Oleh: Midun Aliassyah
Mahasiswa Adalah Sebuah Kesempatan?
Berbahagialah kawan, jika kita sekarang ini memiliki gelar seorang mahasiswa, karena banyak di luar sana banyak anak yang tidak bisa bahkan bermimpi saja tidak dapat untuk menjadi seorang mahasiswa. Mungkin sedikit lebay, bahwasanya menjadi mahasiswa adalah sebuah kesempatan. Seyogyanya memanfaatkan kesempatan dengan baik adalah hal penting. Karena kesempatan tidak akan dapat kita ulang kembali, di masa di mana kita masih bisa merasakan bangku perkuliahan, mengerjakan tugas, laporan, makalah, tugas praktikum, kuliah lapang dan skripsi. Maka dari itu sebagai mahasiswa tidak seharusnya mengeluh, patah arang, dan jangan mudah menyerah.
Bagaimanakah fenomena yang terjadi sekarang ini dari mahasiswa? Sangat ironis sekali, ketika melihat realita mahasiswa sekarang ini. Mereka kebanyakan tidak memanfaatkan kesempatan yang dimilikinya, melainkan mereka hanya leha-leha ndak karuan, berfoya-foya sana-sini dengan rutinitas yang tidak jelas. Memang mahasiswa tipe seperti itu adalah tipe beruang, atau disebut mahasiswa berduit. Padahal kita sadari, bahwa uang yang mereka punya adalah uang pemberian orangtuanya. Mereka tidak menyadari bahwa seandainya itu semua habis, atau ada suatu hal yang menyebabkan semua harta keluarganya ludez, apa yang akan mereka harapkan? Jika semuanya sudah tidak ada, hanya penyesalan pada akhir yang mereka tangisi.
Bila melihat permasalahan di atas, tidaklah 100 % sepatutnya yang disalahkan pihak mahasiswa, bisa jadi faktor-faktor seperti itu timbul dari pengaruh pergaulan, kebiasaan hidup konsumtif dalam keluarga, atau faktor eksternal lainnya. Dan seharusnya orang tualah yang sudah sepatutnya melakukan langkah utama untuk memberikan nasehat-nasehat positif atau motivasi belajar kepada anaknya, agar berprestasi dalam pendidikan dan memanfaatkan kesempatan belajar dengan baik dan benar sesuai harapan dan cita-cita.
Hakikat Agent Of Change
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang mahasiswa?
Pertanyaan ini mengandaikan adanya satu konsep tentang mahasiswa. Untuk dapat menjawabnya perlu diketahui lebih dahulu apa itu mahasiswa. Setelah itu dapat diketahui apa keutamaan tugas seorang mahasiswa dan bagaimana sebaiknya mereka berlaku di masyarakat.
Mahasiswa secara harafiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, entah di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai pelajar di sebuah perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa. Menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif.
Hakikat mahasiswa sebagai agent of change (agen dari perubahan) kelak akan dijalankan oleh mahasiswa ketika ia terjun ke dalam masyarakat. Ia dituntut untuk melatih dirinya sebagai agen perubahan dan memiliki kepekaan terhadap berbagai hal yang membutuhkan pembaruan, serta perbaikan di berbagai bidang. Kepekaan itu harus dilatih sejak awal ia masuk di perguruan tinggi.
Peran mahasiswa sebagai calon pembaharu, berkaitan erat dengan perannya sebagai calon cendekiawan. Sebagai calon cendekiawan, mahasiswa harus melatih kepekaannya sedemikian rupa sehingga pada saat terjun ke masyarakat ia siap menjalankan perannya sebagai cendekiawan. Kelak, sebagai seorang cendekiawan ia dituntut menyumbangkan pemikiran untuk melakukan berbagai perbaikan terhadap masyarakat dan bangsa.
Mahasiswa Idola Masa Depan
Seperti apakah mahasiswa idola masa depan? Mahasiswa masa depan adalah mahasiswa calon pembaharu, calon cendekiawan dan calon penyangga keberlangsungan hidup masyarakat dan bangsa.
Seorang mahasiswa nantinya diharapkan menjadi pembaharu, cendekiawan, dan penyangga keberlangsungan hidup masyarakat. Tiga hal itu menjadi tujuan yang akan dicapai oleh mahasiswa di saat menuntut ilmu di perguruan tinggi. Dan tiga poin tersebut juga merupakan dasar bagi penentu kualitas-kualitas psikologis apa yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Tujuan-tujuan itu juga menjadi dasar pertimbangan bagi penentuan kegiatan-kegiatan apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh mahasiswa. Karena diharapkan setelah lulus mahasiswa dituntut untuk terus meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya, dengan tujuan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dan berguna bagi kalayak orang banyak.
Seorang mahasiswa juga dituntut memiliki tiga kualitas kemampuan psikologis, di antaranya: keterbukaan pikiran, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas. Keterbukaan pikiran adalah kegiatan mental yang dilakukan manusia untuk mengolah informasi, baik yang diperoleh dari lingkungan maupun yang sudah ada dalam benak. Dari definisi tentang keterbukaan berpikir tersebut dapat disimpulkan, bahwa berpikir harus selalu melibatkan informasi. Tanpa informasi, manusia tidak dapat berpikir. Semakin banyak informasi yang kita peroleh, semakin lancar kegiatan berpikir kita. Implikasinya, semakin manusia mampu menyerap informasi, semakin ia mampu berpikir dengan baik.
Apa jadinya kalau cara berpikir mahasiswa tidak terbuka?
Mahasiswa sebagai calon pembaharu, calon cendekiawan dan penopang hidup masyarakat membutuhkan kualitas keterbukaan pikiran agar dapat membuka diri ke berbagai hal-hal baru. Untuk dapat melakukan pembaruan, seseorang harus mampu melihat berbagai hal yang berbeda dengan kondisi yang ada saat ini. Ia harus dapat membuka dirinya terhadap berbagai kemungkinan.
Kualitas kedua yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa adalah kemampuan berpikir kritis. Setiap saat seorang mahasiswa selalu berhadapan dengan informasi, baik dari buku, hasil observasi, media massa, iklan, juga dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Sebagian besar informasi berasal dari pernyataan-pernyataan verbal. Informasi digunakan untuk membuat analisis dan kesimpulan yang akan dituangkan dalam tulisan, juga untuk menentukan berbagai keputusan.
Mahasiswa sebagai calon pembaharu dan cendikiawan, diharuskan mampu melatih kemampuannya menimbang informasi secara cermat. Agar nantinya saat terjun ke dalam masyarakat ia dapat memberikan masukan-masukan intelek yang tepat dan membantu masyarakatnya terhindar dari kerugian akibat kesalahan menggunakan informasi. Inti dari berpikir kritis adalah tidak begitu saja menerima apa yang ada. Seorang yang berpikir kritis akan menanggapi secara hati-hati informasi-informasi yang diperolehnya. Sebelum ia mengambil keputusan tentang sebuah informasi, ia terlebih dahulu menimbang-nimbang informasi itu dengan cermat, sistematis dan memanfaatkan informasi-informasi tambahan yang mungkin ia peroleh.
Kualitas berikutnya yang harus dimiliki mahasiswa adalah kreativitas. Definisi dari kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif menurut Takwin ( 58:1997), merupakan kemampuan untuk membuat produk atau kombinasi baru berdasarkan data atau informasi yang tersedia, dilakukan melalui kegiatan menemukan berbagai kemungkinan solusi serta didasarkan pada kriteria kelancaran, keaslian, keluwesan, kemampuan mengelaborasi, dan mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan kombinasi baru yang dihasilkan.
Mahasiswa harus memiliki kemampuan kreatif. Bahwasanya kemampuan itu dibutuhkan untuk menciptakan hal-hal baru dan untuk menjawab permasalahan atau pemenuhan kebutuhan yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain, ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat maka diharapkan seorang mahasiswa dapat menjawab dan memberikan solusinya atas permasalahan itu.
Kesenjangan antara kebutuhan dengan alat pemenuh kebutuhan saat ini menuntut seseorang untuk mengurangi bahkan menghapus kesenjangan itu dengan menciptakan produk-produk baru. Penemuan-penemuan hal baru itu diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan tugas pembaharuan itu yang nantinya akan disandang oleh mahasiswa. Di sini menjadi jelas bahwa mahasiswa membutuhkan kreativitas agar nantinya mampu menjadi pembaharu dan mampu memberi arah kepada masyarakat ke jalan yang lebih sejahtera.
Demikian beberapa catatan penting untuk diketahui oleh seorang mahasiswa. Bahwasanya seorang mahasiswa tidak hanya ingin menjadi mahasiswa dalam makna administratif, dan tidak juga menyianyiakan kesempatan menjadi seorang mahasiswa. Makna menjadi mahasiswa lebih jauh dari sekedar terdaftar dan belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa yang diharapkan akan menjadi pelopor bagi kemajuan dan penopang keberlangsung hidup masyarakatnya, memerlukan jauh lebih dari sekedar kuliah di kelas dan menghafal apa yang dikatakan dosen. Sejak awal seorang mahasiswa harus membiasakan diri berkutat dengan berbagai persoalan dalam masyarakat. Sebab persoalan-persoalan itu nantinya akan menjadi persoalan yang harus dihadapi dan diselesaikannya. Hakikatnya menjadi mahasiswa berarti menjadi orang yang terlibat dalam persoalan-persoalan yang terjadi di dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar