.Pembacaan pemenang lomba teater
3.Pembacaan pemenang lomba menulis cerpen
4.Pembacaan pemenang lomba menulis puisi
5.Pementasan kreasi siswa
c.Penutup
Pembacaan doa.
Tuntunan Dalam Membawakan Acara:
1.Pembawa acara hendaknya memperkenalkan diri sebelum memandu acara demi acara, perkenalkan diri dengan sopan dan singkat. Selain itu, tugas pembawa acara salah satunya adalah memperkenalkan pembicara dalam forum diskusi tersebut.
2.Pembawa acara hendaknya menyapa massa atau hadirin, kalimat-kalimat sapaan mengekspresikan rasa hormat kepada massa serta sebagai sarana memfokuskan perhatian massa. Selain diungkapkan pada saat membuka acara, kalimat sapaan juga dapat diucapkan pada setiap pergantian acara.
3.Kalimat-kalimat sapaan biasanya didahului atau diikuti dengan pernyataan yang berisi ajakan.
4.Sebelum menyapa atau mengajak massa untuk beralih ke mata acara selanjutnya, hendaknya pembawa acara menyampaikan komentar singkat. Jika acara terdahulu nya berupa sambutan, ia diharapkan menyampaikan intisari atau pokok pembicaraan.
5.Pembawa acara mengakhiri seluruh rangkaian mata acara dengan mengucapkan terima kasih kepada massa.
Pidato
Pidato yaitu penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di depan umum.
Langkah-langkah dalam persiapan pidato :
1.Menentukan topik.
2.Menentukan maksud/tujuan.
3.Menganalisis situasi dan pendengar.
4.Memilih dan merumuskan topic ke dalam ide-ide yang lebih terperinci.
5.Mengumpulkan bahan.
6.Memahami dan mengahayati materi.
7.Melaksanakan pidato.
Metode Berpidato
Ada empat metode penyajian yang populer dalam berpidato, yaitu :
a.Metode Impromptu (spontan) : pidato dilakukan secara mendadak, tanpa persiapan.
b.Metode hafalan : pidato dilakukan dengan persiapan naskah lengkap yang dihafalkan kata demi kata.
c.Metode naskah : dilakukan dengan membaca naskah.
d.Metode ekstemporan : dilakukan dengan membawa catatan pokok-pokok pidato, lalu pembicara menyampaikannya sendiri di atas mimbar.
Hal-hal yang perlu dihindari saat berpidato :
1.Hindari gerak badan yang berlebihan.
2.Perhatian menyeluruh kepada pendengar.
3.tidak lesu.
4.Jangan monoton.
5.Letakkan naskah pidato di meja.
6.Jangan terpaku pada naskah.
Tema: Perpisahan Kelas XII
Tujuan : Memberi informasi dan kesan
1.Pembuka
Salam pembuka
Ucapan syukur kepada tuhan
Ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu
1.Isi Pidato
Pengakuan atau kesan selama berada di sekolah
Pesan kepada adik kelas
Makna perpisan dan pelepasan
1.Penutup
Permohonan maaf
Mohon doa dari guru dan adik kelas
Contoh kerangka pidato :
I.Langkah-langkah Membuat Ringkasan
1.Bacalah teks yang mau dirangkum dengan seksama.
2.Catatlah pokok-pokok informasi.
3.Urutkan pokok informasi tersebut secara runtut.
4.Ungkapkan pokok informasi tersebut dalam bentuk kalimat.
5.Gunakan kalimat yang benar dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
6.Gunakan kata-kata penguhubung antar kalimat.
KESASTRAAN
PUISI
Yaitu salah satu sarana untuk mengungkapkan berbagai perasaan, pengalaman, kritikan, dan juga harapan.
A.Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Pada Puisi
Unsur intrinsik yaitu unsur yang medukung dalam karya sastra itu sendiri. Yang termasuk unsur itu adalah:
a.Tema, yaitu pokok mpermasalahan yang mendasari penggubahan sebuah puisi. Misal tema perjuangan, kekecewaan, kemunafikan, penderitaan, percintaan, keagamaan, kekecewaan, dst.
b.Sudut Pandang Penyair, yaitu cara si pengarang mengisahkan atau menceritakan suatu cerita. Sudut pandang terbagi menjadi: orang I, dan orang III.
c.Latar atau setting, yaitu keterangan mengenai waktu, ruang, tempat, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.
d.Nada dan Suasana Puisi,yaitu suasana yang menyertai kejadian, peristiwa, atau hal-hal, yang diungkapkan dalam puisi, misalnya gimbira, sedih, marah, haru.
Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang mendukung dari luar karya sastra itu sendiri. Yang termasuk unsur ini yaitu :
a.Amanat, yaitu pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang dikarangnya, amanat yang disampaikan dapat secara langsung (tertulis) atau tidak langsung (tersirat).
b.Riwayat penyair itu sendiri.
c.Nilai-nilai dalam kehidupan, Yaitu :
1.nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti baik dan buruk.
2.Nilai sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan masyarakat (menolong, tenggang rasa).
3.Nilai budaya, yaitu konsep mengenai masalah dasar yang sangat penting dan sangat bernilai dalam kehidupan manusia (adapt istiadat, kesenian, kepercayaan, upacara adat)
4.Nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra (tentang bahasa, alur, tema)
B.Langkah-langkah Menulis Puisi
a.Menentukan tema, yaitu pokok persoalan yang akan dikemukakan dalam membentuk puisi.
b.Melakukan pengamatan terhadap objek yang dijadikan pokok persoalan dalam puisi.
c.Mengembangkan tema dalam bentuk puisi dengan memperhatikan pilihan kata (diksi) dan majas yang sesuai.
d.Gunakan imaji dengar, gerak, dan penglihatan.
e.Tentukan pola rima yang akan digunakan.
Dalam menulis puisi harus memperhatikan bait, rima, dan irama.
a.Bait adalah satu kesatuan puisi dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris. Fungsi bait adalah membagi puisi menjadi bab-bab pendek.
b.Rima atau sajak adalah persamaan atau pengulangan bunyi.persamaan bunyi tidak terbatas pada akhir baris, tetapi keseluruhan baris, bahkan bait.
c.Irama adalah hampir sama dengan irama dalam musik tapi bedanya tempo dalam puisi tergantung banyaknya bunyi suku kata.Menurut kamus besar bahasa Indonesia irama yaitu alunan yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek serta kemerduan bunyi (dalam prosa).
Agar dapat lebih mahir menulis puisi, berikut akan dijelasakan unsur-unsur dalam puisi meliputi :
1.Diksi, yaitu pilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat.
2.Makna denotasi, yaitu makna yang mengacu pada referencinya, yaitu makna yang ada dalam pikiran pemakainya.
3.Makna konotasi, yaitu makna yang di dasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan oleh pembicara atau pendengar.
4.Citraan, yaitu gambaran yang muncul di benak pembaca puisi. Citraan dapat dibedakan menjadi tujuh bagian yaitu :
·Citraan Penglihatan, citraan ini dihasilkan dengan memberi rangsangan indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah kelihatan.
·Citraan pendengaran, yaitu dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau onomatope dan persajakan yang berturut-turut sehingga hal-hal yang tidak terdengar menjadi seolah-olah terdengar.
·Citraan perasaan, yaitu dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan isi atau suasana hati sehingga menjadi seolah-olah pembaca ikut merasakan.
·Citraan penciuman, yaitu dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bau atau aroma sehingga hal-hal yang tidak tercium menjadi seolah-olah tercium.
·Citraan rabaan, yaitu citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada sentuhan.
·Citraan pikiran atau intelektual yaitu citraan yng dihasilkan asosiasi pikiran.
·Citraan gerak, yaitu dihasilkan dengan menghidupkan dan memvisualkan suatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak.
C.Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru
Puisi Lama
Ciri puisi lama yaitu :
·Cenderung statis, monoton, dan anonym merupakan cerminan dari karakter kebudayaan masyarakat zaman dahulu.
·Bentuk satu dengan yang lain selalu mirip.
Bentuk-bentuk puisi lama yaitu :
a.Mantra, yaitu puisi yang berisi puji-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau dikeramatkan .
b.Bidal, yaitu puisi yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, dengan menggunakan bahasa kiasan dan dapat dibedakan menjadi : pepatah, tamsil, kiasan, perumpamaan dan pameo.
c.Pantun, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Ciri-ciri pantu :
1.tiap bait terdiri dari empat baris
2.tiap baris terdiri dari 8-12 susku kata
3.rumus persajakan a-b-a-b
4.baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
d.Talibun, yaitu jenis pantun tetapi jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat
e.Gurindam, yaitu puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri dua baris, persajakannya a-a dan isi atau temanya adalah nasehat, hal-hal yang mendidik, dan masalah agama.
f.Seloka, yaitu pantun berbingkai, perberdaannya dengan pantun adalah kalimat kedua dan keempat pada bait pertama diulang kembali menjadi kalimat pertama dan kalimat ketiga bait kedua, begitu seterusnya.
g.Syair, dapat diartikan menjadi dua pengertian yaitu:
·Syair sebagai salah satu bentuk puisi lama
·Syair yang berarti sajak atau puisi sehingga kita mengenal istilah penyair yang berarti pencipta puisi.
Ciri-ciri syair :
1.bentuk puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat buah baris
2.tiap bait bersajak a-a-a-a
3.tiap bait merupakan isi sajak (tidak mengandung sampiran)
4.rentetan bait itu mengisahkan sebuah cerita
h.Kit’ah, yaitu puisi arab yang berisi nasihat-nasihat.
i.Gazal, yaitu puisi arab yang berisi cinta kasih
j.Nazam, yaitu puisi arab yang berisi hamba sahaya, raja, sultan, pangeran, atau bangsawan istana.
k.Ruba’I, yaitu puisi arab yang berkaitan dengan nasihat-nasihat.
l.Masnawi, yaitu puisi arab yang berisi puji-pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Puisi Baru
Puisi baru lahir di Indonesia lahir tahun 1920an yakni sejak angkatan pra pujangga baru.
Ciri-ciri puisi baru:
·Bebas dalam menggunakan rima
·Bebas memilih kata-kata dan perbandingan-perbandingan
·Bebas menetukan irama
Bentuk-bentuk puisi baru :
a.Distikon, yaitu sajak yang terdiri dari dua baris kalimat setiap baitnya, bersajak a-a.
b.Tarzina, yaitu sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari tiga kalimat, bersajak a-a-a, a-a-b, a-b-a, a-b-b.
c.Kuatrin, yaitu sajak empat seuntai artinya setiap baitnya terdiri dari empat buah kalimat. Bersajak ab/ab, aa-aa, ab/ab, atau aa/bb.
d.Kuint, yaitu sajak yang terdiri dari lima baris kalimat dalam setiap baitnya, besajak a-a-a-a-a.
e.Sektet, yaitu sajak atau puisi yang terdiri dari enam buah kalimat dalam tiap baitnya. Sajaknya tidak beraturan.
f.Septina, yaitu sajak yang setiap baitnya terdiri dari tujuh buah kalimat, sajaknya tidak beraturan.
g.Stanza, yaitu sajak delapan seuntai, setiap baitnya terdiri dari delapan buah kalimat. Stanza juga disebut dengan oktava. Sajaknya tidak berurutan.
Berdasarkan ISI puisi baru dapat dibedakan sebagai berikut :
a.Ode, yaitu sajak yang isinya mengandung pujian kepada sesorang, suatu bangsa, atau sesuatu yang dianggap mulia.
b.Himne, yaitu sajak pujian kepada tuhan yang maha kuasa, sering disebut sajak ketuhanan.
c.Elegi, yaitu sajak yang berisi duka nestapa. Sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang pedih dan menyayat hati.
d.Epigram, yaitu sajak yang berisi ajaran-ajaran moral, nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas.
e.Satire, yaitu sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar, dan tajam terhadap suatu ketidakadilan dalam masyarkat.
f.Romance, yaitu sajak yang berisi cinta kasih, cinta kasih ini tidak hanya antara sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segala hal.
g.Balada, yaitu sajak yang berisi cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khalan penyairnya saja.
D.Pembacaan Puisi Dengan Tepat
Untuk dapat membacakan puisi dengan baik dan benar ada dua tahapan yaitu tahapan kedalam dan keluar.
Tahapan kedalam yaitu :
a.Pembaca melakukan proses interpretasi (penjiwaan) dan internalisasi (peresapan).
b.Menafsirkan maksud setiap kata, larik, dan bait puisi.
Tahapan keluar yaitu :
1.Artikulasi, yaitu pengucapan kata yang tepat, dijaga kemurniannya dari aksen atau dari logat daerah tertentu.
2.Irama, yaitu totalitas dari tinggi rendah, keras lembut, dan panjang pendek suara.
3.Intonasi, ada tiga jenis intonasi yaitu :
a.tekanan dinamik, yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.
b.Tekanan nada, yaitu tinggi rendahnya suara.
c.Tekanan tempo, cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
4.Ekspresi atau penjiwaan, yaitu pernyataan perasaan hasil penjiwaan isi puisi.
Macam-macam Majas yang Sering digunakan dalam Puisi
A.Majas Perbandingan
1.Asosiasi, yaitu perbandingan dua hal yang hakekatnya berbeda, tetapi dianggap sama, majas ini ditandai dengan penggunaan kata bagai, bagaikan seumpama, dan seperti.
Contoh : hatiku pedih seperti disayat sembilu.
2.Metafora, yaitu majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
Contoh : auman raja hutan menggelegar dalam kesunyian hutan.
3.Personifikasi, yaitu majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh : angin berbisik menghembuskan kedamaian
4.Alegori, yaitu majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh : pernikahan merupakan bahtera yang harus dijalani dengan hati-hati.
B.Majas Pertentangan
1.Hiperbola, yaitu majas yang mengadung pernyataan yang berlebih lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh.
Contoh : tubuhnya hanya tinggal tulang dibaluti kulit setelah ibunya meninggal
dunia.
2.Litotes, yaitu majas yang ditujukan untuk mengurangi atau mengecilkan kenyataan sebenarnya atau merendahkan diri.
Contoh : aku berharap dia menerima pengorbananku yang tak berarti ini.
3.Ironi, yaitu majas yang menyatakan makna bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-ngolok.
Contoh : kamu memang anak rajin, jam 11,00 baru bangun.
4.Sinisme, yaitu majas yang menyatakan makna sindiran secara langsung.
Contoh : perilakumu sungguh membuatku muak.
5.Oksimoron, yaitu majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis.
C.Majas Pertauatan
1.Metonimia, yaitu majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal lainnya sebagai penggantinya.
Contoh : kami pergi ke Bogor dengan mengendarai Toyota.
2.Sinekdoke, yaitu majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluryhannya atau sebaliknya. Sinekdoke terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian dari suatu benda untuk benda itu secara keseluruhan. Contoh : ayah mengorbankan dua ekor kambing pada idul adha tahun ini.
b.Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh : kelas kami mendapatkan pengahagaan sebagai kelas terbersih tahun ini.
3.Alusi, yaitu majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh : peristiwa ini mengingatkan pada kekejaman penjajahan Jepang di Indonesia.
4.Eufemisme, yaitu majas atau mempergunakan kata-kata atau ungkapan halus untuk menggantikan acuan-acuan yang dirasakan menghina, menyinggung perasaaan atau tidak menyenakan.
Contoh : bolehkah saya ijin ke kamar kecil dulu.
5.Elipsis, yaitu majas yang menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar.
Contoh : kami ke jogyakarta dengan kereta api.
6.Inversi, yaitu majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh : aku dan dia telah berpisah.
D.Majas Penegasan
1.Pleonasme, yaitu majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh : mari, naik ke atas agar anda dapat melihat pemandangan dari kejauhan.
2.Klimaks, yaitu majas yang menyatakan beberpa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat.
Contoh : semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua memenuhi arena pasar malam itu.
3.Antiklimaks, yaitu majas yang menyatakan hal berturut-turut yang makin lama makin menurun.
Contoh: para bupati, camat, kepala desa menghadiri peresmian gedung serba guna.
4.Retoris, yaitu majas yang berupa kalimat Tanya yang jawabannya sudah diketahui.
Contoh : siapakah yang tidak ingin hidup senang.
5.Aliterasi, majas yang memanfaatkan kata-kata bunyi awalnya sama.
Contoh : inikah indahnya impian?
6.Antanaklasis, yaitu majas yang mengadung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : ibu membawa buah tangan dari Malang, yaitu buah apel yang ranum-ranum.
7.Repetisi, yaitu majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh : selamat tinggal sahabatku, selamat tinggal kawan karibku, selamat tinggal teman sejatiku.
8.Parelisme, yaitu majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda.
Contoh : hati ini biru
Hati ini lagu
Hati ini debu
9.kiasmus, yaitu majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh : mereka yang kaya merasakan dirinya miskin, sedangkan mereka yang miskin merasakan dirinya kaya.
Agar puisi enak di baca kita harus menyisipkan tanda-tanda henti, yaitu sebagai berikut :
a.Tanda koma, biasanya diganti dengan (/)
b.Tanda titik, biasanya diganti dengan (//)
c.Tanda pemisah bait, biasanya diganti dengan (///).
Periodeisasi Sejarah Sastra Indonesia
A.Periode Balai Pustaka
Tokoh-tokoh dan karyanya :
1.Muh. Yamin berjudul Tanah Air
2.Rustam effendi berjudul Bebasari
3.Merari siregar berjudul Azab dan Sengsara
4.M. Kasim berjudul Muda Teruna
5.Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya
6.H. M. Zainudin berjudul Jumpa Aceh
7.Sutan Sati berjudul Tak disangka
8.Sutan Takdir Ali syabana berjudul tak Putus Dirundung Malang
9.Abdul Muis berjudul Salah Asuhan
10.Sanusi Pane berjudul Pancaran Cinta
B.Periode Pujangga Baru
Tokoh-tokoh dan Karyanya :
1.Armin Pane berjudul Kisah Antara manusia, Jinak-jinak Merpati, jiwa berjiwa.
2.Amir Hamzah berjudul buah rindu, janji sunyi.
3.J.E. Tatengkeng berjudul Rindu dendam.
4.Asmara hadi berjudul kusangka dulu, kungiat padamu, buruh.
5.M. R. Dajoh berjudul syair untuk A.S.I.B.
6.Muhammad Zain Saidi berjudul di kaki gunung.
7.A. Rivai berjudul gubahan
C.Periode Angkatan 45
Tokoh-tokoh dan karyanya :
1.Chairil Anwar berjudul Aku, Diponogoro, Doa.
2.Asrul sani berjudul mantera, surat dari ibu.
3.Rivai Apin berjudul tiga menguak takdir
4.Idrus berjudul dengan mata terbuka, hati nurani manusia.
5.Acdhiat K. Miharja berjudul atheis, polemic kebudayaan.
6.Pramodya Ananta Toer berjudul Blora, keluarga gerilya.
7.Mochtar Lubis berjudul tak ada esok, jalan tak ada ujung.
8.Utuy T Sontani berjudul suling, bunga rumahmakan, sang kuriang, si kabayan.
9.Sitor Sutumorang berjudul surat kerts hijau, orang asing.
10.AOH K. Hadimaja berjudul pecahan ratna, dibawah kaki kebesaranMu.
11.M. balfas berjudul anak revolusi
12.Rusman Sutiasumarga berjudul gadis bekasi
13.Trisno Sumarjo berjudul kata hati, perbuatan
14.MH. Rustandi Kartakusuma berjudul merah semua putih semua.
D.Periode Angkatan 66
Tokoh-tokoh dan karyanya :
1.Nugroho Notosusanto berjudul hujan kepagian, tiga kota.
2.A.A. Navis berjudul Robohnya Surau Kami.
3.Trisnojuwono berjudul laki-laki dan mesiu, di medan perang.
4.Iwan Simatupang berjudul bulan bujur sangkar, taman.
5.Toha Mohtar berjudul pulang.
6.Subagio Satrowardoyo berjudul Kejantanan di Sumbing, perawan tua.
7.Motinggo Boesje berjudul malam jahanam, badai sampai sore.
8.Toto Sudarto Bahtiar berjudul tentang kemerdekaan, pahlawan tak dikenal.
9.W. S Rendra berjudul terbunuhnya atom karpo, dengan kasih sayang.
10.Ramadhan K. H berjudul dendang sayang, rojan revolusi.
11.Kirjdomulyo berjudul orang-orang ditikungan jalan
12.Nasjah Yamin berjudul sekelumit nyanyian sunda.
13.H.M. Jusa Biran berjudul bung besar, arjawi ke ibu kota.
14.NH. Dini berjudul dua dunia, perempuan warung, kelahiran.
CERPEN
Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai di baca dalam sekali duduk, berkisar antara setengah sampai dua jam.
Unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen
A.Unsur Intrinsik
Yaitu unsur yang mendukung dalam karya sastra tersebut.
1.Tema, yaitu gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Misal : masalah perjuangan, kepahlawanan, kekecewaan, keagamaan, dll.
2.Alur/Plot, yaitu peristiwa yang membentuk jalan cerita. Berdasarkan jenisnya alur dapat dibagi menjadi :
a.alur maju : kejadian sekarang ke masa depan.
b.Alur mundur : kejadian dulu ke masa sekarang.
c.Alur campuran : gabungan alur maju dan mundur.
Unsur dalam pengembangn alur mengenal tiga tahap yaitu :
a.Tahap Peristiwa : peralihan dari satu keadaan ke keadaan lain
b.Tahap Konflik : sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.
c.Tahap Klimaks/Penyelasaian : Menentukan permasalahan (konflik) itu akan diselesaikan.
3.Latar, yaitu keterangan mengenai waktu, ruang/tempat, dan suasana lakuan dalam karya sastra.
4.Tokoh Dan Penokohan, tokoh yaitu menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Sedangkan penokohan adalah menunjuk pada sikap pribadi tokoh. Misal tokohnya sebagai Ahmad dan penokohannya bersifat sombong,
Tokoh dalam fiksi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut :
a.Berdasarkan peranan tokoh, yaitu :
·Tokoh utama, yaitu tokoh yang diutamakan dalam karya sastra tersebut.
·Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh yang kehadirannya dalam suatu cerita untuk melengkapi tokoh utama.
b.Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, yaitu :
·Tokoh protagonis, yaitu tokoh baik, tokoh yang menerapkan norma-norma, nilai-nilai, yang baik bagi kita.
·Tokoh antagonis, yaitu tokoh jahat, tokoh yang selalu bertentangan dengan tokoh protagonis.
5.Sudut Pandang, yaitu cara penulis menyampaikan cerita, dengan menggunakan sudut pandang orang pertama datau orang ketiga.
6.Gaya Bahasa, yaitu pilihan kata dan struktur kalimat yang digunakan pengarang.
B.Unsur Ekstrinsik
Yaitu unsur yang mendukung dari luar karya satra tersebut.
1.Amanat, yaitu pesan yang disampaikan pengarang melalui isi cerita yang dikarangnya. Amanat yang disampaikan dapat secara langsung (tertulis), melalui dialog antar tokoh dalam cerita atau tidak langsung (tersirat).
2.Nilai-nilai, yaitu :
a.Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti baik dan buruk.
b.Nilai sosial, yaitu hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat.
c.Nilai budaya, yaitu konsep mengenai masalah dasar yang sangat penting dalam kehidupan manusia (adapt istiadat, kesenian, kepercayaan).
d.Nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra (tentang bahasa, alur, tema).
C.Langkah-langkah Menulis Cerpen
1.Menentukan tema serta plot atau alur ceritanya.
2.Menetukan tokoh serta penokohan atau perwatakannya.
3.Menentukan sudut pandang yang digunakan.
4.Menggunakan gaya bahasa dan majas untuk memperindah karangan.
Aktor yaitu pekerja seni atau pemain film.
Alternative yaitu pilihan.
Antisipasi adalah mencegah.
Audiens adalah para peserta.
Brand yaitu merek.
Bogem yaitu pukulan.
Cross Jender yaitu lawan jenis.
Emosional Question (EQ) adalah kecerdasan emosional.
Enjabemen adalah loncatan kata pada saat pembacaan puisi.
Fenomena yaitu gejala.
Frasa adalah satuan bahasa terdiri atas dua kata atau lebih yang dalam struktur kalimat tidak melampaui satu fungsi.
Ganteng yaitu tampan.
Gender yaitu pembedaan berdasarkan jenis kelamin.
Intensif adalah sepenuhnya.
Insight yaitu wawasan.
Insiden yaitu kejadiaan
Imbuhan asing adalah imbuhan yang diserap dari bahasa lain, baik bahasa daerah, bahasa asing maupun sanskerta.
Inteligen Question (IQ) adalah kecerdasan intelektual.
Kata serapan adalah kata/istilah bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa lain, baik daerah maupun asing.
Kata kajian adalah kata yang dipergunakan dalam pengkajian suatu bidang.
Kerap yaitu sering.
Kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih yang salah satunya merupakan induk kalimat dan yang lain sebagai anak kalimat.
Klausa adalah susunan kata-kata yang sekurang-kuarangnya terdiri atas subjek dan predikat yang belum diakhiri intonasi atau tanda baca final.
Lokakarya atau Workshop adalah pertemuan para pakar membahas sesuatu masalah yang berkenaan dengan pelaksaan keahliannya.
Licentia Poetica adalah kebebasan penyair menggunakan bahasa untuk mengekspresikan perasaan.
Lantaran yaitu karena.
Lengket yaitu akrab.
Menyimak Kreatif adalah menyimak yang bertujuan meneruskan informasi kepada orang lain.
Marketing yaitu pemasaran.
Makna denotasi adalah makna sebenarnya sebuah kata.
Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesautu yang lain.
Opini adalah pendapat.
Puisi diafan adalah puisi yang isinya mudah dipahami karena menggunakan kata-kata lugas. Puisi angkatan pujangga baru termasuk puisi diafan.
Puisi prismatis adalah puisi yang isinya sulit dipahami karena terpancar dalam beragam makna sehingga tergantung pada penafsiran pembaca.
Profesi yaitu pekerjaan atau mata pencaharian.
Property yaitu perlengkapan
Periodisasi Sastra yaitu pembagian atau pembabakan sastra menurut waktu.
Paragraf deduktif adalah paragraf yang pikiran utamanya ada di bagian awal paragraf.
Paragraf induktif adalah paragraf yang pikiran utamnya ada dibagian akhir paragrapf.
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam baris sajak, di awal baris sajak, maupun di akhir baris sajak.
Seminar adalah pertemuan membahas suatu masalah di bawah pimpinan pakar.
Simposium adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topic tertentu.
Soneta adalah salah satu bentuk puisi baru yang berasal dari sastra eropa. Yang terdiri atas 14 baris (2 kuartrain dan 2 terzina), berisi tentang curahan rasa cinta kepada kekasih. Sonata dipelopori oleh Muhammad Yamin dan Rustam Effendi.
Spiritual Question (SQ) adalah kecerdasan spiritual.
Sinopsis adalah ringkasan.
Tipografi secara harfiah yaitu seni penyusunan atau pengelompokkan baris-baris puisi sehingga terbentuk tampilan komposisi baris/bait yang menarik.
Target market yaitu pasar sasaran.
Transparan adalah secara terbuka.
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang bermakna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar